Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2021, 10:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Rinitis terjadi ketika terdapat reaksi yang menyebabkan hidung tersumbat, pilek, bersin, dan gatal.

Sebagian besar jenis rinitis disebabkan oleh peradangan yang menyebabkan gejala pada mata, telinga, atau tenggorokan.

Beberapa jenis rinitis yang umum adalah:

Baca juga: Rinitis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi

  • Rinitis akut
  • Rinitis alergi
  • Rinitis non-alergi

Penyebab

Melansir Healthline, penyebab rinitis akan tergantung pada jenisnya, seperti:

Rinitis alergi

Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda mendeteksi alergen yang kemudian memicu reaksi alergi.

Kondisi ini dapat dipicu oleh:

  • Serbuk sari termasuk rumput, pohon, atau bunga
  • Bulu atau air liur hewan peliharaan
  • Kotoran kecoa
  • Debu

Rinitis non-alergi

Kondisi ini tidak dipicu oleh alergen dan tidak melibatkan respon sistem imun yang terjadi pada rinitis alergi.

Pemicu potensialnya meliputi:

  • Benda asing di hidung
  • Infeksi, seperti virus flu
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid atau penurun tekanan darah
  • Makanan dan bau tertentu
  • Asap dan polutan udara lainnya
  • Perubahan cuaca
  • Perubahan hormonal
  • Stres.

Baca juga: Rinitis Alergi

Selain itu, rinitis non-alergi juga dapat terkait dengan masalah struktural di rongga hidung Anda yaitu seperti:

  • Pembentukan polip
  • Septum hidung yang menyimpang
  • Saluran hidung yang menyempit.

Faktor risiko

Mengutip Healthline, risiko Anda mengalami rinitis akan semakin tinggi jika Anda memiliki faktor sebagai berikut:

  • Riwayat eksim atau asma pribadi maupun keluarga
  • Terpapar iritasi lingkungan seperti asap rokok secara teratur.

Gejala

Berdasarkan Health Library, gejala rinitis meliputi:

  • Hidung tersumbat
  • Pilek
  • Hidung gatal
  • Tetesan postnasal
  • Bersin
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Mata gatal
  • Mata berair
  • Sakit kepala
  • Sakit wajah
  • Penurunan kemampuan indra penciuman, perasa, atau pendengaran.

Baca juga: Pilek Karena Alergi Dingin, Begini Cara Mengatasinya

Diagnosis

Berdasarkan Healthine, diagnosis rinitis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan fisik mencakup pembengkakan jaringan dalam hidung, pernapasan mulut, lingkaran hitam dan kerutan di bawah mata.

Selain itu, dokter juga mungkin akan merujuk Anda ke ahli alergi untuk tes alergi yang dapat membantu untuk menentukan jenis rinitis Anda.

Perawatan

Dilansir dari Healthline, berikut pilihan perawatan rinitis berdasarkan jenisnya, yaitu:

Rinitis alergi

Pada dasarnya, menghindari alergen yang menyebabkan masalah adalah pengobatan terbaik untuk rinitis.

Jika tidak dapat menghindari alergen, dokter akan menganjurkan Anda untuk:

  • Semprotan kortikosteroid intranasal yang dijual bebas atau resep
  • Antihistamin
  • Dekongestan
  • Imunoterapi seperti suntik alergi.

Rinitis non-alergi

Dokter akan merekomendasikan penggunaan obat seperti:

Baca juga: Ciri Batuk yang Disebabkan oleh Alergi

  • Semprotan kortikosteroid, saline, atau antihistamin hidung yang dijual bebas atau resep
  • Dekongestan
  • Obat untuk gejala asma
  • Pengobatan kondisi lainnya yang mendasari rinitis
  • Operasi korektif jika terdapat masalah struktural di rongga hidung.

Pencegahan

Menurut Health Library, tindakan pencegahan akan tergantung pada faktor yang memicu rinitis Anda, antara lain:

  • Jauhi area yang banyak debu, tungau, atau jamur
  • Rajin membersihkan area tempat tinggal terutama jika memiliki hewan peliharaan
  • Jauhi alergen
  • Hindari merokok atau orang lain yang sedang merokok
  • Hindari bau yang kuat dan iritasi
  • Gunakan semprotan hidung dalam jangka waktu yang ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com