Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2021, 09:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Leher terdiri dari otot, tendon, ligamen, dan tulang yang bekerja sama untuk menopang kepala dan memungkinkannya bergerak ke berbagai arah.

Ketika terlalu sering bergerak, otot-otot akan mengalami ketegangan dan menyebabkan kekakuan pada leher.

Selain itu, leher kaku juga dapat disebabkan oleh cedera ringan atau luka pada tulang belakang.

Umumnya leher kaku dapat dipulihkan secara mandiri di rumah.

Baca juga: 5 Penyebab Leher Kaku, Bisa Keseleo sampai Tanda Penyakit

Namun, dalam beberapa kasus, leher kaku juga dapat menjadi gejala dari penyakit serius yang memerlukan perawatan medis.

Penyebab

Leher kaku dapat menyebabkan rasa sakit yang ringan hingga berat, sehingga sulit untuk menggerakkan kepala atau menggunakan otot leher.

Menurut Healthline, berikut beberapa faktor umum penyebab leher kaku:

  • Postur tubuh yang buruk
  • Rahang terkatup
  • Stres
  • Gerakan leher berulang

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, leher kaku dapat menjadi tanda dari kondisi medis tertentu.

Berdasarkan Medical News Today, berikut berbagai masalah kesehatan yang dapat menyebabkan leher kaku disertai dengan beberapa gejalanya, meliputi:

Baca juga: Sakit Leher saat Bangun Tidur, Begini Solusinya

Cedera

Cedera atau ketegangan ringan pada leher atau tulang belakang dapat terjadi akibat:

  • Posisi tidur yang canggung
  • Duduk atau membungkuk dalam waktu yang lama
  • Menunduk atau melihat ke bawah berulang kali
  • Mengalami cedera akibat terjatuh
  • Otot tegang karena stres

Whiplash

Merupakan cedera pada otot, tulang, ligamen, saraf di leher, atau semuanya. Ini menyebabkan rasa sakit dan kaku di leher.

Kondisi ini umumnya terjadi akibat kepala yang secara tiba-tiba tersentak ke depan dan ke belakang.

Selain leher kaku, biasanya whiplash juga disertai dengan gejala:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Sakit punggung atau bahu
  • Perasaan tertusuk atau terbakar di bagian leher
  • Kehilangan ingatan
  • Kesulitan berkonsentrasi

Radang sendi

Radang sendi pada leher dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan leher. Umumnya, rasa sakit akan bertambah buruk ketika Anda tetap dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama.

Baca juga: 6 Penyebab Nyeri Leher

Gejala lain dari radang sendi yaitu:

  • Sakit kepala
  • Mati rasa di lengan atau tangan
  • Kesulitan berjalan atau masalah keseimbangan
  • Kelemahan pada lengan atau kaki

Meningitis

Meningitis terjadi akibat virus, jamur, atau bakteri yang menyebabkan peradangan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.

Meningitis virus dapat sembuh dengan sendirinya. Sedangkan, meningitis bakteri dan jamur dapat mengancam nyawa penderitanya. Beberapa gejalanya antara lain:

  • Demam mendadak disertai sakit kepala, atau leher kaku
  • Mual dan muntah
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Kebingungan
  • Lekas marah
  • Ketidakmampuan untuk bangun dari tidur

Perawatan

Cara terbaik untuk meredakan leher kaku akan tergantung pada penyebabnya.

Namun, melansir Medical News Today, berikut cara-cara yang dapat Anda lakukan mengatasi leher kaku akibat ketegangan ringan, antara lain:

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Leher dan Cara Mengatasinya

  • Kompres dingin
    Kompres bagian leher yang kaku selama 20 menit secara berulang dengan handuk dingin untuk meredakan peradangan dan pembengkakan. Perawatan ini paling efektif dalam 48 jam pertama setelah cedera.
  • Kompres hangat
    Kompres bagian leher dengan handuk yang hangat atau mandi air panas dapat membantu mengendurkan otot-otot yang tegang.
  • Peregangan
    Gerakkan kepala dan putar bahu dari sisi ke sisi secara lembut dan perlahan untuk meredakan otot yang tegang. Namun, hentikan jika peregangan menyebabkan rasa sakit.

Pencegahan

Berdasarkan Healthline, berikut cara terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya leher kaku, antara lain:

Ciptakan tempat kerja yang nyaman

  • Duduk dengan punggung yang lurus dan lengan sejajar dengan meja
  • Sesuaikan komputer sejajar dengan mata
  • Berdiri secara berkala untuk meregangkan otot

Batasi waktu penggunaan ponsel

  • Pegang ponsel setinggi mata
  • Jangan menahan ponsel di antara bahu dan telinga
  • Setelah menggunakan ponsel dalam waktu yang lama, lakukan peregangan untuk mengendurkan otot

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Sakit Leher Akibat Salah Posisi Tidur

Jangan mengemudi dalam waktu yang lama

  • Berhenti sejenak untuk berdiri dan melakukan peregangan
  • Atur tempat duduk pada posisi yang memberi dukungan untuk menempatkan Anda dalam postur yang baik
  • Jangan mengirim pesan teks saat mengemudi karena akan buruk bagi leher jika berulang kali melihat ke atas dan ke bawah

Ubah posisi tidur

Tidur miring atau telentang dapat mengurangi ketegangan pada leher daripada tidur tengkurap.

Perhatikan postur tubuh

Menjaga bahu, leher, dan punggung dalam garis lurus sepanjang hari dapat mengurangi risiko mengalami kekakuan pada leher.

Cara lainnya

  • Olahraga teratur, memperkuat otot dan mengurangi risiko otot menjadi tegang atau cedera
  • Berhenti merokok
  • Menjaga postur tubuh dengan baik

Diagnosis

Leher kaku memang termasuk keluhan umum dan terkait dengan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, segera temui dokter Anda jika leher kaku disertai dengan gejala lain seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Lekas Marah
  • Rasa sakit yang parah
  • Tidak membaik dalam beberapa hari setelah mencoba perawatan mandiri

Baca juga: 10 Penyebab Leher Sakit dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau