Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2021, 12:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan niktoin atau ketergantungan nikotin terjadi ketika seseorang membutuhkan nikotin dan tidak bisa berhenti menggunakannya.

Nikotin adalah bahan kimia dalam tembakau yang membuat pemakainya sulit untuk berhenti.

Nikotin menghasilkan efek menyenangkan di otak, tetapi efek ini bersifat sementara. Hal ini yang menyebabkan perokok menjadi kecanduan.

Baca juga: Kecanduan Nikotin: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Semakin banyak merokok, semakin banyak nikotin yang dibutuhkan untuk merasa baik.

Ketika mencoba untuk berhenti, perokok tersebut akan mengalami perubahan mental dan fisik yang tidak menyenangkan.

Hal tersebut adalah gejala penarikan nikotin.

Penyebab

Nikotin adalah bahan kimia dalam tembakau yang membuat seseorang kecanduan merokok.

Baca juga: 70 Ucapan Selamat Idul Fitri 2025 untuk Dikirimkan ke Teman dan Keluarga

Nikotin mencapai otak dalam beberapa detik setelah mengisap.

Di otak, nikotin meningkatkan pelepasan zat kimia otak yang disebut neurotransmiter, yang membantu mengatur suasana hati dan perilaku.

Dopamin, salah satu neurotransmiter ini, dilepaskan di pusat penghargaan otak dan menyebabkan perasaan senang dan meningkatkan suasana hati.

Baca juga: Sandi Butar Butar Terima Surat Pemecatan Saat Masuk Kerja Usai Libur

Nikotin dengan cepat menjadi bagian dari rutinitas harian dan terkait dengan kebiasaan dan perasaan.

Situasi umum yang memicu keinginan untuk merokok meliputi:

  • Minum kopi atau istirahat di tempat kerja
  • Minum alkohol
  • Mengemudikan mobil
  • Menghabiskan waktu bersama teman.

Untuk mengatasi ketergantungan nikotin, seseorang perlu menyadari pemicu dan membuat rencana untuk mengatasinya.

Baca juga: Mengenal Gejala Penarikan Nikotin yang Bikin Susah Berhenti Merokok

Gejala

Bagi sebagian orang, menggunakan tembakau dalam jumlah berapa pun dapat dengan cepat menyebabkan ketergantungan nikotin.

Tanda-tanda bahwa seseorang telah kecanduan meliputi:

  • Tidak bisa berhenti merokok
  • Tetap merokok meskipun ada masalah kesehatan
  • Rela menghentikan aktivitas sosial demi merokok
  • Memiliki gejala penarikan ketika mencoba untuk berhenti.

Gejala penarikan nikotin dapat dimulai dalam waktu 30 menit dari penggunaan tembakau terakhir dan akan tergantung pada tingkat kecanduan.

Faktor-faktor seperti berapa lama penggunaan tembakau dan berapa banyak tembakau yang  digunakan setiap hari akan memengaruhi tingkat keparahan gejala.

Gejala putus nikotin bagi perokok meliputi:

  • Keinginan kuat untuk nikotin
  • Kesemutan di tangan dan kaki
  • Berkeringat
  • Mual dan kram perut
  • Sembelit dan gas
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Insomnia
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kecemasan
  • Sifat lekas marah
  • Depresi
  • Penambahan berat badan.

Baca juga: Kecanduan Nikotin

Gejala penarikan untuk orang yang menggunakan tembakau kunyah sangat mirip. Antara lain:

  • Suasana hati yang tertekan
  • Susah tidur
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Merasa gelisah
  • Sifat lekas marah
  • Peningkatan rasa lapar atau penambahan berat badan
  • Detak jantung lebih lambat.

Gejala putus nikotin biasanya memuncak dalam dua hingga tiga hari.

Baca juga: Insien Penumpang Merokok di Kabin Pesawat, Garuda Indonesia Tindak Tegas

Diagnosis

Jika ingin berhenti merokok atau gusar dengan ketergantungan niktoin, mintalah tim perawatan kesehatan untuk membantu mengembangkan rencana perawatan yang sesuai atau untuk memberi tahu di mana mendapatkan bantuan.

Dokter akan mengajukan pertanyaan atau meminta pasien mengisi kuesioner untuk melihat keparahan ketergantungan pada nikotin.

Mengetahui tingkat ketergantungan akan membantu dokter menentukan rencana perawatan yang tepat.

Semakin banyak rokok yang dihisap setiap hari dan semakin cepat merokok setelah bangun tidur, semakin besar ketergantungan.

Perawatan

Perokok jauh lebih mungkin untuk dapat berhenti merokok dengan menggunakan obat-obatan dan konseling, yang keduanya telah terbukti efektif, terutama jika dikombinasikan.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Beberapa produk berhenti merokok dikenal sebagai terapi pengganti nikotin karena mengandung jumlah nikotin yang bervariasi.

Beberapa dari terapi penggantian nikotin ini memerlukan resep, tetapi yang lain tidak.

Ada dua obat berhenti merokok yang disetujui yang tidak mengandung nikotin, dan keduanya hanya tersedia dengan resep dokter.

Baca juga: Siswi SMA Taruna Nusantara Ini Diterima di 11 Kampus Top Dunia

Obat-obatan membantu mengatasi masalah dengan mengurangi gejala penarikan dan kecanduan.

Sementara itu, konseling membantu perokok mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berhenti merokok untuk selamanya.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan dengan konselor, semakin baik hasil perawatan.

Baca juga: Ini Isi Surat Pemecatan Sandi Butar Butar dari Damkar Depok

 

Komplikasi

Asap tembakau mengandung lebih dari 60 bahan kimia penyebab kanker dan ribuan zat berbahaya lainnya.

Bahkan rokok herbal sekali pun memiliki bahan kimia berbahaya.

Orang yang merokok jauh lebih mungkin untuk mengembangkan dan meninggal karena penyakit tertentu daripada orang yang tidak merokok.

Banyak masalah kesehatan yang berbeda yang disebabkan oleh merokok, seperti:

  • Kanker paru-paru dan penyakit paru-paru
  • Kanker mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, laring, kandung kemih, pankreas, ginjal, leher rahim, dan beberapa jenis leukemia. Secara keseluruhan, merokok menyebabkan 30 persen dari semua kematian akibat kanker.
  • Masalah jantung dan sistem peredaran darah
  • Diabetes
  • Masalah mata
  • Infertilitas dan impotensi
  • Komplikasi selama kehamilan
  • Pilek, flu, dan penyakit lainnya
  • Penyakit gigi dan gusi.

Baca juga: 7 Alasan Kenapa Orang Sulit Berhenti Merokok

Merokok juga menimbulkan risiko kesehatan bagi orang-orang di sekitar perokok aktif.

Perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru dan penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang tidak tinggal dengan perokok.

Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih rentan terhadap asma, infeksi telinga, dan pilek yang memburuk.

Baca juga: Mobil Pakai Pelat Nomor Warna Hijau? Ini Penjelasan dan Aturannya

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah ketergantungan nikotin adalah dengan tidak menggunakan tembakau sejak awal.

Cara terbaik untuk menjauhkan anak-anak dari merokok adalah dengan tidak merokok sendiri.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya tidak merokok atau yang berhasil berhenti merokok jauh lebih kecil kemungkinannya untuk merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau