Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 23/09/2022, 13:06 WIB
Giovani Cornelia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Hendra Nurjadin, SpPD-KGEH
Divalidasi oleh:
dr. Hendra Nurjadin, SpPD-KGEH

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Mayapada Hospital Tangerang www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Refluks asam lambung adalah kondisi umum yang mengakibatkan rasa sakit membakar, yang dikenal sebagai mulas, di daerah dada bagian bawah. Hal ini terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) didiagnosis pada seseorang apabila refluks asam lambung terjadi lebih dari dua kali seminggu. Dengan kata lain, GERD adalah refluks asam lambung berulang dan menjadi lebih parah.

Salah satu gejala khas GERD yaitu dengan naiknya asam lambung dan dirasakan adanya rasa panas atau terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn, atau pirosis.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

Penyebab

Salah satu penyebab penyakit asam lambung naik adalah kelainan klep kerongkongan (sfingter) yang disebut hernia hiatus.

Hal ini terjadi ketika sfingter kerongkongan bagian bawah dan otot yang memisahkan perut dari dada yang kita kenal sebagai diafragma menjadi kendor.

Pada umumnya, diafragma berfungsi mencegah naiknya asam lambung kerongkongan, tetapi jika seseorang memiliki hernia hiatus, asam dapat naik dengan mudah ke kerongkongan dan menyebabkan gejala penyakit refluks asam.

Gejala

Gejala utama refluks asam lambung meliputi:

  • Sakit ulu hati yang naik ke arah dada
  • Heartburn atau sensasi terbakar di tengah dada
  • Rasa asam/pahit yang tidak enak di mulut, disebabkan oleh asam lambung

Gejala yang mungkin muncul seperti:

  • Batuk atau cegukan yang terus datang kembali
  • Suara serak
  • Bau mulut.

Gejala mungkin akan mungkin akan lebih buruk setelah makan, saat berbaring dan saat membungkuk.

Baca juga: 6 Gejala Asam Lambung Naik, Tak Hanya Mual dan Sakit Perut

Diagnosis

Refluks asam dan nyeri ulu hati sering terjadi dan relatif mudah didiagnosis, namun dapat keliru dengan keluhan dada lainnya seperti:

  • Serangan jantung
  • Radang paru-paru
  • Nyeri dinding dada
  • Emboli paru.

GERD sering didiagnosis hanya dengan tidak menemukan perbaikan gejala heartburn sebagai respons terhadap perubahan gaya hidup dan obat refluks asam lambung.

Ahli gastroenterologi dapat melakukan pemeriksaan berikut:

  • Endoskopi saluran cerna bagian atas: Pencitraan alat teropong dengan kamera yang dimasukkan melalui mulut yang telah di anestesi untuk mengevaluasi kerongkongan, lambung dan usus dua belas jari 
  • Biopsi: Mengambil sampel jaringan untuk analisis laboratorium, dapat dilakukan saat endoskopi
  • Barium X-Ray: Pencitraan kerongkongan, lambung, dan duodenum bagian atas setelah menelan cairan berkapur yang membantu memberikan kontras dan memberikan gambaran lumen saluran pencernaan bagian atas.
  • Manometri esofagus: Pengukuran tekanan sfingter esofagus.
  • Impedansi: Mengukur laju pergerakan cairan di sepanjang kerongkongan
  • Pemantauan pH: pengujian keasaman.

Perawatan

Dokter mungkin menyarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup dan minum obat untuk mengatasi gejala gastroesophageal reflux (GER) atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

Dalam beberapa kasus, dokter juga merekomendasikan operasi jika keluhan makin memberat, tidak ada respons dengan obat-obatan, dan sudah terjadi komplikasi berat dari GERD.

Baca juga: 10 Kebiasaan Pemicu Penyakit Asam Lambung yang Perlu Dihentikan

Perubahan gaya hidup

  • Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas
  • Meninggikan kepala saat tidur
  • Berhenti merokok jika merokok
  • Mengubah kebiasaan dan pola makan dengan tidak lagi makan berat 2-3 jam sebelum tidur.

Obat bebas dan obat resep

  • Antasida
  • Pemblokir H2
  • Inhibitor pompa proton (PPI).

Pembedahan dan prosedur medis lainnya

  • Fundoplication
  • Bedah bariatrik
  • Endoskopi.

Faktor Risiko

Terkadang refluks asam disebabkan atau diperburuk oleh:

  • Makanan dan minuman tertentu, seperti makanan dan minuman yang asam, kopi, tomat, alkohol, coklat, minuman bersoda, dan makanan berlemak atau pedas
  • Kelebihan berat badan
  • Merokok
  • Kehamilan
  • Stres dan kecemasan
  • Beberapa obat penghilang rasa sakit anti-inflamasi (seperti obat-obat rematik).

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik setelah Covid-19 dan Penyebabnya

Komplikasi

Tanpa pengobatan, GERD dapat menyebabkan komplikasi serius dalam jangka panjang, termasuk peningkatan risiko kanker kerongkongan.

Paparan asam lambung yang terus-menerus dapat merusak kerongkongan, yang dapat menyebabkan:

  • Esofagitis: Lapisan kerongkongan meradang, menyebabkan iritasi, pendarahan, dan ulserasi dalam beberapa kasus.
  • Striktur: Kerusakan yang disebabkan oleh asam lambung menyebabkan pembentukan bekas luka dan penyempitan sehingga kesulitan menelan, dengan makan tersangkut saat melewati kerongkongan.
  • Kerongkongan Barrett: Komplikasi serius di mana paparan berulang terhadap asam lambung menyebabkan perubahan pada sel dan jaringan yang melapisi kerongkongan dengan potensi berkembang menjadi sel kanker.

Baik esofagitis dan kerongkongan Barrett dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi.

Pencegahan

Perubahan gaya hidup sederhana dapat membantu mencegah atau mengurangi naiknya asam lambung.

  • Makan lebih sedikit, lebih sering makan dalam porsi kecil
  • Angkat satu ujung tempat tidur 10 hingga 20 cm dengan meletakkan sesuatu di bawah tempat tidur atau kasur atau menambah bantal di bawah punggung/leher dan kepala sehingga kepala harus berada lebih tinggi dari pinggang, sehingga asam lambung tidak naik ke tenggorokan
  • Cobalah untuk menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan
  • Coba cari cara untuk bersantai, jangan stres
  • Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang memicu gejala
  • Jangan makan dalam waktu 2 atau 3 jam sebelum tidur
  • Hindari memakai pakaian yang ketat
  • Berhenti merokok
  • Jangan terlalu banyak minum alkohol (jika minum alkohol)
  • Jangan berhenti minum obat yang diresepkan tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.

Baca juga: 4 Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com