Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2022, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tromboflebitis adalah proses inflamasi yang menyebabkan bekuan darah terbentuk dan menyumbat satu atau lebih vena, biasanya terjadi di kaki.

Vena yang terkena umumnya berada di dekat permukaan kulit (tromboflebitis superfisial) atau jauh di dalam otot (trombosis vena dalam, atau DVT).

DVT meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius. Masalah ini biasanya diobati dengan obat pengencer darah.

Baca juga: Kenali Apa itu Trombosis, Penyebab, Gejala, sampai Cara Mengatasinya

Penyebab

Penyebab tromboflebitis adalah bekuan darah. Bekuan darah dapat terbentuk dalam darah sebagai akibat dari:

  • Cedera pada vena
  • Gangguan pembekuan darah yang diturunkan oleh keluarga
  • Tidak bergerak untuk waktu yang lama, seperti selama cedera atau dirawat di rumah sakit.

Risiko tromboflebitis akan meningkat jika:

  • Tidak beraktivitas dalam waktu yang lama
  • Memiliki varises
  • Memiliki alat pacu jantung atau tabung tipis fleksibel (kateter) di vena sentral
  • Sedang hamil atau baru saja melahirkan
  • Menggunakan pil KB atau terapi penggantian hormon
  • Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan darah atau kecenderungan untuk membentuk gumpalan darah
  • Pernah mengalami episode tromboflebitis sebelumnya
  • Pernah terkena stroke
  • Berusia lebih dari 60 tahun
  • Obesitas
  • Menderita kanker
  • Merokok.

Gejala

Gejala berikut sering dikaitkan dengan tromboflebitis:

Baca juga: Trombosis Vena Dalam: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah

  • Pembengkakan pada bagian tubuh yang terkena
  • Nyeri pada bagian tubuh yang terkena
  • Kulit kemerahan (tidak selalu ada)
  • Kehangatan dan nyeri di atas vena.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan sering dapat mendiagnosis kondisi berdasarkan melihat tampilan area yang terkena.

Dokter akan sering memeriksa tanda-tanda vital.  Hal tersebut untuk memastikan tidak adanya komplikasi.

Jika penyebabnya tidak dapat dengan mudah diidentifikasi, satu atau lebih dari tes berikut dapat dilakukan:

  • Studi koagulasi darah
  • USG Doppler
  • Venografi
  • Tes genetik.

Perawatan

Penggunaan stoking dan balutan dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.

Selain itu, dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti:

  • Obat penghilang rasa sakit
  • Pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan baru, paling sering hanya diresepkan ketika vena dalam terlibat
  • Obat-obatan seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan
  • Obat-obatan yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk melarutkan gumpalan yang ada.

Baca juga: Trombosis Arteri

Pasien juga biasanya diminta untuk melakukan hal berikut:

  • Jauhkan tekanan dari area tersebut untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut
  • Angkat area yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.

Pilihan pengobatan yang jarang dilakukan adalah:

  • Operasi pengangkatan vena di dekat permukaan
  • Pengupasan vena.

Temui dokter segera jika mengalami gejala vena merah, bengkak atau nyeri.

Terutama jika memiliki satu atau lebih faktor risiko tromboflebitis.

Komplikasi

Komplikasi tromboflebitis meliputi:

  • Bekuan darah di paru-paru (emboli paru)
  • Sakit kronis
  • Bengkak di kaki.

Pencegahan

Penggantian jalur intravena (IV) secara rutin membantu mencegah tromboflebitis yang berhubungan dengan infus.

Jika melakukan perjalanan panjang, lakukan hal berikut:

  • Berjalan atau regangkan kaki sesekali
  • Minum banyak air putih
  • Kenakan selang penyangga.

Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com