Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2021, 07:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Syok terjadi ketika tubuh Anda mengalami kejutan karena tidak memiliki cukup darah dan oksigen untuk menjaga fungsi organ serta jaringan tubuh dengan baik.

Jika tidak segera ditangani, syok dapat memburuk dengan sangat cepat.

Contohnya seperti tekanan darah yang menurun drastis, gangguan aliran darah, komplikasi serius, hingga kematian.

Baca juga: 4 Jenis Syok yang Bisa Sebabkan Kematian

Gejala

Melansir Medlineplus, berikut gejala yang mungkin Anda rasakan jika mengalami kondisi syok, meliputi:

  • Napas cepat dan sesak
  • Kebingungan
  • Detak jantung cepat
  • Denyut nadi lemah
  • Kulit berkeringat, dingin, dan pucat
  • Mual dan muntah
  • Pupil membesar
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Pingsan
  • Tekanan darah menurun
  • Bibir dan kuku jari membiru

Perlu diingat bahwa syok merupakan salah satu keadaan darurat yang harus ditangani oleh tenaga medis.

Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala di atas.

Penyebab

Pada dasarnya, sesuatu yang mempengaruhi aliran darah dalam tubuh dapat menyebabkan syok. Contohnya seperti reaksi alergi, cedera, gagal jantung, dehidrasi, dan lainnya.

Baca juga: 4 Tahapan dan Gejala Syok Hipovolemik, Saat Volume Darah Turun

Oleh karena itu, melansir Healthline, berikut penyebab syok berdasarkan jenisnya, yaitu:

  • Syok obstruktif, terjadi ketika darah tidak bisa sampai ke tempat yang seharusnya
  • Syok kardiogenik, disebabkan gangguan atau kerusakan pada jantung
  • Syok neurogenik, disebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat yang biasanya terjadi akibat kecelakaan dan cedera tulang belakang
  • Syok anafilaktik, disebabkan komplikasi dari reaksi alergi parah terhadap makanan, racun serangga, atau obat-obatan
  • Syok sepsis, disebabkan infeksi yang menyebabkan bakteri memasuki aliran darah
  • Syok hipovolemik, disebabkan karena tidak ada cukup darah di pembuluh darah untuk membawa oksigen ke organ akibat diare, pendarahan, atau muntah darah

Diagnosis

Syok dapat didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, serta memeriksa tekanan darah, denyut nadi, dan detak jantung.

Menurut Healthline, ketika kondisi Anda telah stabil dan aliran oksigen kembali normal, berikut rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan untuk memastikan pengobatan yang paling tepat, antara lain:

  • Elektrokardiografi
  • Endoskopi
  • Tes darah
    untuk mencari tanda-tanda kehilangan darah yang signifikan, infeksi dalam darah, dan kemungkinan alergi atau overdosis obat
  • Foto Rontgen, CT scan, dan MRI
    Untuk memeriksa cedera atau kerusakan pada jaringan dan organ internal Anda, seperti patah tulang, organ pecah, atau robekan otot

Baca juga: 8 Gejala Syok Septik yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kondisi syok perlu ditangani dengan cepat. Jika Anda mencurigai seseorang mengalaminya, segera hubungi tenaga medis darurat.

Melansir Mayo Clinic, berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan saat menunggu bantuan medis tiba, yaitu:

  • Baringkan penderita secara perlahan
  • Jangan biarkan penderita makan atau minum
  • Kendurkan pakaian yang ketat
  • Tutupi tubuh penderita dengan selimut untuk mencegah kedinginan
  • Periksa denyut nadi dan jantung
  • Segera lakukan CPR saat penderita tidak bernapas atau tidak bergerak
  • Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah dengan kain
  • Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya menjadi menyamping untuk menghindari tersedak
  • Jika syok disebabkan oleh alergi segera berikan epinephrine dalam bentuk autoinjector 

Setelah mendapatkan pertolongan pertama dan ditangani oleh tenaga medis, penderita akan diberikan infus cairan hingga aliran oksigen dan tekanan darah kembali stabil.

Berdasarkan Healthline, metode untuk mengatasi syok akan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya, seperti:

  • Operasi atau obat-obatan untuk memperbaiki pompa jantung (Syok kardiogenik)
  • Pemberian obat untuk meningkatkan tekanan darah (Syok neurogenik)
  • Pemberian epinefrin untuk meredakan syok akibat alergi (Syok anafilaktik)
  • Obat antibiotik, antivirus, atau antijamur untuk mengatasi infeksi (Syok sepsis)
  • Pembekuan darah atau transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang (Syok hipovolemik)

Baca juga: Normalkah Saat Kita Mudah Kaget?

Jangan tunda penanganan syok karena dapat menyebabkan gangguan ginjal, aritmia, gangguan otak, kerusakan organ lainnya, kecacatan, bahkan kematian.

Pencegahan

Melansir Healthline, berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah syok, antara lain:

  • Jaga pola makan seimbang
  • Olahraga secara teratur
  • Hindari merokok
  • Tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan
  • Hindari pemicu alergi dan selalu membawa membawa epinephrine dalam bentuk autoinjector jika Anda memiliki alergi yang parah
  • Kenakan alat pelindung saat berolahraga atau berkendara untuk menurunkan risiko kehilangan darah akibat cedera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com