Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Myasthenia gravis adalah kelemahan dan kelelahan otot volunter yang terjadi secara cepat. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan dalam komunikasi normal antara saraf dan otot.

Tidak ada obat untuk Myasthenia gravis, tetapi perawatan dapat meringankan gejala yang timbul.

Baca juga: 13 Penyebab Kelemahan Otot yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Gejala utama myasthenia gravis adalah kelemahan pada otot rangka volunter atau yang berada di bawah kendali.

Kegagalan otot untuk berkontraksi biasanya terjadi karena mereka tidak dapat merespons impuls saraf. Tanpa transmisi impuls yang tepat, komunikasi antara saraf dan otot terhambat sehingga melemah.

Banyaknya aktivitas dapat memperburuk kelemahan akibat myasthenia gravis. Namun, istirahat dapat meredakan gejala.

Gejala lain dari myasthenia gravis dapat meliputi:

  • kesulitan berbicara
  • kesulitan berjalan di tangga atau mengangkat barang
  • kelumpuhan wajah
  • kesulitan bernapas karena kelemahan otot
  • kesulitan menelan atau mengunyah kelelahan
  • suara serak
  • kelopak mata terkulai
  • penglihatan ganda.

Tidak semua orang akan memiliki setiap gejala. Selain itu, tingkat kelemahan otot juga dapat bervariasi dari hari ke hari.

Tingkat keparahan gejala dapat meningkat jika tidak diobati seiring berjalannya waktu.

Penyebab

Myasthenia gravis tidak bersifat genetik dan tidak menular.

Baca juga: 3 Asam Amino Esensial yang Paling Berperan untuk Pertumbuhan Otot

Penyakit ini umumnya berkembang saat usia lanjut ketika antibodi dalam tubuh menyerang reseptor normal pada otot.

Hal ini memblokir bahan kimia yang dibutuhkan untuk merangsang kontraksi otot.

Bentuk sementara Myasthenia gravis dapat berkembang pada wanita hamil saat antibodinya tersalurkan ke janin.

Umumnya, kondisi ini dapat sembuh dalam dua hingga tiga bulan.

Diagnosis

Dokter akan meninjau gejala dan riwayat kesehatan dengan melakukan pemeriksaan fisik.

Beberapa tes yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut.

Pemeriksaan neurologis

Beberapa hal yang akan diuji yaitu:

  • refleks
  • kekuatan otot
  • bentuk otot
  • indra sentuhan dan penglihatan
  • koordinasi
  • keseimbangan

Tes kantong es

Jika memiliki kelopak mata yang turun, dokter dapat meletakkan kantong berisi es di kelopak mata. Setelah dua menit, dokter akan mengevaluasi kelopak mata tersebut untuk melihat jika ada perubahan.

Baca juga: Otot Kaku

Analisis darah

Tes darah dapat menunjukkan adanya antibodi abnormal yang mengganggu situs reseptor tempat impuls saraf memberi sinyal pada otot untuk bergerak.

Stimulasi saraf berulang

Dalam studi konduksi saraf, dokter akan menempelkan elektroda ke kulit di atas otot yang akan diuji. Setelah itu, dokter akan mengirimkan impuls untuk mengukur kemampuan saraf dalam mengirim sinyal ke otot.

Saraf akan diuji beberapa kali untuk melihat apakah kemampuan mengirim sinyal memburuk akibat kelelahan.

Elektromiografi serat tunggal (EMG)

Prosedur ini melibatkan aktivitas listrik yang berjalan antara otak dan otot. Dokter akan menggunakan elektroda kawat halus melalui kulit dan menguji serat otot tunggal.

Pencitraan

Penggunaan CT Scan atau MRI untuk melihat jika ada tumor atau kelainan lain pada timus (kelenjar kecil di dada yang berkaitan dengan Myasthenia gravis).

Tes fungsi paru

Tes untuk melihat jika kondisi yang dialami memengaruhi pernapasan.

Baca juga: Kenali Apa itu Myalgia, Nyeri Otot yang Bisa Menyerang Setiap Orang

Perawatan

Perawatan dapat membantu mengendalikan gejala Myasthenia gravis, beberapa di antaranya:

  • menghindari apapun yang memicu gejala, seperti kelelahan dan stres
  • obat-obatan untuk membantu memperbaiki kelemahan otot
  • operasi untuk mengangkat kelenjar timus.

Jika gejala tiba-tiba memburuk, seperti kesulitan bernapas atau sulit menelan, segera cari pertolongan ke rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com