Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2021, 18:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Halusinasi merupakan pengalaman sensorik saat seseorang melihat, mendengar, mencium, mendengar, merasakan, atau mengenyam sesuatu yang dibentuk oleh pikiran sendiri dan tidak nyata.

Halusinasi biasanya merupakan gejala dari penyakit yang mendasari.

Umumnya, disebabkan oleh penyakit mental, efek samping obat-obatan, atau penyakit fisik seperti epilepsi atau gangguan penggunaan alkohol.

Baca juga: Halusinasi: Penyebab, Jenis, hingga Cara Mengatasinya

Penderita Skizofrenia yang mengalami halusinasi seringkali menggambarkannya sebagai "mendengar suara-suara".

Melansir NHS, suara-suara tersebut dapat bersifat kritis, memuji, netral, atau bahkan berupa perintah yang berpotensi membahayakan penderita.

Suara-suara tersebut juga terkadang menanggapi atau berkomentar soal apa yang dilakukan oleh penderita.

Pengalaman halusinasi tersebut biasanya menyedihkan, tapi tidak selalu negatif.

Beberapa orang dengan kondisi ini dapat menerima atau sekedar terbiasa dengan keberadaan suara-suara tersebut.

Perawatan dapat termasuk minum obat untuk mengobati kesehatan.

Dokter juga mungkin akan merekomendasikan untuk memperbaiki gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi alkohol dan tidur lebih banyak.

Penyebab

Beberapa penyebab halusinasi yang paling umum, meliputi:

Baca juga: Skizofrenia

  • Skizofrenia. Lebih dari 70 persen penderita skizofrenia mengalami halusinasi visual dan 60-90 persen mendengar suara-suara. Namun, dalam beberapa kasus terdapat penderita yang juga mencium atau merasakan hal-hal yang tidak nyata.
  • Penyakit Parkinson. Hingga setengah dari penderita Parkinson melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
  • Penyakit Alzheimer dan bentuk lain dari demensia, khususnya demensia tubuh Lewy. Penyakit ini menyebabkan perubahan di otak yang dapat penderitanya mengalami halusinasi. Orang usia lanjut memiliki risiko mengalami penyakit ini.
  • Migrain. Sekitar sepertiga orang dengan migren memiliki ‘aura’, sejenis halusinasi visual yang dideskripsikan seperti bulan sabit warna-warni.
  • Tumor otak. Tergantung pada bagian otak yang terganggu, tumor otak dapat menyebabkan halusinasi. Jika terjadi di area yang berhubungan dengan penglihatan, penderitanya mungkin akan melihat hal-hal yang tidak nyata. Beberapa bagian otak lain juga dapat menyebabkan halusinasi penciuman dan pengecap.
  • Sindrom Charles Bonnet. Kondisi ini menyebabkan orang dengan masalah penglihatan seperti degenerasi makula, glaukoma, atau katarak untuk melihat hal-hal. Awalnya penderita mungkin tidak menyadari kalau mereka sedang berhalusinasi.
  • Epilepsi. Kejang juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi. Jenisnya tergantung pada bagian otak mana yang terkena kejang.

Dilansir dari Webmd, berikut beberapa penyebab halusinasi berdasarkan jenis halusinasi.

Halusinasi Auditori

Penderita halusinasi jenis ini dapat merasakan suara dari dalam pikiran. Suara tersebut seolah berbicara kepada mereka atau bahkan menanggapi kegiatan sang penderita.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan halusinasi auditori:

Baca juga: Gejala Skizofrenia pada Anak, Berbeda dari Orang Dewasa

  • skizofrenia
  • gangguan bipolar
  • psikosis
  • gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder)
  • gangguan stres pascatrauma
  • kehilangan pendengaran
  • Gangguan tidur
  • lesi otak (kerusakan jaringan otak)
  • penggunaan obat-obatan atau narkotika

Halusinasi visual

Halusinasi pada penglihatan dapat melibatkan melihat sesuatu yang tidak nyata, seperti:

  • serangga yang merangkak pada tangan atau wajah orang lain
  • melihat objek berubah bentuk atau bergerak tidak sebagaimana mestinya

Halusinasi visual juga dapat berupa bintik atau bentuk berwarna cerah yang disebut "oksipital".

Penyebabnya dapat mencakup:

  • iritasi pada korteks visual, bagian otak yang dapat membantu penglihatan
  • lesi otak
  • skizofrenia
  • gangguan skizoafektif
  • depresi
  • gangguan bipolar
  • delirium (dari infeksi, penggunaan dan penarikan obat, atau masalah tubuh dan otak)
  • demensia
  • penyakit Parkinson
  • kejang
  • migrain
  • tumor otak
  • masalah tidur
  • masalah metabolisme
  • penyakit creutzfeldt-jakob

Baca juga: Beda Gejala Demensia dan Alzheimer, Serupa tapi Tak Sama

Halusinasi Olfaktori

Halusinasi olfaktori atau penciuman dapat mengakibatkan penderitanya mencium sesuatu yang sebenarnya tidak nyata. Beberapa penyebabnya, yaitu:

  • cedera kepala
  • flu
  • kejang lobus temporal
  • radang sinus
  • tumor otak
  • penyakit Parkinson

Halusinasi Gustatori

Penderitanya akan merasa adanya perbedaan rasa pada makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Beberapa penyebabnya meliputi:

  • penyakit lobus temporal
  • lesi otak
  • penyakit sinus
  • epilepsi

Halusinasi Somatik

Penderita akan merasa seolah tergelitik atau disentuh ketika tidak ada apapun. Juga, merasakan sensasi panas atau dingin yang tidak nyata. Penyebabnya, meliputi:

Baca juga: 10 Tanda Awal Demensia yang Harus Diwaspadai

  • skizorenia
  • gangguan skizoafektif
  • obat yang dapat menyebabkan halusinasi
  • delirium tremens
  • alkohol
  • alzheimer
  • demensia tubuh lewy
  • penyakit Parkinson

Diagnosis

Seseorang yang mengalami halusinasi dianjurkan untuk segera ke dokter agar dapat mengetahui apa yang menyebabkan kondisi tersebut.

Dokter akan bertanya gejala yang muncul dan melakukan pemeriksaan fisik.

Beberapa tes yang mungkin dilakukan dapat berupa:

  • tes darah
  • tes urin
  • pencitraan otak
  • elektroencefalogram (EEG) untuk mengetahui aktivitas listrik dalam otak

Perawatan

Setelah mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya halusinasi, dokter akan melakukan penanganan.

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan dapat berupa hal-hal sebagai berikut.

Baca juga: Alzheimer: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasi

Obat-obatan

Bagi penderita penyakit mental seperti skizofrenia atau sejenis demensia seperti Alzheimer, dokter akan memberikan obat-obatan tertentu.

Terapi

Jika berhubungan dengan penyakit mental, terapi juga dapat menjadi salah satu opsi penanganan bagi penderita halusinasi.

Terapis akan membantu penderita lebih memahami apa yang terjadi. Juga, mengatur strategi dalam menanggapi kondisi-kondisi tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau