Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2021, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu masalah serius pada usus adalah intususepsi, yaitu kondisi ketika salah satu bagian usus terlipat ke bagian usus yang lain.

Intususepsi mengakibatkan usus tersumbat sehingga makanan dan cairan yang melewati usus hanya sedikit.

Selain menyebabkan usus tersumbat, intususepsi juga dapat mengurangi suplai darah ke daerah yang terkena.

Baca juga: 4 Makanan yang Buruk untuk Kesehatan Usus

Jika berlanjut, kondisi ini akan memicu robekan, infeksi, bahkan kematian pada jaringan usus.

Intususepsi merupakan kondisi yang dapat dialami oleh bayi, anak-anak, ataupun orang dewasa.

Intususepsi kerap menjadi penyebab obstruksi usus yang terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 3 tahun.

Meskipun jarang terjadi pada orang dewasa, tetapi intususepsi yang dialami oleh orang dewasa umumnya disebabkan oleh tumor.

Intususepsi merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera.

Pada kasus yang dialami anak-anak, usus biasanya dapat didorong kembali ke posisi seharusnya melalui prosedur tertentu.

Sedangkan pada kasus yang dialami orang dewasa, prosedur operasi sering kali diperlukan untuk mengatasi usus yang terlipat.

Gejala

Merangkum Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, salah satu tanda utama dari intususepsi adalah nyeri perut hebat dan perut kram yang datang dan pergi.

Beberapa gejala umum intususepsi, meliputi:

  • Mual
  • Muntah
  • Perdarahan rektal (feses berwarna merah dan menggumpal seperti jeli), terkadang bercampur dengan lendir.

Baca juga: 9 Gejala Radang Usus Buntu dan Cara Mengobatinya

Selain itu, gejala intususepsi yang dirasakan oleh penderita anak-anak dan orang dewasa juga akan berbeda, seperti:

Penderita anak-anak

Gejala intususepsi yang dialami bayi sehat dapat muncul secara tiba-tiba yang ditandai tangisan keras akibat nyeri atau rasa sakit pada perut.

Bayi yang merasakan nyeri atau kram pada perut akan menekuk lutut mereka ke arah dada ketika menangis.

Nyeri atau kram perut akibat intususepsi sering kali datang dan pergi setiap 15 sampai 20 menit.

Jika tidak segera ditangani, rasa sakit ini akan bertahan lebih lama dan lebih sering muncul.

Beberapa tanda dan gejala intususepsi yang lain, meliputi:

  1. Kotoran bercampur darah dan lendir
  2. Muntah
  3. Benjolan di perut
  4. Tubuh merasa lemah dan tidak berenergi
  5. Diare

Namun, tidak semua anak-anak yang menderita intususepsi merasakan semua gejala tersebut.

Beberapa bayi mungkin tidak merasakan nyeri hebat pada perut dan beberapa lainnya tidak mengeluarkan darah, atau memiliki benjolan di perut.

Sedangkan intususepsi yang dialami oleh anak yang lebih tua mungkin mereka hanya merasakan sakit perut, tetapi tidak merasakan gejala lain.

Baca juga: 7 Tanda Usus Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai

Penderita dewasa

Dikarenakan intususepsi jarang terjadi pada orang dewasa dan gejala dari penyakit ini kerap serupa dengan penyakit lain, menyebabkan gejala intususepsi lebih sulit dideteksi.

Gejala yang paling umum adalah sakit pada daerah perut yang datang dan pergi yang terkadang disertai mual dan muntah.

Penderita dewasa kerap memeriksakan diri atau mencari pertolongan medis setelah merasakan gejala selama berminggu-minggu.

Penyebab

Dilansir dari Medical News Today, penyebab intususepsi yang dialami bayi dan anak-anak masih belum diketahui secara pasti.

Namun, terdapat beberapa kondisi yang diduga menjadi penyebab intususepsi yaitu:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di usus
  • Polip atau tumor pada usus
  • Operasi saluran pencernaan, seperti operasi gastric bypass
  • Penyakit Crohn, salah satu penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan
  • Divertikulum Meckel, merupakan kelainan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan tonjolan berupa kantong kecil pada dinding usus halus.

Faktor risiko

Merangkum Healthline dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami intususepsi di antaranya:

Baca juga: Sering Disepelekan, 8 Kebiasaan Ini Dapat Mengganggu Kesehatan Usus

  1. Berusia 6 bulan sampai 3 tahun
  2. Memiliki kelainan bentuk usus akibat cacat lahir
  3. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini
  4. Berjenis kelamin laki-laki
  5. Menderita kondisi tertentu, seperti cystic fibrosis, Henoch-Schonlein purpura, penyakit Crohn, dan penyakit celiac.

Diagnosis

Dikutip dari WebMD, diagnosis intususepsi diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada bagian perut. Selain itu, dokter mungkin memerlukan pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis:

  1. Rontgen perut, menggunakan sinar X untuk mendeteksi kelainan atau obstruksi pada usus atau organ lain yang ada di sekitar perut
  2. USG perut, menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar organ yang ada di dalam perut dan mendeteksi gangguan pada perut
  3. Barium enema, dokter akan memasukkan cairan khusus ke dalam rektum pasien melalui tabung kecil sehingga gambar yang dihasilkan dari sinar X lebih jelas.

Perawatan

Menurut Mayo Clinic, beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intususepsi meliputi:

  • Kontras larut air atau enema udara

Merupakan prosedur untuk diagnostik dan perawatan. Apabila metode ini berhasil mengatasi intususepsi maka pasien tidak memerlukan penanganan lebih lanjut.

Baca juga: 15 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Usus

Bagi penderita anak-anak, prosedur enama udara dapat memperbaiki intususepsi hingga 90 persen.

Prosedur ini tidak dapat digunakan apabila usus robek atau berlubang.

  • Operasi

Apabila usus telah robek dan enema tidak berhasil menangani masalah, atau titik timah mengalami maka dokter akan menyarankan agar pasien menjalani operasi.

Dokter akan membebaskan sebagian usus yang terperangkap, membersihkan sumbatan, dan mengangkat jaringan usus yang telat mati.

Komplikasi

Dilansir dari Healthline, beberapa komplikasi yang muncul akibat intususepsi adalah:

  1. Dehidrasi
  2. Ketidakseimbangan elektrolit
  3. Perforasi, atau lubang yang terbentuk pada usus dan menyebabkan infeksi
  4. Gagal ginjal
  5. Infeksi
  6. Kematian sel
  7. Sepsis
  8. Kegagalan multiorgan, disebut juga dengan multiple organ dysfunction syndrome (MODS).

Pencegahan

Mengutip Family Doctor, dikarenakan penyebab penyakit yang masih belum diketahui secara pasti maka tidak ada cara efektif yang dapat mencegah ataupun menghindari intususepsi.

Baca juga: 10 Fakta dan Mitos Penyakit Usus Buntu yang perlu Anda Ketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Jurnalis Juwita Diduga Dibunuh Kekasihnya, Oknum TNI AL, Jelang Pernikahan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nunggu Beduk Magrib Lebih Berwarna, DANA Hadirkan NGABUBURICH dengan Hadiah hingga Rp 850 Juta

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Deretan Artis Klarifikasi Usai Namanya Masuk Daftar Boikot

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Indonesia Vs Bahrain Tayang di TV Mana? Berikut Jadwal dan Link Live Streaming-nya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Link Live Streaming Indonesia vs Bahrain di RCTI Malam Ini, Kickoff Pukul 20.45 WIB

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Penukaran Uang Baru Dibuka Lagi Hari Ini Pukul 9.00 WIB, Klik Pintar.bi.go.id

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Solidaritas Pemain Bajaj Bajuri Kuat, Rieke Diah Pitaloka Pastikan Anak Fanny Fadillah Tetap Sekolah

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Usai Timnas Indonesia Libas Bahrain

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Pemprov Jateng Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan, Berlaku Mulai 8 April 2025

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Ketika Willie Salim Minta Maaf Usai Buat Konten Rendang 200 Kg Hilang Saat Masak Besar di Palembang

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Steven Wongso Mualaf, Ini Cara Ikrar Syahadat Cepat di KUA

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Sandi Butar Butar Terima Surat Pemecatan Saat Masuk Kerja Usai Libur

api-1 . MOST-POPULAR

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau