KOMPAS.com - Ebola merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi virus mematikan.
Kondisi ini ditandai dengan gejala demam, diare, muntah-muntah, serta perdarahan di dalam tubuh.
Ebola merupakan penyakit langka yang sangat jarang terjadi namun sering kali berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.
Baca juga: Mengenal Sejarah Virus Ebola
Hal ini dikarenakan virus Ebola menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah di dalam tubuh yang memicu terjadinya perdarahan internal.
Selain itu, virus Ebola juga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan yang dapat mengakibatkan kematian.
Virus Ebola merupakan virus zoonosis, yang berarti bahwa virus ini berasal dari hewan yang kemudian menyebar ke manusia.
Penularan virus Ebola di antara manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah, air liur, lendir, urine, dan air mani orang yang terinfeksi.
Hingga saat ini, belum pernah ditemukan kasus penyakit Ebola di Indonesia. Namun, penting untuk tetap waspada dan mencegah penularan penyakit ini.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus Ebola diduga berawal dari interaksi antara manusia dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar dan hewan primata.
Sejak saat itu, penularan virus mulai menyebar dari orang ke orang dan berpotensi memengaruhi banyak orang.
Virus Ebola dapat menyebar dari penderita ke dalam tubuh orang lain melalui luka terbuka pada kulit atau lapisan dalam hidung, mulut, dan dubur.
Selain itu, virus Ebola juga dapat menular melalui kontak langsung dengan beberapa hal berikut:
Baca juga: Infeksi Virus
Maka dari itu, melakukan hubungan seksual secara oral, vaginal, atau anal dengan pria yang sembuh dari Ebola dapat menyebarkan virus
Penderita Ebola tidak akan menularkan virus ke orang lain hingga mereka merasakan gejala dari Ebola.
Virus Ebola juga tidak ditularkan melalui gigitan nyamuk. Pada sebagian kasus, seseorang terinfeksi virus Ebola akibat mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi.
Merangkum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit ini ditandai dengan gejala yang muncul dalam 2 hingga 21 hari setelah terpapar virus.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri
Gejala awal yang muncul, meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta tubuh yang lemah.
Seiring waktu, penyakit ini akan semakin parah dan menimbulkan gejala yang semakin parah juga, seperti:
Penyakit Ebola merupakan penyakit langka yang terjadi sangat cepat dan kerap mematikan.
Maka dari itu, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis agar kondisi ini tidak semakin membahayakan nyawa.
Dikutip dari Medical News Today, penyakit Ebola disebabkan oleh infeksi virus yang berasal dari keluarga virus Filoviridae.
Virus Ebola merupakan virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa hewan yang dapat menularkan virus penyebab Ebola, meliputi:
Baca juga: Gejala Demam Karena Infeksi Virus
Sementara itu, penularan antarmanusia terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi virus Ebola.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan melalui masa inkubasi yang dapat berlangsung selama 2 sampai 21 hari, hingga akhirnya menimbulkan gejala.
Masa inkubasi yang cukup lama menyebabkan seseorang baru menyadari bahwa dirinya terpapar virus setelah mengalami gejala.
Kondisi tersebut menyebabkan seseorang yang terpapar virus Ebola tetap melakukan interaksi dan kontak langsung dengan orang lain.
Hal inilah yang menyebabkan Ebola sulit dikendalikan dan dapat menyebar dengan cepat.
Merangkum dari Medical News Today dan Healthline, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini:
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Face Shield untuk Cegah Infeksi Virus
Dirangkum dari Medical News Today dan Healthline, dikarenakan Ebola merupakan penyakit dengan gejala yang mirip dengan penyakit infeksi lain menyebabkan kondisi ini sulit dideteksi.
Jika seseorang menunjukkan gejala infeksi virus Ebola maka dokter akan melakukan isolasi guna mencegah penularan penyakit ini.
Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk memastikan diagnosis Ebola:
Dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi sebagai respons tubuh terhadap keberadaan virus Ebola di dalam tubuh.
Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah putih, trombosit, fungsi hati, dan masalah pembekuan darah.
Pada pemeriksaan ini dokter akan menggunakan metode antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Dengan menggunakan metode ELISA, dokter dapat mengetahui antibodi IgM dan IgG virus Ebola.
Melalui metode pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi keberadaan virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit.
Baca juga: Yang Harus Kita Tahu tentang Mencuci Tangan untuk Cegah Infeksi Virus
Menurut Healthline, hingga saat ini masih belum ditemukan obat antivirus yang dapat menyembuhkan penyakit Ebola.
Namun, penanganan yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejala yang dirasakan pasien.
Beberapa penanganan yang dapat membantu mengatasi penyakit Ebola, meliputi:
Dikutip dari MedicineNet, beberapa komplikasi yang muncul akibat ebola adalah:
Baca juga: Dapatkah Infeksi Virus Sebabkan Kanker?
Merangkum dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan MedlinePlus, salah satu cara untuk mencegah Ebola adalah tidak mengunjungi daerah dengan kasus Ebola.
Namun, jika berencana untuk bepergian ke daerah dengan kasus Ebola maka terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini, yaitu:
Selain itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh petugas medis atau seseorang yang merawat penderita Ebola untuk mengurangi risiko penularan, yakni:
Baca juga: Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.