Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 13:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Campak jerman atau dalam istilah medis dikenal sebagai rubella adalah infeksi virus menular yang paling dikenal dengan ruam merahnya.

Meskipun sering kali hanya gejala ringan atau bahkan tanpa gejala pada kebanyakan orang, infeksi ini dapat menyebabkan masalah serius bagi bayi belum lahir yang ibunya terinfeksi selama kehamilan.

Rubella tidak sama dengan campak, tetapi kedua penyakit ini memiliki beberapa gejala yang mirip, seperti ruam merah. 

Baca juga: 3 Gejala Utama Rubella pada Anak, Penularan, dan Penanganannya

Penyebab

Campak jerman disebabkan oleh virus yang ditularkan dari orang ke orang. Virus ini dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Kondisi ini juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan sekresi pernapasan orang yang terinfeksi, seperti lendir.

Seseorang yang telah terinfeksi virus penyebab rubella menular selama satu sampai dua minggu sebelum timbulnya ruam.

Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus tanpa disadari karena terkadang penyakit ini tidak memiliki gejala.

Gejala

Gejala campak jerman umumnya meliputi:

  • Ruam merah yang berlangsung sekitar tiga hari. Dimulai pada wajah dan leher, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya
  • Demam tinggi
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Sakit kepala
  • Kemerahan ringan atau pembengkakan mata
  • Kurang enak badan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di belakang telinga dan di leher
  • Nyeri sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Mual
  • Nyeri sementara pada testis.

Meski demikian, rubella kebanyakan tidak memiliki gejala.

Baca juga: 9 Bahaya Rubella pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendiagnosis rubella dengan pasti.

Metode ini dapat mengidentifikasi virus, memverifikasi infeksi masa lalu, dan menetapkan apakah tubuh mengandung cukup antibodi rubella untuk mencegah infeksi di masa depan.

Perawatan

Tidak ada pengobatan yang akan menekan infeksi rubella, dan gejalanya biasanya tidak perlu diobati karena seringkali ringan.

Tindakan perawatan diri yang sederhana diperlukan ketika seorang anak atau orang dewasa terinfeksi virus penyebab rubella, seperti:

  • Istirahat
  • Acetaminophen untuk meredakan demam dan nyeri.

Orang yang pernah terkena rubella membangun kekebalan terhadap infeksi di masa depan.

Sangat jarang seseorang terkena kasus kedua dari penyakit ini.

Hubungi dokter jika merasa melihat tanda atau gejala rubella.

Jika sedang mempertimbangkan untuk hamil, periksa catatan vaksinasi untuk memastikan telah menerima vaksin MMR.

Komplikasi

Rubella dapat menyebabkan cacat lahir.

Baca juga: Berbagai Jenis Vaksin yang Diperlukan oleh Anak-anak

Cacat lahir yang disebabkan rubella disebut sindrom rubella kongenital (CRS). Cacat yang terjadi antaa lain:

  • Masalah jantung
  • Kehilangan pendengaran dan/atau penglihatan
  • Masalah belajar
  • Kerusakan hati dan/atau limpa
  • Autisme
  • Masalah tiroid
  • Diabetes.

Risiko tertinggi pada janin adalah selama trimester pertama, tetapi paparan rubella di kemudian hari pada kehamilan juga tetap berbahaya.

Pencegahan

Vaksin MMR dapat mencegah campak jerman.

Selain campak jerman, vaksin tersebut juga melindungi diri dari campak dan gondok.

Dokter menyarankan agar anak-anak menerima vaksin MMR antara usia 12 dan 15 bulan untuk vaksin pertama.

Dan vaksin kedua antara usia 4 dan 6 tahun, sebelum usia sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com