Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2021, 17:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Purpura trombositopenia idiopatik adalah gangguan yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih mudah mengalami memar atau pendarahan.

Kondisi ini terjadi akibat tingkat trombosit atau jumlah sel yang membantu pembekuan darah sangat rendah.

Sebagai informasi, penyakit ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.

Baca juga: 7 Penyebab Seseorang Mudah Alami Memar, Bisa Gejala Kanker

Tipe

Mengutip Healthline, terdapat 2 tipe atau jenis utama IT, yaitu:

  • ITP akut, bentuk paling umum yang terjadi pada anak-anak dan biasanya berlangsung dalam jangka pendek atau kurang dari 6 bulan
  • ITP kronis, paling sering terjadi pada orang dewasa, meskipun remaja dan anak kecil juga dapat mengalaminya. ITP kronis umumnya berlangsung dalam jangka panjang atau lebih dari 6 bulan

Penyebab

Penyebab purpura trombositopenia idiopatik belum diketahui secara pasti hingga saat ini.

Namun, merangkum Healthline dan Mayo Clinic, diketahui bahwa faktor utama penyebab ITP adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang disebut penyakit autoimun.

Ketika mengalami ITP, sistem kekebalan tubuh Anda secara keliru menyerang dan menghancurkan trombosit, yang menyebabkan jumlah trombosit menurun.

Oleh karena itu, kondisi ini tidak menular dari satu orang ke orang lain.

Berikut adalah faktor lain yang dapat memicu terjadinya purpura trombositopenia idiopatik, antara lain:

  • Infeksi virus atau bakteri
  • Kondisi lain seperti penyakit autoimun, kanker, hepatitis, atau HIV
  • Efek samping pengobatan atau kemoterapi
  • Vaksinasi
  • Paparan racun atau bahan kimia yang berbahaya
  • Kehamilan

Baca juga: Bukan Hanya Pukulan, Ini 7 Sebab Kulit Bisa Memar dan Lebam

Gejala

Melansir Mayo Clinic, berikut tanda-tanda atau gejala kondisi ini yang perlu Anda ketahui, meliputi:

  • Mudah memar
  • Memar berlebihan
  • Terdapat bintik-bintik ungu kemerahan seperti ruam, biasanya di kaki bagian bawah
  • Mimisan spontan
  • Pendarahan dari gusi atau hidung
  • Darah dalam urin atau tinja
  • Menstruasi berat yang tidak normal
  • Pendarahan berkepanjangan saat memiliki luka

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan seperti pendarahan yang tidak berhenti untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Diagnosis

Pada beberapa kasus, terdapat penderita kondisi ini yang tidak mengalami gejala yang jelas sehingga sulit untuk didiagnosis.

Berdasarkan Healthline, berikut jenis pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis purpura trombositopenia idiopatik, seperti:

  • Diskusi riwayat kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi
  • Pemeriksaan fisik lengkap, mendeteksi memar atau pendarahan
  • Tes darah lengkap, memeriksa antibodi dan jumlah trombosit
  • Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
  • Tes atau aspirasi sumsum tulang, mendeteksi kemungkinan jumlah trombosit dipengaruhi oleh penyakit lain

Baca juga: 8 Cara Mudah Menghentikan Pendarahan pada Gusi

Perawatan

Pada umumnya, penderita purpura trombositopenia idiopatik ringan yang biasanya terjadi pada anak anak, kemungkinan tidak memerlukan pengobatan selain pemantauan dan pemeriksaan rutin jumlah trombosit.

Sedangkan, kebanyakan orang dewasa yang menderita kondisi ini membutuhkan pengobatan karena terjadi dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, dilansir dari Mayo Clinic, berikut jenis-jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

Obat-obatan

  • Kortikosteroid
    Berfungsi untuk mengembalikan jumlah trombosit ke tingkat yang aman dan secara bertahap menghentikan penggunaan obat di bawah arahan dokter Anda.
  • Imunoglobulin
    Suntikan imunoglobulin dapat meningkatkan jumlah darah dengan cepat atau meningkatkan jumlah trombosit jika pengobatan lain tetap tidak efektif untuk mengatasi ITP.
  • Eltrombopag
    Jenis obat ini membantu sumsum tulang Anda menghasilkan lebih banyak trombosit.
  • Rituximab
    Membantu meningkatkan jumlah trombosit dengan mengurangi respons sistem kekebalan tubuh yang merusak trombosit Anda.

Baca juga: Gejala Pendarahan Lambung yang Bisa Berujung Kematian

Operasi

Jika kondisi sudah parah atau berlanjut meskipun telah melakukan pengobatan awal, maka kemungkinan dokter akan menyarankan operasi untuk mengangkat organ limpa atau splenektomi.

Prosedur ini dengan cepat menghilangkan sumber utama penghancur trombosit di tubuh dan meningkatkan jumlah trombosit Anda.

Namun, operasi jarang sekali dilakukan karena dapat meningkatkan kerentanan Anda terhadap infeksi.

Perawatan darurat

Dilakukan jika purpura trombositopenia idiopatik disertai dengan perdarahan hebat.

Perawatan darurat umumnya mencakup pemberian transfusi konsentrat trombosit, steroid, atau globulin imun melalui tabung di pembuluh darah.

Perawatan rumah

  • Hindari olahraga berat untuk mengurangi risiko pendarahan
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi terutama jika Anda telah menjalankan operasi pengangkatan limpa
  • Hindari mengkonsumsi obat yang dijual bebas tanpa resep atau arahan dari dokter karena dapat mengganggu fungsi trombosit

Komplikasi

Meskipun jarang terjadi, komplikasi paling berbahaya dari kondisi ini adalah dapat menyebabkan pendarahan ke otak yang berakibat fatal bahkan mengancam keselamatan.

Dan menurut Healthline, setiap jenis perawatan purpura trombositopenia idiopatik dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk:

Baca juga: Pendarahan Saluran Pencernaan (Gastrointestinal): Gejala dan Penyebab

  • Osteoporosis
  • Katarak
  • Hilangnya massa otot
  • Peningkatan risiko infeksi
  • Diabetes

Selain itu, jika mengalami kondisi ini dalam keadaan hamil, Anda memiliki risiko lebih besar untuk:

  • Mengalami pendarahan hebat saat melahirkan
  • Bayi yang dilahirkan memiliki jumlah trombosit yang rendah

Oleh karena itu, akan lebih baik untuk melakukan pemeriksaan secara rutin kondisi tubuh dan jumlah trombosit Anda untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com