Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2022, 14:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipotensi ortostatik adalah bentuk tekanan darah rendah yang terjadi ketika berdiri dari duduk atau berbaring.

Hipotensi ortostatik dapat membuat seseorang yang mengidapnya merasa pusing hingga pingsan.

Hipotensi ortostatik mungkin ringan dan dapat hanya berlangsung kurang dari beberapa menit.

Baca juga: 13 Penyebab Hipotensi yang Perlu Diwaspadai

Namun, hipotensi ortostatik yang berlangsung lama dapat menandakan masalah yang lebih serius.

Penyebab

Saat duduk atau berbaring, darah dari pembuluh darah di kaki mengalir dengan mudah ke jantung.

Ketika berdiri, darah di ekstremitas bawah lebih sulit mencapai jantung.

Ada lebih sedikit darah yang tersedia bagi jantung untuk dikirim ke organ dan otot. Akibatnya, tekanan darah turun sementara.

Hipotensi ortostatik terjadi ketika sesuatu mengganggu proses alami tubuh untuk melawan tekanan darah rendah.

Banyak kondisi yang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, seperti:

  • Dehidrasi
  • Masalah jantung
  • Masalah endokrin
  • Gangguan sistem saraf.

Gejala

Gejala yang paling umum adalah sakit kepala ringan atau pusing ketika berdiri setelah duduk atau berbaring.

Gejala biasanya berlangsung kurang dari beberapa menit. Tanda dan gejala hipotensi ortostatik meliputi:

Baca juga: Mengapa Kita Merasa Pening saat Tiba-tiba Berdiri?

  • Pusing saat berdiri
  • Penglihatan kabur
  • Pingsan (sinkop)
  • Linglung
  • Mual.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan memeriksa tekanan darah saat duduk, berbaring, dan berdiri. 

Pasien biasanya juga akan menjalani tes berikut:

  • Tes darah untuk memeriksa kondisi seperti diabetes dan anemia
  • Ekokardiogram, untuk memeriksa kerja pemompaan jantung
  • Elektrokardiogram (EKG,) untuk menguji perubahan irama jantung.
  • Latihan tes stres, untuk mengukur detak jantung selama aktivitas fisik
  • Perangkat EKG portabel (monitor Holter) ,untuk mengukur irama jantung.
  • Tes meja miring, untuk mengukur tekanan darah, detak jantung, dan irama jantung.

Perawatan

Apabila hipotensi ortostatik disebabkan oleh kondisi tertentu, mengobati penyakit yang menyebabkan hipotensi ortostatik akan menyembuhkannya.

Jika menggunakan obat yang diketahui menyebabkan hipotensi ortostatik, dokter dapat mengubah dosis atau mengalihkannya ke obat lain.

Jarang, orang dengan hipotensi ortostatik membutuhkan obat untuk meningkatkan volume dan tekanan darah.

Baca juga: Normalkah Merasa Pusing Setelah Berdiri dari Duduk?

Obat-obatan tersebut termasuk:

  • Droxidopa
  • Agen perangsang eritropoiesis (ESA)
  • Fludrokortison
  • Midodrine hidroklorida 
  • Piridostigmin.

Penting untuk menemui dokter jika sering mengalami gejala hipotensi ortostatik karena gejala tersebut dapat menandakan masalah serius.

Bahkan lebih mendesak untuk menemui dokter jika kehilangan kesadaran, meski hanya dalam beberapa detik.

Komplikasi

Orang dengan hipotensi ortostatik mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami:

  • Patah tulang atau gegar otak karena jatuh saat merasa pusing atau pingsan
  • Hipotensi postprandial, tekanan darah rendah 30 menit sampai dua jam setelah makan (terutama makanan tinggi karbohidrat)
  • Syok atau kegagalan organ jika tekanan darah tetap terlalu rendah
  • Stroke atau penyakit jantung yang disebabkan oleh fluktuasi tekanan darah
  • Hipotensi terlentang, tekanan darah rendah yang terjadi saat berbaring.

Pencegahan

Jika rentan terhadap hipotensi ortostatik, langkah-langkah ini dapat mengurangi gejala:

Baca juga: 11 Penyebab Hipotensi Ortostatik dan Gejalanya

  • Jaga suhu tetap normal 
  • Tetap terhidrasi
  • Jangan tidur dengan alas datar
  • Persiapan sebelum berdiri
  • Gerakkan otot sebelum berdiri
  • Kenakan stoking kompresi atau pengikat perut untuk meningkatkan sirkulasi dan tekanan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau