Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2022, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Retinopati diabetik: komplikasi diabetes melitus yang menyerang retina mata.
  • Edema makula diabetik (DME): komplikasi serius dari diabetes yang diawali dengan terjadinya retinopati diabetik.

Mirip dengan ulkus kaki, deteksi dini terhadap ganguan penglihatan ini adalah kunci untuk menghindari kerusakan mata permanen.

Namun, retinopati diabetik seringkali tidak menunjukkan gejala awal.

Sehingga, penderita diabetes harus menjalani pemeriksaan mata secara komprehensif setidaknya setahun sekali.

Baca juga: Memahami Kaitan Diabetes Tipe 2 dan Faktor Genetika

5. Penyakit mulut

Mengutip Hyperbaric Medical Solutions, ketika penyakit diabetes tidak terkontrol, kadar glukosa yang tinggi dalam air liur mendorong pertumbuhan bakteri berbahaya.

Hal tersebut membuat penderita diabetes berisiko mengalami masalah gusi dan gigi, seperti:

  • Radang gusi
  • Kandidiasis
  • Periodontitis
  • Penyakit gusi

Jika sudah mengembangkan penyakit gusi dan gigi, penderita diabetes dapat kesulitan mengontrol glukosa darahnya karena rasa tidak nyaman di mulut yang membatasi kemampuannya mengunyah berbagai makanan.

Untuk memastikan hal ini tidak terjadi, diharuskan menjaga kebersihan mulut, seperti:

  • Menyikat gigi
  • Flossing secara menyeluruh setiap hari
  • Waspada terhadap tanda-tanda gusi bengkak dan/atau sensitif.

Mengutip Better Health, perawatan mulut yang buruk dapat menyebabkan gusi meradang dan mengendur di sekitar gigi Anda.

Kondisi ini juga sangat terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Penyakit mulut pada penderita diabetes terjadi karena pembuluh darah kecil yang membantu menyehatkan gigi dan gusi rusak.

Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

6. Kelelahan

Mengutip Hyperbaric Medical Solutions, kelelahan juga merupakan efek umum dari penyakit diabetes.

Hal ini dapat membuat penderita diabetes kesulitan melakukan tugas sehari-hari yang sederhana.

Tidur sering kali tidak akan membuat penderita diabetes merasa jauh lebih baik.

Hal tersebut dapat memiliki konsekuensi pada penderita diabetes, seperti perubahan kepribadian atau perubahan suasana hati.

7. Stroke

Mengutip Hyperbaric Medical Solutions, penderita diabetes juga berisiko lebih tinggi terkena serangan stroke.

Salah satu penyebabnya adalah disfungsi endotel.

Disfungsi endotel merupakan proses yang membuat terjadinya peradangan dan kerusakan pada arteri tubuh.

Dalam hal ini, kesehatan dan fungsi arteri menjadi terganggu, menyebabkan peradangan dan kekakuan, sehingga meningkatkan jumlah plak (aterosklerosis).

Dengan plak yang lebih tebal dan arteri yang tidak fleksibel, penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami penyumbatan atau gumpalan darah.

Mereka yang menderita penyakit diabetes juga memiliki peningkatan risiko tekanan darah tinggi, yang secara bersamaan meningkatkan risiko stroke.

Baca juga: Amankah Minum Kopi Bagi Penderita Diabetes?

8. Kerusakan saraf

Mengutip Hyperbaric Medical Solutions, penyakit diabetes yang tidak teratasi juga dapat menyebabkan berbagai gangguan saraf.

Jenis kerusakan saraf yang paling umum terjadi di kaki dan tangan (neuropati perifer), yang menyebabkan:

  • Penurunan kemampuan sensorik (perasa) dan motorik (gerakan)
  • Mati rasa
  • Nyeri di area tersebut.

Saraf yang mengatur pencernaan, fungsi ereksi, pengatur tekanan darah, kandung kemih, dan lain-lain juga bisa rusak.

Faktanya, antara 60-70 persen penderita diabetes mengalami beberapa jenis kerusakan saraf tersebut.

Mengutip Better Health, untuk membantu mencegah kerusakan saraf:

  • Jaga kadar glukosa darah dalam kisaran target.
  • Hindari minum alkohol.
  • Jangan merokok.
  • Konsultasi dengan dokter tentang masalah apa pun yang Anda miliki dengan tangan, lengan, kaki, perut, usus, atau kandung kemih Anda.

Baca juga: Kapan Diabetes Bisa Memicu Penyakit Jantung?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau