KOMPAS.com - Othematoma atau hematoma aurikula adalah masalah kesehatan ketika darah mengumpul di daun telinga atau perikondrium.
Othematoma biasanya terjadi akibat benturan.
Pegiat olahraga fisik seperti tinju atau gulat berisiko terkena othematoma.
Baca juga: Radang Telinga Tengah
Jika dibiarkan, othematoma dapat menyebabkan gangguan telinga lebih lanjut yang lebih parah.
Othematoma biasanya disebabkan oleh trauma.
Trauma yang dimaksud ialah sepertiseperti dari kecelakaan kendaraan bermotor dan olahraga kontak seperti gulat, tinju, serta seni bela diri.
Pemakaian anting yang keliru juga bisa menyebabkan othematoma.
Melansir NCBI, gejala othematoma meliputi:
Othematoma biasanya didiagnosis setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik.
Tes yang dapat digunakan untuk diagnosis ialah:
Baca juga: Infeksi Telinga
Secara umum, othematoma dapat diobati dengan metode drainase atau menguras darah yang mengumpul di area daun telinga,
Perawatan tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni:
Setelah proses drainase, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk pemulihan.
Istirahat penuh dan menghindari aktivitas fisik juga disarankan.
Segera hubungi dokter jika mengalami kecelakaan, terkena benturan, atau terkena pukulan.
Terlebih ketika telinga terasa tidak nyaman atau bengkak.
Apabila tidak diobati, othematoma dapat menyebabkan telinga kembang kol atau cauliflower ear.
Tampilan khas dari telinga kembang kol adalah telinga yang salah lipatan dengan beberapa jaringan lunak tidak normal di telinga.
Meskipun drainase tergolong aman, tetap diskusikan pilihan terbaik perawatan dengan dokter sebelum atau sesudah pengobatan.
Komplikasi dari metode drainase meliputi:
Baca juga: 7 Penyebab Telinga Merah yang Bisa Terjadi
Hindari benturan terutama di area telinga dan kepala untuk mencegah othematoma.
Gunakan atribut keselamatan ketika melakukan olahraga fisik, berkendara, atau melakukan aktivitas lain yang berisiko mengalami benturan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.