KOMPAS.com - Trombofilia adalah kondisi yang membuat seseorang rentan mengalami pembekuan darah. Kondisi ini dapat ditangani dengan obat antikoagulan.
Saat terjadi pendarahan, darah akan membentuk gumpalan untuk membuatnya berhenti.
Penderita trombofila akan lebih banyak membentuk gumpalan yang bisa berisiko serius dan perlu ditangani dengan cepat.
Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena
Trombofilia dapat meningkatkan terjadinya:
Kondisi yang bersifat genetik ini juga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Sayangnya, sulit untuk mengetahui jika seseorang memiliki gangguan trombofilia. Gejalanya tidak akan muncul hingga orang tersebut mengalami pembekuan darah.
Gejala bekuan darah tergantung pada lokasinya.
Selain itu, DVT juga biasanya hanya terjadi di satu kaki. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di kedua kaki.
Gejalanya termasuk:
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi
Selain itu, DVT biasanya terjadi di bagian belakang kaki, di bawah lutut, atau juga bisa terjadi di mata, otak, hati, dan ginjal.
Gumpalan yang terlepas dapat masuk ke aliran darah dan berakhir ke paru-paru.
Akibatnya, suplai darah menjadi terhambat dan timbul kondisi baru yang mengancam jiwa bernama emboli paru.
Gejala emboli paru, yaitu:
Segera cari pertolongan darurat jika memiliki gejala di atas.
Seorang wanita yang terus mengalami keguguran juga dapat diduga menderita trombofilia.
Terdapat dua jenis trombofilia.
Baca juga: 4 Manfaat Vitamin K untuk Tubuh
Dokter dapat melakukan diagnosis trombofilia dengan melakukan tes darah.
Tes darah dapat menunjukkan gen abnormal dan antibodi spesifik, serta mengukur kadar protein pembekuan dalam darah.
Penderita trombofilia tidak memerlukan perawatan kecuali saat mengalami pembekuan darah atau berisiko tinggi mengalaminya.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi strategi pengobatan, adalah:
Beberapa hal yang dapat menurunkan risiko terjadinya pembekuan darah, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.