Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2021, 14:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Foot drop secara sederhana adalah kondisi ketika kesulitan mengangkat bagian depan kaki.

Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang harus menyeret kaki saat berjalan.

Foot drop, juga disebut drop foot, dapat disebabkan oleh masalah pada otot, saraf, atau anatomi kaki dan tungkai.

Baca juga: 4 Penyebab Tangan dan Kaki Sakit, Dari Masalah Sendi hingga Saraf

Foot drop bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan lain.

Penyebab

Penyebab paling umum dari foot drop adalah cedera saraf peroneal atau peroneus.

Saraf peroneus adalah cabang dari saraf siatik, saraf ini memasok gerakan dan sensasi ke kaki bagian bawah, kaki, dan jari kaki.

Kondisi yang memengaruhi saraf dan otot dalam tubuh dapat menyebabkan foot drop, seperti:

  • Neuropati perifer, diabetes adalah penyebab paling umum dari neuropati perifer
  • Distrofi otot, sekelompok gangguan yang menyebabkan kelemahan otot dan hilangnya jaringan otot
  • Penyakit Charcot-Marie-Tooth, kelainan bawaan yang mempengaruhi saraf perifer
  • Polio.

Gejala

Foot drop dapat menyebabkan masalah berjalan.

Karena tidak dapat mengangkat bagian depan kaki, pengidap perlu mengangkat kaki lebih tinggi dari biasanya untuk mengambil langkah agar tidak menyeret jari kaki atau tersandung.

Tergantung pada penyebab foot drop, seseorang dapat merasakan mati rasa atau kesemutan di bagian atas kaki atau tulang kering.

Foot drop dapat terjadi pada satu atau kedua kaki, tergantung pada penyebabnya.

Baca juga: Masalah Kaki yang Sering Dialami Penderita Diabetes

Diagnosis

Jika jari-jari kaki menyeret lantai saat berjalan, konsultasikan segera dengan dokter.

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik, yang mungkin menunjukkan:

  • Hilangnya kontrol otot di tungkai bawah dan kaki
  • Atrofi kaki atau otot kaki
  • Kesulitan mengangkat kaki dan jari kaki.

Tenaga kesehatan juga dapat melakukan satu atau lebih dari tes berikut untuk memeriksa otot dan saraf serta untuk menentukan penyebabnya:

  • Elektromiografi
  • Tes konduksi saraf untuk melihat seberapa cepat sinyal listrik bergerak melalui saraf perifer)
  • Tes pencitraan, seperti MRI, X-ray, dan CT scan
  • USG saraf
  • Tes darah.

Perawatan

Pengobatan foot drop akan tergantung pada apa yang menjadi penyebabnya.

Perawatan yang umum dilakukan antara lain:

  • Kawat gigi, belat, atau sisipan sepatu untuk membantu menopang kaki dan mempertahankannya pada posisi yang lebih normal
  • Terapi fisik
  • Stimulasi saraf
  • Pembedahan. 

Untuk penurunan kaki jangka panjang, dokter biasanya menyarankan untuk menggabungkan pergelangan kaki atau tulang kaki.

Baca juga: 4 Masalah Pada Kaki Akibat Diabetes

Selain itu, operasi tendon juga bisa jadi opsi.

Dalam hal ini, tendon yang berfungsi dan otot yang melekat dipindahkan ke bagian kaki yang berbeda.

Komplikasi

Apabila foot drop disebabkan penyakit kronis atau berkelanjutan, kondisi ini dapat menjadi permanen.

Pencegahan

Karena foot drop dapat meningkatkan risiko tersandung dan jatuh, pertimbangkan untuk mengambil tindakan pencegahan berikut di sekitar rumah:

  • Rapikan lantai dari barang-barang
  • Hindari penggunaan karpet lempar
  • Jauhkan kabel listrik dari jalan setapak
  • Pastikan kamar dan tangga cukup terang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau