Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/11/2021, 07:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pinggul merupakan persendian yang menghubungkan tulang paha dengan tulang panggul.

Pinggul juga termasuk sendi peluru atau ball and socket, yaitu sendi yang dapat bergerak ke segala arah.

Sendi pinggul berbentuk seperti bola atau bulatan di ujung tulang paha yang ditopang oleh tulang panggul yang berbentuk seperti cangkir atau rongga.

Baca juga: Patah Tulang

Meskipun pinggul dapat melakukan gerakan leluasa ke segala arah, tetapi benturan keras atau gerakan berlebihan dapat menyebabkan tulang pinggul bermasalah.

Salah satu masalah pada tulang pinggul adalah patah tulang pinggul, yaitu patah atau retaknya tulang yang ada di sendi pinggul.

Tulang yang patah dalam patah tulang pinggul adalah tulang paha bagian atas, yang disebut proximal femur, yaitu bagian tulang paha yang berdekatan dengan pinggul.

Patah tulang pinggul merupakan kondisi menyakitkan dan dapat mengganggu aktivitas karena kondisi ini menyebabkan fungsi tungkai menjadi terganggu.

Maka dari itu, penting untuk segera mendapat penanganan medis untuk mengatasi dan mencegah komplikasi patah tulang pinggul.

Gejala

Melansir National Health Service, berikut beberapa gejala patah tulang pinggul:

  • Nyeri atau rasa sakit yang tak tertahankan pada bagian pinggul atau selangkangan
  • Tidak mampu mengangkat, menggerakkan atau memutar tungkai kaki
  • Tidak mampu berdiri atau bertumpu pada tungkai di panggul yang cedera
  • Muncul memar dan bengkak di sekitar pinggul
  • Tungkai di pinggul yang cedera tampak lebih pendek dari tungkai pada pinggul yang normal
  • Tungkai di pinggul yang cedera lebih bengkok ke sisi luar.

Penyebab

Menurut Cedars-Sinai, patah tulang pinggul dapat terjadi pada siapa saja karena kondisi ini dapat terjadi secara spontan.

Baca juga: Yang Bisa Terjadi saat Mengalami Patah Tulang Metatarsal

Patah tulang pinggul sering terjadi karena hantaman keras pada area pinggul akibat terjatuh, kecelakaan, atau cedera olahraga.

Selain itu, patah tulang pinggul lebih sering terjadi pada orang lanjut usia karena kekuatan tulang yang mulai melemah. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh osteoporosis.

Faktor risiko

Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami patah tulang pinggul, yaitu:

  1. Berusia lanjut
    Seiring bertambahnya usia terjadi penurunan kepadatan dan kekuatan tulang, serta gangguan penglihatan dan keseimbangan tubuh sehingga rentan jatuh
  2. Seorang wanita
    Wanita cenderung tiga kali lebih berisiko mengalami patah tulang pinggul daripada pria karena penurunan kadar estrogen saat menopause menyebabkan osteoporosis
  3. Menderita penyakit tertentu
    Osteoporosis, kanker, hipertiroidisme menyebabkan kepadatan tulang menurun sehingga tulang rentan patah
  4. Menderita kondisi medis yang mempengaruhi otak dan sistem saraf
    Demensia, stroke, dan penyakit Parkinson menyebabkan seseorang lebih rentan untuk jatuh sehingga meningkatkan risiko mengalami patah tulang pinggul
  5. Efek samping obat-obatan
    Obat kortikosteroid, seperti prednison, jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan tulang melemah
  6. Gangguan nutrisi
    Kekurangan kalsium dan vitamin D di masa muda dapat meningkatkan risiko patah tulang pinggul di masa depan
  7. Jarang olahraga
    Kurangnya olahraga dapat menyebabkan tulang dan otot melemah sehingga risiko jatuh dan patah tulang pinggul lebih besar
  8. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
    Tembakau dan alkohol dapat mengganggu proses pembentukan dan pemeliharaan tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Baca juga: 6 Posisi Duduk yang Benar untuk Menjaga Kesehatan Tulang

Diagnosis

Mengutip OrthoInfo, selain membaca riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik, terdapat pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis patah tulang pinggul, yaitu:

  1. Rontgen, untuk mengetahui lokasi patah tulang secara tepat dan menentukan tingkat keparahan dari patah tulang pinggul
  2. MRI scan, memberikan gambaran detail struktur jaringan lunak dan tulang sehingga dapat menunjukkan patah tulang pinggul yang tidak terlihat pada rontgen
  3. CT scan, untuk melihat patah tulang dan area yang terdampak secara lebih detail.

Perawatan

Dilansir dari Mayo Clinic, penanganan kasus patah tulang pinggul biasanya melibatkan kombinasi operasi, rehabilitasi, dan obat-obatan.

  • Operasi

Operasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan lokasi, tingkat keparahan cedera, usia penderita, serta kondisi kesehatan penderita.

Berikut beberapa metode operasi untuk mengatasi patah tulang pinggul:

  1. Pemasangan pen atau fiksasi internal
    Dokter akan memasang alat khusus untuk memperbaiki susunan tulang dan merekatkan patahan tulang pada posisi semula
  2. Penggantian seluruh sendi pinggul atau total hip replacement
    Dokter akan memasang soket sendi dan pangkal tulang paha buatan untuk mengganti bagian yang rusak atau patah
  3. Penggantian pinggul sebagian
    Prosedur pengangkatan pangkal tulang paha yang patah atau rusak dan menggantinya dengan tulang buatan.

Baca juga: Benarkan Minum Susu Bantu Menjaga Kesehatan Tulang?

  • Rehabilitasi

Setelah melakukan prosedur bedar, penderita disarankan untuk melakukan fisioterapi untuk mengembalikan fungsi dan kekuatan tulang.

Fisioterapi juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dan mempercepat proses pemulihan.

Selain itu, penderita juga akan diajarkan bagaimana cara menjalani aktivitas sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, dan memasak, dengan pergerakan yang masih terbatas.

  • Obat-obatan

Obat pereda nyeri yang dijual bebas atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan paracetamol, membantu mengurangi nyeri dan peradangan.

Setelah melakukan operasi dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.

Pada penderita osteoporosis, dokter akan memberikan obat bisfosfonat untuk memperkuat tulang dan mengurangi risiko patah tulang pinggul.

Komplikasi

Menurut Cedars-Sinai, terdapat beberapa komplikasi akibat patah tulang pinggul, yaitu:

  1. Kehilangan kemampuan bergerak
  2. Penggumpalan darah atau deep vein thrombosis dan emboli paru
  3. Infeksi saluran kemih
  4. Radang paru-paru
  5. Penurunan massa otot (atrofi otot)
  6. Femoral head avascular necrosis, hilangnya suplai darah pada daerah paha sehingga jaringan di daerah paha dan pinggul akan mati dan membusuk
  7. Kematian.

Baca juga: 4 Cara Jaga Menjaga Kesehatan Tulang Belakang

Pencegahan

Berikut beberapa tindakan yang dikutip dari Cedars-Sinai, untuk mencegah patah tulang pinggul:

  1. Mengonsumsi obat untuk mencegah pengeroposan tulang sesuai anjuran dokter
  2. Konsumsi makanan yang kaya vitamin D dan kalsium, seperti susu, keju, yoghurt, sarden, ikan salmon, dan brokoli
  3. Aktif bergerak dan lakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan kekuatan otot dan tulang
  4. Berhenti merokok
  5. Membatasi minuman beralkohol
  6. Jauhkan benda-benda, seperti karpet atau kabel listrik, dari tangga dan lantai untuk menurunkan risiko terjatuh
  7. Menggunakan keset atau karpet antislip di dekat kamar mandi dan memasang pegangan di dalam kamar mandi untuk mengurangi risiko terjatuh
  8. Lakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk memastikan kondisi penglihatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau