Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2022, 20:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Servisitis adalah peradangan pada serviks (ujung rahim).

Kemungkinan gejala servisitis adalah pendarahan di antara periode menstruasi, nyeri saat berhubungan atau selama pemeriksaan panggul, dan keputihan yang tidak normal.

Namun, mungkin juga mengalami servisitis dan tidak mengalami tanda atau gejala apa pun.

Baca juga: Kenali Apa itu Polip Serviks, Gejala, dan Penyebabnya

Seringkali, servisitis disebabkan oleh infeksi menular seksual, seperti klamidia atau gonore.

Penyebab

Servisitis merupakan penyakit yang sangat umum. Penyebabnya antara lain:

  • Perilaku seksual berisiko tinggi
  • Riwayat IMS
  • Banyak pasangan seksual
  • Seks (hubungan seksual) di usia dini
  • Pasangan seksual yang telah terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi atau pernah mengalami IMS
  • Terlalu banyak pertumbuhan beberapa bakteri yang biasanya ada di vagina (bakterial vaginosis).

Servisitis paling sering disebabkan oleh infeksi yang didapat selama aktivitas seksual.

Infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan servisitis meliputi:

  • Klamidia
  • Gonorea
  • Virus herpes (herpes kelamin)
  • Virus papiloma manusia (kutil kelamin)
  • Trikomoniasis.

Hal-hal lain yang dapat menyebabkan servisitis meliputi:

  • Alat yang dimasukkan ke dalam area panggul seperti penutup serviks, diafragma, IUD, atau pessary
  • Alergi terhadap spermisida yang digunakan untuk pengendalian kelahiran
  • Alergi terhadap lateks dalam kondom
  • Paparan bahan kimia
  • Reaksi terhadap douche atau deodoran vagina.

Baca juga: 4 Cara Deteksi Dini Kanker Serviks

Gejala

Servisitis biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika ada, gejalanya meliputi:

  • Pendarahan vagina abnormal yang terjadi setelah hubungan seksual atau di antara periode menstruasi
  • Keputihan yang tidak biasa, keputihan mungkin berwarna abu-abu, putih atau kuning
  • Hubungan seksual yang menyakitkan
  • Sakit di vagina
  • Tekanan atau berat di panggul
  • Buang air kecil yang menyakitkan
  • Vagina gatal.

Diagnosis

Pemeriksaan panggul dilakukan untuk mencari:

  • Keluarnya cairan dari serviks
  • Kemerahan pada serviks
  • Pembengkakan (peradangan) pada dinding vagina.

Tes lain yang dapat dilakukan untuk diagnosis antara lain:

  • Inspeksi sekret di bawah mikroskop (dapat menunjukkan kandidiasis, trikomoniasis, atau vaginosis bakterial)
  • Tes pap
  • Tes untuk gonore atau klamidia
  • Jarang, kolposkopi dan biopsi serviks diperlukan.

Baca juga: Inkompetensi Serviks

Perawatan

Antibiotik digunakan untuk mengobati klamidia atau gonore.

Obat-obatan yang disebut antivirus dapat digunakan untuk mengobati infeksi herpes.

Terapi hormonal (dengan estrogen atau progesteron) juga dapat digunakan pada wanita yang telah mencapai menopause.

Temui dokter segera jika mengalami:

  • Keputihan yang persisten dan tidak biasa
  • Pendarahan vagina nonmenstruasi
  • Sakit saat berhubungan seks.

Komplikasi

Servisitis dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Servisitis dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan.

Servisitis yang tidak diobati dapat menyebabkan peradangan yang melibatkan organ panggul wanita, menyebabkan komplikasi penyakit radang panggul (PID).

Pencegahan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena servisitis meliputi:

  • Hindari iritasi seperti douche dan tampon deodoran
  • Pastikan benda asing yang diasukkan ke dalam vagina (seperti tampon) ditempatkan dengan benar
  • Pastikan diri sendiri dan pasangan seks bebas dari IMS
  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks untuk menurunkan risiko terkena IMS.

Baca juga: 9 Gejala Kanker Serviks, Wanita Perlu Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com