Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2022, 11:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maag atau dapat disebut juga dispepsia adalah rasa ketidaknyamanan di perut bagian atas.

Maag menggambarkan gejala tertentu, seperti sakit perut dan perasaan kenyang segera setelah mulai makan.

Maag juga bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit pencernaan.

Baca juga: Sakit Maag? Atasi dengan 5 Bahan Rumahan Berikut...

Penyebab

Maag memiliki banyak kemungkinan penyebab.

Seringkali, maag terkait dengan gaya hidup dan dapat dipicu oleh makanan, minuman, atau obat-obatan.

Penyebab umum maag meliputi:

  • Makan berlebihan atau makan terlalu cepat
  • Makanan berlemak, berminyak atau pedas
  • Terlalu banyak kafein, alkohol, coklat atau minuman berkarbonasi
  • Merokok
  • Kecemasan
  • Antibiotik tertentu, pereda nyeri, dan suplemen zat besi.

Dispepsia fungsional atau nonulkus, yang terkait dengan sindrom iritasi usus besar juga merupakan penyebab gangguan pencernaan yang sangat umum.

Terkadang maag disebabkan oleh kondisi lain, seperti:

  • Radang lambung (gastritis)
  • Tukak lambung
  • Penyakit celiac
  • batu empedu
  • Sembelit
  • Peradangan pankreas (pankreatitis)
  • Kanker perut
  • Penyumbatan usus
  • Berkurangnya aliran darah di usus (iskemia usus)
  • Diabetes
  • Penyakit tiroid
  • Kehamilan.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Penyakit Maag?

Gejala

Gejala maag antara lain:

  • Rasa asam di mulut
  • Kembung
  • Rasa terbakar atau nyeri di perut atau perut bagian atas
  • Bersendawa
  • Suara gemericik di perut
  • Mual atau muntah.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka akan memeriksa perut guna memastikan pembengkakan atau nyeri tekan. 

Tes diagnostik lainnya meliputi:

  • Tes darah, untuk menilai fungsi hati, ginjal, dan tiroid
  • Tes napas, untuk memeriksa H pylori
  • Pemeriksaan pencitraan, untuk memeriksa penyumbatan atau masalah lain di usus Pemeriksaan pencitraan mungkin termasuk X-ray, CT scan atau endoskopi bagian atas
  • Tes tinja, untuk memeriksa kotoran H. pylori atau infeksi bakteri lainnya.

Perawatan

Mengubah pola makan dapat membantu gejala. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Baca juga: Panduan Memilih Makanan untuk Penderita Maag

  • Ambil waktu yang cukup untuk makan
  • Hindari pertengkaran saat makan
  • Hindari kegembiraan atau olahraga tepat setelah makan
  • Kunyah makanan dengan hati-hati dan sepenuhnya
  • Bersantai dan beristirahat jika gangguan pencernaan disebabkan oleh stres.

Maag yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lain dapat membaik dengan pengobatan.

Obat-obatan umum untuk meredakannya meliputi:

  • Antasida
  • Antibiotik
  • H2 blocker
  • Inhibitor pompa proton (PPI)

Maag ringan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Konsultasikan dengan dokter jika ketidaknyamanan berlanjut selama lebih dari dua minggu.

Hubungi dokter segera jika rasa sakitnya parah atau disertai dengan:

  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja atau kehilangan nafsu makan
  • Muntah berulang atau muntah darah
  • Kotoran hitam dan lembek
  • Kesulitan menelan yang semakin memburuk
  • Kelelahan atau kelemahan, yang mungkin mengindikasikan anemia.

Cari pertolongan medis segera jika mengalami:

  • Sesak napas, berkeringat, atau nyeri dada yang menjalar ke rahang, leher, atau lengan
  • Nyeri dada saat beraktivitas atau dengan stres.

Baca juga: Asam Lambung Rendah Bisa Memicu Maag, Bagaimana mengatasinya?

Komplikasi

Meskipun maag biasanya tidak menyebebkan komplikasi serius, maag tetap bisa dapat mempengaruhi kualitas hidup dengan rasa tidak nyaman dan beberapa pantangan makanan.

Pencegahan

Lakukan hal berikut untuk mencegah maag:

  • Menghindari alkohol
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang
  • Mengelola tingkat stres
  • Tidak makan makanan sebelum tidur
  • Tidak merokok
  • Mengganti aspirin dengan asetaminofen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau