KOMPAS.com - Myasthenia gravis adalah kelemahan dan kelelahan otot volunter yang terjadi secara cepat. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan dalam komunikasi normal antara saraf dan otot.
Tidak ada obat untuk Myasthenia gravis, tetapi perawatan dapat meringankan gejala yang timbul.
Baca juga: 13 Penyebab Kelemahan Otot yang Perlu Diwaspadai
Gejala utama myasthenia gravis adalah kelemahan pada otot rangka volunter atau yang berada di bawah kendali.
Kegagalan otot untuk berkontraksi biasanya terjadi karena mereka tidak dapat merespons impuls saraf. Tanpa transmisi impuls yang tepat, komunikasi antara saraf dan otot terhambat sehingga melemah.
Banyaknya aktivitas dapat memperburuk kelemahan akibat myasthenia gravis. Namun, istirahat dapat meredakan gejala.
Gejala lain dari myasthenia gravis dapat meliputi:
Tidak semua orang akan memiliki setiap gejala. Selain itu, tingkat kelemahan otot juga dapat bervariasi dari hari ke hari.
Tingkat keparahan gejala dapat meningkat jika tidak diobati seiring berjalannya waktu.
Myasthenia gravis tidak bersifat genetik dan tidak menular.
Baca juga: 3 Asam Amino Esensial yang Paling Berperan untuk Pertumbuhan Otot
Penyakit ini umumnya berkembang saat usia lanjut ketika antibodi dalam tubuh menyerang reseptor normal pada otot.
Hal ini memblokir bahan kimia yang dibutuhkan untuk merangsang kontraksi otot.
Bentuk sementara Myasthenia gravis dapat berkembang pada wanita hamil saat antibodinya tersalurkan ke janin.
Umumnya, kondisi ini dapat sembuh dalam dua hingga tiga bulan.
Dokter akan meninjau gejala dan riwayat kesehatan dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut.
Beberapa hal yang akan diuji yaitu:
Jika memiliki kelopak mata yang turun, dokter dapat meletakkan kantong berisi es di kelopak mata. Setelah dua menit, dokter akan mengevaluasi kelopak mata tersebut untuk melihat jika ada perubahan.
Baca juga: Otot Kaku
Tes darah dapat menunjukkan adanya antibodi abnormal yang mengganggu situs reseptor tempat impuls saraf memberi sinyal pada otot untuk bergerak.
Dalam studi konduksi saraf, dokter akan menempelkan elektroda ke kulit di atas otot yang akan diuji. Setelah itu, dokter akan mengirimkan impuls untuk mengukur kemampuan saraf dalam mengirim sinyal ke otot.
Saraf akan diuji beberapa kali untuk melihat apakah kemampuan mengirim sinyal memburuk akibat kelelahan.
Prosedur ini melibatkan aktivitas listrik yang berjalan antara otak dan otot. Dokter akan menggunakan elektroda kawat halus melalui kulit dan menguji serat otot tunggal.
Penggunaan CT Scan atau MRI untuk melihat jika ada tumor atau kelainan lain pada timus (kelenjar kecil di dada yang berkaitan dengan Myasthenia gravis).
Tes untuk melihat jika kondisi yang dialami memengaruhi pernapasan.
Baca juga: Kenali Apa itu Myalgia, Nyeri Otot yang Bisa Menyerang Setiap Orang
Perawatan dapat membantu mengendalikan gejala Myasthenia gravis, beberapa di antaranya:
Jika gejala tiba-tiba memburuk, seperti kesulitan bernapas atau sulit menelan, segera cari pertolongan ke rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.