Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2022, 09:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit paru interstisial menggambarkan sekelompok besar gangguan yang menyebabkan jaringan parut (fibrosis) progresif pada jaringan paru.

Jaringan parut yang terkait dengan penyakit paru interstisial pada akhirnya memengaruhi kemampuan seseorang untuk bernapas dan mendapatkan cukup oksigen ke dalam aliran darah.

Penyakit paru interstisial dapat disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap bahan berbahaya, seperti asbes.

Baca juga: Pneumotoraks (Paru-Paru Kolaps)

Beberapa jenis penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis juga dapat menyebabkan penyakit paru interstisial.

Namun, dalam beberapa kasus penyebabnya banyak tetap tidak dapat diketahui.

Jika terdapat jaringan parut pada paru-paru, kondisi ini tidak dapat disembuhkan.

Obat-obatan dapat memperlambat kerusakan akibat gangguan ini. Namun, kebanyakan kasus berakhir dengan fungsi kerja paru yang tidak lagi maksimal.

Transplantasi adalah pilihan bagi beberapa orang yang memiliki penyakit paru interstisial.

Gejala

Setiap orang mungkin dapat mengalami penyakit paru interstisial secara berbeda. Gejala umum meliputi:

  • sesak napas, terutama ketika beraktivitas
  • batuk kering yang tidak menghasilkan dahak
  • kelelahan dan kelemahan ekstrem
  • kehilangan selera makan
  • penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • rasa tidak nyaman di dada
  • kesulitan bernapas, terkesan cepat dan dangkal
  • pendarahan di paru-paru.

Gejala penyakit paru interstisial mungkin terlihat seperti kondisi paru-paru atau medis lainnya. Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis jika mengalami gejala di atas.

Baca juga: 10 Penyebab Radang Paru-paru, Bisa dari Asap Rokok sampai Penyakit

Penyebab

Terdapat lebih dari 200 penyebab penyakit paru interstisial. Karena mencakup banyak gangguan, penyebab dari penyakit paru interstisial dikategorikan berdasarkan penyebabnya.

Jenis penyakit paru interstisial terkait:

  • gangguan kesehatan lain: beberapa orang mengalami gangguan ini sebagai akibat dari penyakit autoimun (sistem kekebalan yang merusak tubuh), seperti rheumatoid arthritis, skleroderma, polimiositis atau dermatomiositis, lupus, dan sarkoidosis).
  • menghirup zat berbahaya: orang yang menghirup partikel berbahaya seperti debu batu bara, asbes, asap tembakau, atau bahan kimia penata rambut dapat mengembangkan penyakit paru interstisial
  • genetik: penyakit ini dapat bersifat genetik jika diturunkan di antara anggota keluarga, termasuk: neurofibromatosis (tumor yang tumbuh pada saraf) dan penyakit Gaucher (ditandai dengan pembesaran organ dalam, termasuk limpa dan hati, serta lesi pada tulang)
  • idiopatik: berarti penyebabnya tidak diketahui. Penyakit paru interstisial idiopatik biasanya terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun.

Diagnosis

Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter dapat melakukan beberapa tes sebagai berikut.

Tes laboratorium

  • tes darah: pemeriksaan darah tertentu dapat mendeteksi protein, antibodi, dan penanda lain penyakit autoimun atau respons inflamasi terhadap paparan lingkungan, seperti yang disebabkan oleh jamur atau protein burung.

Baca juga: 3 Cara Mengobati Radang Paru-paru dengan Obat dan Tindakan Medis

Tes pencitraan

  • CT Scan: tes ini adalah kunci dan terkadang langkah pertama untuk mendiagnosis penyakit paru interstisial. CT Scan menggabungkan sinar-X yang diambil dari berbagai sudut untuk menghasilkan gambar penampang struktur internal. Gambar yang dibentuk dapat membantu untuk menentukan tingkat kerusakan paru-paru.
  • Ekokardiogram (EKG): sonogram jantung yang menggunakan bantuan gelombang suara untuk memvisualisasikan jantung. Tes ini dapat memberitahu jumlah tekanan yang terjadi pada sisi kanan jantung.

Tes fungsi paru

  • Spirometri dan kapasitas difusi: tes ini mengharuskan pasien untuk menghembuskan napas dengan cepat dan kuat melalui tabung. Alat ini terhubung pada mesin yang mengukur seberapa banyak udara yang dapat ditampung oleh paru-paru serta seberapa cepat udara dikeluarkan.
  • Oksimetri: tes sederhana ini menggunakan alat kecil yang diletakkan di salah satu jari untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah. Tes ini dapat dilakukan saat istirahat atau dengan aktivitas untuk memantau perjalanan dan tingkat keparahan penyakit. 

Analisis jaringan paru

Seringkali, fibrosis paru dapat didiagnosis secara definitif hanya dengan memeriksa sejumlah kecil paru-paru (biopsi) di laboratorium.

Sampel jaringan dapat diperoleh dengan salah satu cara berikut.

  • Bronkoskopi: dalam prosedur in, dokter mengambil sampel jaringan menggunakan tabung kecil fleksibel (bronkoskop) melalui mulut atau hidung ke paru-paru.
  • Bilas bronkoalveolar: dokter menyuntikkan sekitar satu sendok makan air garam ke bronkoskop ke bagian paru-paru, kemudian menyedotnya. Solusi yang ditarik mengandung sel-sel dari kantung udara.
  • Biopsi bedah: meskipun prosedur ini lebih invasif dengan kemungkinan komplikasi, seringkali ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan sampel jaringan yang cukup besar untuk membuat diagnosis yang akurat.

Baca juga: Fibrosis Paru

Komplikasi

Banyak kasus orang dengan penyakit paru interstisial mengalami kesulitan bernapas dan batuk yang tidak kunjung sembuh.

Dalam kasus yang lebih parah, komplikasi dapat mengancam jiwa dan meliputi tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal), gagal jantung kanan, dan gagal pernapasan (paru-paru tidak memberikan cukup oksigen ke tubuh).

Perawatan

Karena penyebabnya yang sangat banyak, pengobatan pun akan bervariasi.

Beberapa penyakit paru interstisial tidak memiliki obatnya.

Perawatan bertujuan untuk mencegah lebih banyak jaringan paru-paru, mengelola gejala, dan membantu penderita agar tetap bisa memiliki kualitas hidup yang baik.

Perawatan dapat termasuk:

  • transplantasi paru-paru
  • obat oral, termasuk kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan siklofosfamid untuk menekan sistem kekebalan
  • terapi oksigen, dari wadah portabel
  • rehabilitasi paru-paru.

Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah penyakit paru interstisial idiopatik atau genetik.

Baca juga: 5 Penyebab Fibrosis Paru, Bisa dari Rokok sampai Penyakit

Namun, beberapa jenis gangguan ini dapat dicegah dengan penyebab yang telah diketahui. Risiko dapat dikurangi dengan:

  • menggunakan respirator (masker yang menyaring partikel dari udara) di sekitar zat berbahaya, seperti asbes, debu logam, atau bahan kimia
  • berhenti merokok
  • menerima imunisasi untuk flu dan pneumonia untuk membantu melindungi paru-paru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com