KOMPAS.com - Tulang selangka adalah tulang yang menghubungkan bagian atas dari tulang rusuk ke tulang belikat.
Tulang selangka dapat dirasakan dengan mudah saat menyentuh area antara leher dan bahu karena sebagian besar tulang selangka hanya ditutupi oleh kulit, bukan otot.
Berada di area bahu, tulang selangka kerap mengalami cedera atau trauma yang menimbulkan masalah pada tulang selangka.
Baca juga: Patah Tulang
Hantaman atau pukulan langsung ke bahu, bahkan dapat menyebabkan tulang selangka patah atau mengalami keretakan.
Kondisi ini disebut patah tulang selangka, yaitu salah satu cedera yang paling umum terjadi, khususnya pada anak-anak dan remaja.
Patah tulang selangka paling sering terjadi karena terjatuh, cedera olahraga, dan cedera kecelakaan lalu lintas.
Tidak hanya dialami oleh anak-anak atau orang dewasa, patah tulang selangka juga dapat terjadi pada bayi selama proses persalinan.
Patah tulang selangka atau fraktur clavicula, merupakan kondisi yang menyakitkan dan membuat lengan sulit untuk digerakkan.
Meskipun demikian, dengan penanganan medis yang tepat, kondisi ini dapat disembuhkan.
Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala patah tulang selangka, di antaranya:
Baca juga: Yang Bisa Terjadi saat Mengalami Patah Tulang Metatarsal
Merangkum Mayo Clinic dan Healthline, patah tulang selangka umumnya disebabkan oleh pukulan langsung ke bahu.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan patah tulang selangka, meliputi:
Mengutip Mayo Clinic, tulang selangka tidak mengeras secara sempurna hingga seseorang mencapai usia 20 tahun.
Hal ini yang menyebabkan anak-anak dan remaja lebih berisiko mengalami patah tulang selangka.
Risiko ini akan menurun setelah melewati usia 20 tahun, tetapi kembali meningkat pada usia lanjut karena seiring bertambahnya usia, kepadatan tulang mulai menurun.
Dilansir dari OrthoInfo, untuk mendiagnosis patah tulang selangka dokter melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik.
Baca juga: 4 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Tulang
Dokter secara hati-hati memeriksa bahu penderita untuk melihat pembengkakan, deformitas, atau luka terbuka di bahu yang cedera.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan tidak ada saraf atau pembuluh darah yang rusak akibat patah tulang selangka.
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui tingkat keparahan cedera adalah:
Merangkum Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, membatasi pergerakan atau imobilisasi tulang yang patah sangat penting dalam proses penyembuhan.
Salah satu cara untuk membatasi pergerakan tulang selangka adalah dengan menggunakan penyangga lengan atau arm sling.
Penyangga lengan atau arm sling berfungsi untuk menahan lengan dan tulang penderita pada posisi yang normal.
Durasi imobilisasi atau penggunaan penyangga lengan bergantung pada tingkat keparahan cedera.
Pada anak-anak, penyatuan tulang kembali biasanya memerlukan waktu tiga sampai enam minggu, sedangkan bagi orang dewasa sekitar 12 minggu.
Bayi yang mengalami patah tulang selangka karena proses persalinan umumnya hanya memerlukan penanganan nyeri dan perawatan bayi dengan saksama.
Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa penanganan yang dilakukan untuk mengatasi patah tulang selangka:
Menurut Mayo Clinic, patah tulang selangka dapat memicu beberapa kondisi berikut:
Merangkum Kids Health dan Cleveland Clinic, patah tulang selangka umumnya terjadi secara tiba-tiba sehingga cukup sulit untuk dicegah.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang
Namun, terdapat beberapa cara untuk menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko mengalami patah tulang selangka, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.