Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/03/2022, 13:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Botak adalah kondisi ketika rambut di kulit kepala atau bagian tubuh lainnya hilang atau rontok secara berlebihan.

Botak atau kebotakan dalam istilah medis disebut dengan alopecia.

Kondisi ini dapat memengaruhi hanya kulit kepala atau seluruh tubuh dan dapat bersifat sementara atau permanen.

Baca juga: Mengapa Pria Rentan Alami Kebotakan?

Hal bisa disebabkan akibat faktor keturunan, perubahan hormonal, kondisi medis atau bagian normal dari penuaan.

Siapa pun dapat mengalami kebotakan di kepala mereka, tetapi masalah ini lebih sering terjadi pada pria.

Kebotakan biasanya mengacu pada kerontokan rambut yang berlebihan dari kulit kepala. 

Penyebab

Baik pria maupun wanita cenderung kehilangan ketebalan dan jumlah rambut seiring bertambahnya usia.

Jenis kebotakan ini biasanya tidak disebabkan oleh suatu penyakit.

Hal tersebut terkait dengan penuaan, keturunan, dan perubahan hormon testosteron.

Sementara itu, stres fisik atau emosional dapat menyebabkan satu setengah hingga tiga perempat rambut kulit kepala rontok yang disebut telogen effluvium.

Rambut cenderung rontok saat keramas atau ketika bersisir.

Kerontokan rambut seperti ini umumnya berkurang selama enam hingga delapan bulan.

Telogen effluvium biasanya bersifat sementara. Tapi bisa menjadi jangka panjang (kronis).

Penyebab kebotakan lainnya yang meliputi masalah fisik atau emosional adalah:

  • Demam tinggi atau infeksi berat
  • Persalinan
  • Operasi besar, penyakit besar, kehilangan darah mendadak
  • Stres emosional yang parah
  • Diet ketat, terutama yang tidak mengandung cukup protein
  • Obat-obatan, termasuk retinoid, pil KB, beta-blocker, calcium channel blocker, antidepresan tertentu, NSAID (termasuk ibuprofen).

Baca juga: Cara Terbaik untuk Menghentikan Rambut Rontok

Penyebab lain kebotakan, terutama jika dalam pola yang tidak biasa meliputi:

  • Alopecia areata (tambalan botak di kulit kepala, janggut, dan alis atau bulu mata bisa rontok)
  • Anemia
  • Kondisi autoimun seperti lupus
  • Luka bakar
  • Penyakit menular tertentu seperti sifilis
  • Keramas berlebihan dan mengeringkan rambut
  • Perubahan hormon
  • Penyakit tiroid
  • Kebiasaan gugup seperti menarik rambut terus-menerus atau menggosok kulit kepala
  • Terapi radiasi
  • Tinea capitis (kurap pada kulit kepala)
  • Tumor ovarium atau kelenjar adrenal
  • Gaya rambut yang memberikan terlalu banyak ketegangan pada folikel rambut
  • Infeksi bakteri pada kulit kepala.

Gejala

Kebotakan dapat muncul dalam berbagai cara, tergantung pada penyebabnya.

Kebotakan bisa datang tiba-tiba atau bertahap dan hanya mempengaruhi kulit kepala atau seluruh tubuh.

Tanda dan gejala kerontokan rambut antara lain:

  • Penipisan bertahap di atas kepala
  • Bintik-bintik kebotakan melingkar atau tidak merata
  • Rambut rontok secara tiba-tiba
  • Rambut rontok di seluruh tubuh
  • Bercak kerak yang menyebar di kulit kepala.

Baca juga: Kenali Apa itu Alopecia Areata, Rambut Rontok Karena Penyakit Autoimun

Diagnosis

Diagnosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik oleh dokter kulit.

Dokter biasanya juga mencabut rambut di area yang pitak untuk melihat kelainan struktur batang atau akar rambut.

Dokter juga dapat melakukan biopsi kulit untuk memastikan diagnosis.

Perawatan

Rambut rontok akibat menopause atau melahirkan sering hilang setelah 6 bulan hingga 2 tahun.

Jika kebotakan diakibatkan oleh penyakit, seperti demam, terapi radiasi, penggunaan obat-obatan, atau penyebab lainnya, tidak diperlukan pengobatan.

Rambut biasanya tumbuh kembali ketika penyakitnya berakhir atau terapinya selesai. 

Pengidapnya dapat mengenakan wig, topi, atau penutup lainnya sampai rambut tumbuh kembali.

Menenun rambut, mengubah potongan rambut, atau perubahan gaya rambut dapat menyamarkan kebotakan.

Hal ini umumnya merupakan pendekatan yang paling murah dan paling aman untuk masalah kebotakan.

Potongan rambut tidak boleh dijahit ke kulit kepala karena berisiko menimbulkan bekas luka dan infeksi.

Baca juga: Apakah Penyakit Alopecia Areata Bisa Disembuhkan?

Perawatan lainnya meliputi:

  • Obat-obatan, seperti minoxidil, finasteride, atau suntikan steroid
  • Transplantasi rambut
  • Terapi laser
  • Memakai shampo yang direkomendasikan dokter kulit.

Hubungi dokter segera jika memiliki salah satu dari masalah berikut ini:

  • Kebotakan dalam pola yang tidak biasa
  • Kebotakan dengan cepat atau pada usia dini (misalnya, di usia remaja atau dua puluhan)
  • Sakit atau gatal dibarengi rambut rontok
  • Kulit kepala di bawah area yang terkena berwarna merah, bersisik, atau tidak normal
  • Jerawat, rambut wajah, atau siklus menstruasi yang tidak normal
  • Seorang wanita dan memiliki pola kebotakan pria
  • Bintik-bintik botak di janggut atau alis
  • Penambahan berat badan atau kelemahan otot, intoleransi terhadap suhu dingin, atau kelelahan
  • Area infeksi di kulit kepala.

Komplikasi

Kebotakan secara umum tidak berbahaya. Meski begitu, masalah ini bisa menyebabkan komplikasi berikut:

  • Terganggunya penampilan
  • Gangguan rasa percaya diri
  • Gangguan kecemasan
  • Depresi
  • Luka terbakar sinar matahari (sunburn) pada area kulit kepala yang botak.

Baca juga: Alopecia Areata

Pencegahan

Sebagian besar kebotakan disebabkan oleh genetika (pola kebotakan pria dan pola kebotakan wanita).

Jenis kerontokan rambut di atas tidak dapat dicegah.

Kiat-kiat ini dapat membantu menghindari jenis kebotakan yang dapat dicegah:

  • Berlaku lembut jika menyisir, keramas, atau ketika membelai rambut 
  • Tanyakan kepada dokter tentang risiko kebotakan dari obat dan suplemen yang dikonsumsi
  • Lindungi rambut dari sinar matahari dan sumber sinar ultraviolet lainnya
  • Berhenti merokok
  • Jika sedang menjalani kemoterapi, tanyakan kepada dokter tentang topi pendingin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com