Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2021, 11:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolera adalah penyakit bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi.

Kolera menyebabkan diare parah dan dehidrasi.

Jika tidak diobati, kolera bisa berakibat fatal dalam beberapa jam, bahkan pada orang yang sebelumnya sehat.

Baca juga: Kolera: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Pengolahan limbah dan air modern hampir menghilangkan kolera di negara-negara industri.

Risiko epidemi kolera paling tinggi ketika kemiskinan, perang, atau bencana alam yang memaksa orang untuk hidup dalam kondisi padat tanpa sanitasi yang memadai.

Penyebab

Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.

Bakteri ini melepaskan racun yang menyebabkan peningkatan jumlah air yang akan dilepaskan dari sel-sel yang melapisi usus.

Peningkatan air ini menghasilkan diare parah.

Orang mengembangkan infeksi dari makan atau minum makanan atau air yang mengandung kuman kolera.

Tinggal di atau bepergian ke daerah di mana kolera hadir meningkatkan risiko tertular.

Pasokan air yang terkontaminasi adalah sumber utama infeksi kolera. Bakteri ini dapat ditemukan di:

  • Air permukaan atau air sumur
  • Makanan laut
  • Buah dan sayuran mentah
  • Biji-bijian.

Gejala

Gejala kolera bervariasi dari ringan hingga berat, antara lain:

Baca juga: Penanganan Awal Diare Pada Anak

  • Kram perut
  • Selaput lendir kering atau mulut kering
  • Kulit kering
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Mata berkaca-kaca atau cekung
  • Kurangnya air mata
  • Kelesuan
  • Keluaran urine rendah atau sedikit
  • Mual
  • Dehidrasi cepat
  • Denyut nadi cepat (denyut jantung)
  • "Titik lunak" cekung (fontanel) pada bayi
  • Kantuk atau kelelahan yang tidak biasa
  • Muntah
  • Diare berair yang dimulai tiba-tiba dan memiliki bau amis.

Diagnosis

Hubungi layanan medis terdekat jika mengalami diare berair yang parah atau memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti:

  • Mulut kering
  • Kulit kering
  • Mata berkaca-kaca tanpa sebab
  • Air mata kering
  • Denyut nadi cepat
  • Urin berkurang atau tidak ada
  • Mata cekung
  • Haus terus-menerus
  • Kantuk atau kelelahan yang tidak biasa.

Baca juga: Ciri-ciri Diare Ringan, Berat, dan Perlu Diwaspadai

Tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis kolera antara lain:

  • Kultur darah
  • Kultur feses dan pewarnaan Gram.

Perawatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengganti cairan dan garam yang hilang melalui diare.

Diare dan kehilangan cairan bisa terjadi dengan cepat dan ekstrem. Bahkan, terkadang sulit untuk mengganti cairan yang hilang.

Tergantung pada kondisi, pengidap kolera dapat diberikan cairan melalui mulut atau melalui vena (intravena, atau IV).

Antibiotik dapat mempersingkat waktu pasien merasa sakit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengembangkan paket garam yang dicampur dengan air bersih untuk membantu memulihkan cairan.

Alat ini lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada cairan IV biasa.

Paket-paket ini sekarang digunakan di seluruh dunia untuk pengobatan kolera.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolera ialah:

  • Dehidrasi berat
  • Kematian.

Baca juga: Manfaat Zinc untuk Mengatasi Diare pada Anak

Pencegahan

Vaksin kolera tersedia untuk orang dewasa berusia 18 hingga 64 tahun, terutama bagi yang harus bepergian ke daerah dengan wabah kolera aktif.

Meski demikian, tiap orang harus selalu berhati-hati saat mengonsumsi makanan dan air minum, meskipun sudah divaksinasi.

Ketika wabah kolera terjadi, upaya harus dilakukan untuk membangun air bersih, makanan, dan sanitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com