KOMPAS.com - Salah satu penyebab gatal dan iritasi pada vagina adalah vaginosis bakterialis, yaitu infeksi vagina akibat ketidakseimbangan jumlah bakteri alami pada vagina.
Vaginosis bakterialis bukanlah penyakit yang berbahaya, tetapi dapat menimbulkan gejala yang cukup mengganggu.
Meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi vaginosis bakterialis kerap dialami oleh wanita pada masa subur dengan rentang usia 15 hingga 44 tahun.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Vagina Gatal Sesuai Penyebabnya
Wanita yang membersihkan area kewanitaan dengan cairan pembersih bagina, menggunakan IUD, dan berhubungan seks dengan banyak orang juga berisiko mengalami kondisi ini.
Vaginosis bakterialis bukanlah infeksi menular seksual (IMS), tetapi penyakit ini dapat meningkatkan risiko penderitanya mengalami IMS dan penyakit radang panggul.
Vaginosis bakterialis juga dikaitkan dengan gangguan pada organ reproduksi, misalnya kelahiran prematur dan infeksi pascaoperasi, seperti histerektomi.
Melansir Very Well Health, vaginosis bakterialis sering kali bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala.
Namun, terdapat beberapa gejala yang mungkin muncul ketika seorang wanita mengalami vaginosis bakterialis:
Dirangkum dari Everyday Health dan MedicineNet, vaginosis bakterialis terjadi akibat ketidakseimbangan jumlah bakteri baik dan bakteri jahat di dalam vagina.
Terdapat dua jenis bakteri di dalam vagina, yaitu bakteri Lactobacillus (bakteri baik) dan bakteri anaerob (bakteri jahat).
Baca juga: 7 Penyebab Vagina Gatal sebelum Menstruasi
Ketika jumlah bakteri anaerob melebihi jumlah normalnya maka akan menyebabkan vaginosis bakterialis.
Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti penyebab ketidakseimbangan pertumbuhan bakteri di dalam vagina.
Menurut Patient Info, beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang mengalami vaginosis bakterialis:
Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa metode pemeriksaan yang dapat mendiagnosis vaginosis bakterialis adalah:
Baca juga: Penyebab Vagina Gatal saat Menstruasi
Cairan vagina mungkin akan diperiksa dengan mikroskop untuk mendeteksi keberadaan sel vagina yang dikelilingi bakteri sebagai ciri dari vaginosis bakterialis.
Apabila tingkat keasaman (pH) vagina sebesar 4,5 atau lebih tinggi maka pasien didiagnosis mengalami vaginosis bakterialis.
Melansir Mayo Clinic, vaginosis bakterialis dapat diobati dengan antibiotik, seperti:
Untuk meredakan efek samping berupa sakit perut dan mual, pasien dapat menghindari konsumsi alkohol selama masa pengobatan.
Baca juga: Mengenal Penyebab Bau Tak Sedap Pada Vagina dan Cara Mengatasinya
Pasangan seksual pasien juga dapat melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Wanita hamil yang menderita penyakit ini juga memerlukan pengobatan segera guna mencegah komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah.
Menurut Medical News Today, vaginosis bakterialis dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Melansir situs Cleveland Clinic, vaginosis bakterialis tidak dapat selalu dicegah karena penyebabnya yang masih belum diketahui secara pasti.
Namun, beberapa tindakan berikut dapat membantu mengurangi risiko mengalami kondisi ini:
Baca juga: Makanan yang Membantu Menjaga Kesehatan Vagina, Wanita Wajib Tahu
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.