KOMPAS.com - Anus atau dubur menjadi organ yang memiliki tugas terakhir dalam sistem pencernaan makhluk hidup, termasuk manusia.
Anus dikelilingi oleh otot sfingter yang berfungsi untuk mengendalikan keluarnya feses.
Inilah yang menyebabkan manusia dapat menghentikan feses yang keluar disaat yang tidak semestinya, seperti saat tertidur.
Manusia juga dapat merasakan atau mendeteksi isi rektum saat ingin BAB, apakah cair, gas, atau padat.
Maka dari itu, seseorang yang tidak lagi dapat mengendalikan rasa buang air besar, bahkan feses keluar dari rektum menjadi pertanda suatu penyakit.
Baca juga: 10 Penyebab Sering BAB Tidak Seperti Biasanya
Inkontinensia alvi atau yang juga disebut inkontinensia feses adalah suatu penyakit yang menyebabkan feses keluar secara tiba-tiba tanpa disadari oleh penderitanya.
Inkontinensia alvi yang sebenarnya adalah hilangnya kontrol sfingter anus yang menyebabkan feses atau gas yang tidak diinginkan terlepas terlalu dini.
Feses yang keluar akibat inkontinensia alvi dapat berbentuk padat maupun cair. Istilah inkontinensia alvi digunakan jika mengalami salah satu dari kondisi ini:
Penyakit ini dipengaruhi oleh usus bagian akhir, anus, dan sistem saraf yang tidak berfungsi secara normal.
Inkontinensia alvi sering terjadi pada lansia dan wanita dengan keluhan yang cukup beragam.
Diawali dengan keluarnya feses sesekali dalam jumlah sedikit ketika buang angin hingga hilangnya kemampuan mengendalikan BAB sepenuhnya.
Kebocoran usus yang tidak disengaja yang menyebabkan feses keluar dengan tiba-tiba sebenarnya bukan masalah medis yang serius.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi BAB Keras Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Akan tetapi, penyakit ini mengganggu manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena takut jika feses dapat keluar disaat yang tidak seharusnya.
Dirangkum dari Web MD, penyebab inkontinensia alvi adalah adanya kerusakan pada otot-otot di sekitar anus (sfingter anal).
Kerusakan tersebut dapat terjadi akibat persalinan pervaginam. Hal ini menyebabkan wanita lebih berisiko terkena penyakit ini daripada pria.
Selain itu, operasi anus juga dapat merusak sfingter atau saraf anus yang menyebabkan inkontinensia anus.
Terdapat beberapa penyebab lain yang mengakibatkan inkontinensia alvi, di antaranya:
Dilansir dari Mayo Clinic, inkontinensia alvi dapat terjadi sementara ketika serangan diare sesekali tetapi bagi sebagian orang, penyakit ini bersifat kronis atau berulang.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Susah BAB saat Hamil
Terdapat dua jenis inkontinensia alvi, yakni:
Selain itu, terdapat beberapa gejala lain yang mungkin dapat dirasakan penderita inkontinensia alvi, di antaranya:
Dirangkum dari Web MD dan Cleveland Clinic, penyakit ini dapat didiagnosis melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta beberapa pemeriksaan penunjang.
Beberapa pemeriksaan fisik yang mungkin dilakukan, di antaranya:
Baca juga: 12 Penyebab Susah BAB, Bukan Hanya Sembelit
Dilansir dari Mayo Clinic, inkontinensia alvi dapat menyebabkan komplikasi, meliputi:
Mengutip Web MD, inkontinensia alvi dapat diatasi dengan dua metode, yakni secara non-bedah dan bedah. Berikut penjelasannya:
Baca juga: 8 Penyebab BAB Keras dan Cara Mengatasinya
Beberapa tindakan berikut dapat membantu mencegah inkontinensia alvi, yakni:
Baca juga: 7 Cara Alami agar BAB Lancar Tiap Hari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.