Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2021, 19:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mata belekan dapat terjadi ketika terdapat cairan atau kotoran yang umumnya terkumpul di kelopak, bulu, atau sudut mata.

Mata dapat mengeluarkan beberapa jenis cairan dengan warna bening, hijau, atau kuning yang memungkinkan mata menjadi lengket atau berkerak.

Mata belekan yang berkepanjangan dapat terkait dengan beberapa infeksi menular yang memerlukan pengobatan.

Baca juga: 9 Cara Mengobati Infeksi Mata Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Penyebab

Melansir Verywell, terdapat beberapa kondisi mata yang dapat menyebabkan keluarnya cairan, yaitu:

  • Konjungtivitis, merupakan infeksi akibat bakteri atau virus yang menyebabkan mata belekan dan mata merah yang terasa gatal atau terbakar
  • Alergi terhadap serbuk sari, debu, bulu hewan peliharaan, dan asap dapat memengaruhi mata
  • Saluran air mata tersumbat, terjadi ketika terdapat sesuatu yang menghalangi keluarnya air mata dari saluran air mata akibat infeksi, cedera, atau tumor
  • Bintitan, benjolan merah pada kelopak mata yang meradang akibat infeksi kelenjar
  • Sindrom mata kering, mata tidak dapat menghasilkan cukup air untuk melumasi mata
  • Keratitis, peradangan pada kornea atau selaput bening yang menutupi pupil dan iris mata
  • Trachoma, infeksi bakteri menular dan menyebar melalui kontak dengan benda yang terinfeksi
  • Entropion, suatu kondisi di mana kelopak mata membelok ke dalam sehingga mata teriritasi akibat gesekan dengan bulu mata

Gejala

Perlu diketahui bahwa setiap penyebab yang mendasari mata belekan dapat disertai dengan gejala yang berbeda-beda.

Mengutip Healthline, keluarnya cairan dari mata bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi mata. Sementara beberapa dapat dirawat di rumah, yang lain memerlukan perhatian medis.

Baca juga: 8 Penyebab Infeksi Mata dan Cara Mengobatinya

Oleh karena itu, segera temui dokter apabila Anda mengalami ketidaknyamanan pada mata, terutama jika terdapat cairan berwarna hijau atau kuning di mata agar mendapatkan perawatan yang sesuai.

Perawatan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perawatan akan sangat bergantung dengan penyebab yang mendasarinya. Di antaranya sebagai berikut:

Konjungtivitis

  • Obat tetes antibiotik untuk konjungtivitis bakteri
  • Obat tetes antivirus untuk konjungtivitis virus
  • Obat tetes antialergen

Alergi

  • Menghindari pemicu alergi
  • Obat alergi
  • Obat tetes mata

Saluran air mata tersumbat

  • Obat tetes mata antibiotik
  • Operasi
  • Irigasi mata

Bintitan

  • Antibiotik
  • Kompres dengan handuk hangat
  • Pijat area mata dengan jari yang bersih
  • Operasi, jika bintitan menyebabkan penglihatan terganggu

Baca juga: 4 Cara Cegah Infeksi Mata Akibat Kontak Lensa

Sindrom mata kering

  • Air mata buatan
  • Resep obat tetes mata
  • Menggunakan pelembab udara
  • Suplemen asam lemak esensial omega-3

Trachoma

  • Antibiotik oral, tetes, atau salep
  • Operasi untuk stadium lanjut

Entropion

  • Beralih ke lensa kontak lunak
  • Mendapatkan jahitan untuk membalikkan kelopak mata yang ke luar
  • Perawatan Botox
  • Operasi

Pencegahan

Berdasarkan Healthline, beberapa penyebab mata belekan dapat menular.

Oleh karena itu, berikut langkah-langkah yang dapat membantu mencegah mata belekan menjadi lebih buruk atau menyebar ke orang lain, meliputi:

  • Cuci tangan setiap kali menyentuh mata atau area di dekat mata
  • Cuci kain lap dan sarung bantal Anda secara teratur
  • Jangan berbagi riasan mata dengan orang lain
  • HIndari pengggunaan lensa kontak lebih lama dari yang direkomendasikan
  • Jangan berbagi barang pribadi yang menyentuh mata Anda seperti handuk, kacamata, atau selimut

Baca juga: Benarkah Mata Merah Bisa Jadi Gejala Covid-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com