Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2021, 10:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paronikia adalah infeksi kulit di sekitar kuku jari tangan dan kaki.

Bakteri atau sejenis ragi yang disebut Candida biasanya menyebabkan infeksi ini. Bakteri dan ragi bahkan dapat bergabung dalam satu infeksi.

Tergantung pada penyebab infeksi, paronikia dapat muncul secara perlahan dan berlangsung selama berminggu-minggu atau muncul secara tiba-tiba dan hanya berlangsung selama satu atau dua hari.

Baca juga: Cantengan

Penyebab

Paling umum, paronikia menular dari infeksi staph. Bakteri Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi staph.

Bakteri lain seperti Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan infeksi. Bakteri masuk ke dalam kulit melalui:

  • Sayatan, kulit rusak atau bintil kuku
  • Kuku yang tumbuh ke dalam
  • Iritasi dari air atau bahan kimia
  • Trauma pada dasar kuku atau area kutikula, baik akibat kecelakaan, menggigit kuku, atau sering melakukan manikur dan pedikur.

Beberapa obat juga dapat menyebabkan paronikia.

Obat tersebut termasuk retinoid, obat anti kanker, obat HIV dan beberapa antibiotik.

Gejala

Gejala utama paronikia adalah area yang nyeri, merah, bengkak di sekitar kuku, seringkali di kutikula atau di lokasi bintil kuku serta cedera lainnya.

Terkadang ada lepuh berisi nanah, terutama dengan infeksi bakteri.

Bakteri menyebabkan kondisi datang tiba-tiba.

Sedangkan jika semua atau sebagian dari infeksi disebabkan oleh jamur, paronikia cenderung terjadi lebih lambat.

Baca juga: Penyebab Kuku Cantengan dan Cara Mengobatinya

Perubahan kuku dapat terjadi. Misalnya, kuku terlihat terlepas, berbentuk tidak normal, atau memiliki warna yang tidak biasa.

Jika infeksi menyebar ke seluruh tubuh, gejalanya adalah:

  • Demam, menggigil
  • Perkembangan garis-garis merah di sepanjang kulit
  • Perasaan sakit di tubuh
  • Nyeri sendi
  • Nyeri otot

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan biasanya dapat mendiagnosis kondisi ini hanya dengan melihat kulit yang sakit.

Nanah atau cairan dapat dikeringkan dan dikirim ke laboratorium untuk menentukan jenis bakteri atau jamur apa yang menyebabkan infeksi.

Segera hubungi dokter jika:

  • Gejala paronikia terus berlanjut meski sudah diobati
  • Gejala memburuk atau gejala baru berkembang

Perawatan

Jika menderita paronikia karena bakteri, merendam kuku dalam air hangat dua atau tiga kali sehari dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.

Dokter biasanya juga akan meresepkan antibiotik oral.

Dalam kasus yang parah, dokter akan memotong dan mengeringkan luka dengan alat tajam. Kondisi ini memungkinkan sebagian kuku dicabut.

Baca juga: 5 Cara Mengobati Cantengan

Untuk paronikia jamur kronis, dokter biasanya akan meresepkan obat antijamur.

Komplikasi

Komplikasi jarang terjadi pada paronikia. Meski demikian, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi, termasuk:

  • Abses
  • Perubahan permanen pada bentuk kuku
  • Penyebaran infeksi ke tendon, tulang, atau aliran darah.

Pencegahan

Kebersihan yang baik penting untuk mencegah paronikia.

Jaga kebersihan tangan dan kaki untuk mencegah bakteri masuk di antara kuku dan kulit.

Menghindari trauma yang disebabkan oleh gigitan, pemetikan, manikur, atau pedikur juga dapat membantu mencegah infeksi akut.

Untuk mencegah infeksi kronis, hindari paparan air dan lingkungan basah yang berlebihan dan menjaga tangan dan kaki sekering mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com