KOMPAS.com - Narkolepsi merupakan kondisi yang mengganggu sistem saraf. Kondisi ini menyebabkan jam tidur tidak normal yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Orang dengan narkolepsi merasa kesulitan untuk tetap terjaga untuk waktu yang lama, terlepas keadaannya.
Melansir Healthline, narkolepsi merupakan kondisi kronis yang bersifat langka. Gangguan ini dapat memengaruhi sekitar 1 dari 2.000 orang.
Baca juga: Apakah Tidur Siang Bisa Menambah Berat Badan?
Gejala narkolepsi biasanya dapat bermula di antara usia 10 hingga 25 tahun. Namun, kondisi ini sering tidak segera dikenali dan terkena misdiagnosis.
Dalam tidur Rapid Eye Movement (REM) atau tidur bermimpi, kita dapat bermimpi dan mengalami kelumpuhan otot yang menjelaskan beberapa gejala narkolepsi.
Gejala tersebut meliputi hal di bawah ini.
Kurangnya energi membuat sulit untuk berkonsentrasi. Sulit untuk mengingat sesuatu dan merasa tertekan atau kelelahan.
Katapleksi dapat dipicu oleh emosi intens, seperti terkejut, tertawa, atau kemarahan.
Jika terjadi saat tidur, disebut sebagai halusinasi hipnagogik. Halusinasi yang terjadi saat bangun disebut halusinasi hipnopompik.
Baca juga: Berapa Lama Waktu Tidur Siang yang Baik?
Seringkali, narkolepsi disebabkan oleh kurangnya zat kimia otak yang disebut hipokretin (atau oreksin) yang menjaga seseorang tetap bangun.
Kekurangan zat tersebut disebabkan oleh sistem kekebalan yang secara keliru menyerang sel-sel yang memproduksinya atau reseptor yang membuat zat tersebut aktif.
Namun, terkadang tidak ditemukan penyebab jelas dari narkolepsi.
Dugaan dari pemicu narkolepsi meliputi:
Untuk mendiagnosis narkolepsi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya soal riwayat kesehatan pasien.
Tes yang mungkin dilakukan oleh dokter dapat meliputi hal berikut.
PSG dapat menunjukkan jika pasien masuk ke tidur REM pada waktu yang tidak biasa pada siklus tidur yang seharusnya.
Tes ini dapat mengesampingkan masalah lain yang berpotensi menyebabkan gejala yang timbul.
Ahli kesehatan akan meminta pasien tidur siang selama empat atau lima kali dengan jarak dua jam.
Baca juga: Alasan Tidur Siang Tidak Boleh Terlalu Lama
Narkolepsi merupakan kondisi kronis yang belum ditemukan obat khususnya. Namun, perawatan dengan pengobatan dapat membantu mengelola gejala.
Selain itu, penyesuaian gaya hidup dan menghindari aktivitas berbahaya juga turut berperan dalam menangani narkolepsi.
Perbanyak tidur siang singkat dengan jarak merata secara teratur dapat menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi rasa kantuk berlebihan di siang hari.
Selain itu, menjaga rutinitas waktu tidur yang ketat juga dapat menjaga kondisi tetap ‘stabil’. Usahakan untuk selalu tidur pada waktu yang sama setiap malamnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.