Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2021, 07:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan merupakan hal yang tidak diinginkan, tetapi sering kali tidak dapat dihindari.

Kecelakaan menyebabkan tubuh mengalami cedera, mulai dari cedera ringan, sedang, hingga cedera berat.

Kecelakaan atau hantaman keras dapat menyebabkan tulang pada persendian bergeser dari posisi awalnya, yang disebut dislokasi.

Baca juga: Mengenal Macam-macam Sendi, Fungsi, dan Contohnya

Dislokasi dapat terjadi pada semua persendian, tetapi paling sering terjadi pada bahu dan jari tangan.

Meskipun demikian, dislokasi juga dapat terjadi pada siku, rahang, lutut, pergelangan kaki, dan panggul.

Dislokasi menyebabkan sendi terkilir atau tulang tidak berada pada posisinya sehingga terjadi pembengkakan disertai nyeri hebat.

Dislokasi harus segera mendapat penanganan medis karena dapat menyebabkan kerusakan pada ligamen, saraf, atau pembuluh darah.

Gejala

Melansir Cleveland Clinic, sendi yang mengalami dislokasi memiliki gejala berikut:

  • Terasa nyeri atau menyakitkan
  • Mengalami pembengkakan
  • Memar atau area sendi berubah warna, seperti kemerahan atau keunguan
  • Sakit saat digerakkan
  • Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan sendi
  • Mati rasa atau sensasi kesemutan pada area sendi
  • Bentuk sendi tampak berbeda karena tulang bergeser

Penyebab

Mengutip Hopkins Medicine, dislokasi terjadi ketika ligamen terkena benturan atau tekanan yang keras.

Baca juga: 6 Obat Keseleo Alami untuk Cedera Ringan

Ligamen merupakan jaringan ikat seperti pita elastis yang mengikat satu tulang dengan tulang lainnya dan membentuk sendi.

Ligamen juga berperan untuk mengendalikan rentang gerak sendi dan mencegah, serta menstabilkan sendi sehingga tulang dapat bergerak dengan selaras.

Benturan atau hantaman keras pada ligamen akan memaksa tulang keluar atau bergeser dari posisi asalnya pada sendi.

Berikut beberapa cedera yang dapat menyebabkan dislokasi:

  • Jatuh terperosok
  • Kecelakaan kendaraan bermotor
  • Cedera olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepak bola, basket, dan voli

Faktor risiko

Dirangkum dari Mayo Clinic dan Healthline, siapa pun dapat mengalami dislokasi jika terjatuh atau mengalami cedera lainnya.

Namun, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami dislokasi, yaitu:

  • Mengendarai kendaraan bermotor
  • Melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti gulat, basket, dan sepak bola
  • Memiliki otot yang lemah dan gangguan keseimbangan karena kondisi lain, misalnya distrofi otot
  • Memiliki penyakit sendi bawaan, misalnya sindrom Ehlers-Danlos
  • Berusia di atas 65 tahun atau masih anak-anak
  • Menggunakan lengan untuk menahan benturan atau pinggul dan bahu untuk menopang tubuh ketika terjatuh

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Keseleo yang Bisa Dijajal di Rumah

Diagnosis

Dilansir dari Healthline, untuk mendiagnosis dislokasi dokter akan memeriksa area yang terkena untuk melihat bentuk sendi yang cedera.

Untuk memastikan diagnosis dokter akan melakukan pemeriksaan radiologi, seperti:

  • Foto rontgen, untuk memastikan diagnosis dislokasi dan melihat apakah terjadi patah tulang atau kerusakan lain pada sendi
  • MRI scan, untuk mengetahui tingkat keparahan atau kerusakan pada struktur jaringan lunak di sekitar sendi yang mengalami dislokasi

Komplikasi

Mengutip Mayo Clinic, dislokasi dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu:

  1. Robeknya otot, ligamen, dan tendon pada sendi yang cedera
  2. Kerusakan saraf atau pembuluh darah di dalam atau di area sendi
  3. Dislokasi yang parah menyebabkan penderita rentan mengalami dislokasi berulang
  4. Sendi yang terkena dapat mengalami radang sendi

Perawatan

Melansir Mayo Clinic, penanganan dislokasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara medis dan secara mandiri.

Berikut beberapa perawatan medis untuk mengobati dislokasi:

Baca juga: Nyeri Bahu

  1. Tindakan reduksi, dokter akan mencoba menggerakkan tulang yang terkena secara lembut agar tulang dapat kembali pada posisi normalnya
  2. Imobilisasi, memasang belat atau penyangga untuk mempertahankan posisi tulang dan mencegah pergerakan pada sendi yang telah kembali ke posisi normal
  3. Operasi, dilakukan jika dislokasi tidak dapat diatasi dengan tindakan reduksi atau karena terjadi kerusakan pada pembuluh darah, saraf, atau ligamen di area sendi
  4. Rehabilitasi, dilakukan setelah belat atau penyangga dilepas untuk memperkuat sendi dan mengembalikan rentang gerak penderita

Selain itu, terdapat penanganan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan dislokasi, di antaranya:

  1. Istirahatkan sendi yang mengalami dislokasi
  2. Hindari gerakan yang dapat menambah rasa sakit pada sendi yang terkena
  3. Kompres dingin atau panas area sendi yang cedera untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit
  4. Konsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan naproxen, untuk membantu meredakan nyeri dan mengurangi peradangan
  5. Lakukan latihan ringan sesuai anjuran terapis atau dokter untuk mencegah kekakuan pada sendi yang cedera

Pencegahan

Dikutip dari Healthline, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dislokasi:

Baca juga: 14 Penyebab Nyeri Bahu dan Cara Mengobatinya

  1. Gunakan pegangan tangan ketika naik atau turun tangga
  2. Gunakan alas kaki antislip agar tidak terpeleset, terutama pada permukaan yang licin atau basah
  3. Selalu berhati-hati dan waspada ketika berkendara dan melakukan aktivitas
  4. Gunakan pelindung diri saat melakukan olahraga kontak fisik
  5. Lakukan olahraga rutin untuk meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan tubuh
  6. Menjaga berat badan yang sehat atau tetap ideal untuk menghindari tekanan berlebih pada tulang
  7. Hindari berdiri di atas permukaan yang tidak stabil, misalnya kursi

Untuk mencegah dislokasi pada anak-anak terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu:

  1. Selalu awasi dan perhatikan anak ketika sedang bermain atau beraktivitas
  2. Jauhkan benda atau area rumah yang dapat membahayakan atau melukai anak
  3. Ajarkan anak mengenai tindakan yang aman saat bermain dan beraktivitas
  4. Pasang pembatas tangga sebagai pengaman agar anak tidak terjatuh saat bermain di area tangga
  5. Pastikan rumah memiliki penerangan yang baik agar anak tidak tersandung ketika berjalan atau berlarian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau