Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2021, 21:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batuk pilek adalah penyakit menular oleh virus yang memengaruhi sistem pernapasan bagian atas. 

Menurut Medical news today, batuk pilek merupakan penyakit menular yang paling umum di antara manusia.

Sebagian besar batuk pilek disebabkan oleh coronavirus atau rhinovirus.

Virus corona yang menyebabkan batuk pilek berbeda dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Baca juga: 5 Bahan Alami ala Dapur untuk Cegah Batuk, Pilek, dan Flu

Berdasarkan keterangan CDC, orang dewasa rata-rata mengalami 2-3 batuk pilek per tahun, dan anak-anak memiliki risiko lebih sering. 

Penyebab

Lebih dari 200 virus yang berbeda dapat menyebabkan batuk pilek. Rhinovirus jadi virus yang paling sering menjadi penyebab.

Ketika virus masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan mencoba melawannya.

Pada orang dengan sistem kekebalan yang kuat, gejala bisa ditekan.

Namun, jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan virus, gejala infeksi akan muncul.

Batuk pilek dapat menyerang siapa saja dan kapan saja sepanjang tahun. Tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko batuk pilek:

  • Anak kecil atau orang dewasa yang lebih tua
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Faktor musiman, seperti saat pancaroba
  • Melakukan kontak dekat dengan seseorang yang sedang pilek

Gejala

Gejala batuk pilek biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus penyebab pilek.

Tanda dan gejala dapat bervariasi, di antaranya:

Baca juga: Dapatkah Gejala Demam Berdarah (DBD) Disertai Batuk Pilek?

  • Hidung berair atau tersumbat
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Sakit badan ringan atau sakit kepala ringan
  • Bersin
  • Demam ringan
  • Umumnya merasa tidak enak badan

Komplikasi

Batuk pilek biasanya tidak membuat masalah serius dan hilang setelah 7-10 hari.

Namun, komplikasi tetap dapat terjadi, terutama bagi penyintas yang memiliki sistem kekebalan lemah.

Komplikasi yang bisa terjadi antara lain:

  • Radang paru-paru
  • Bronkitis akut
  • Bronkiolitis
  • Croup
  • Otitis media (infeksi telinga tengah)
  • Radang tenggorokan

Batuk pilek juga dapat memperburuk gejala asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang meliputi emfisema dan bronkitis kronis.

Diagnosis

Untuk orang dewasa, umumnya tidak memerlukan perhatian medis untuk batuk pilek.

Baca juga: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Virus Corona

Namun, segera cari bantuan medis jika merasakan gejala seperti:

  • Gejala yang memburuk
  • Demam lebih dari 38,5 derajat celcius yang berlangsung lebih dari tiga hari
  • Demam kembali setelah sembuh
  • Sesak napas
  • Mengi
  • Sakit tenggorokan parah, sakit kepala atau sakit sinus

Anak-anak juga umumnya tidak memerlukan bantuan medis untuk batuk pilek.

Tetapi segera cari bantuan medis jika anak memiliki salah satu dari gejala berikut:

  • Demam 38 derajat celcius pada bayi baru lahir hingga 12 minggu
  • Meningkatnya demam atau demam yang berlangsung lebih dari dua hari pada anak dari segala usia
  • Gejala parah, seperti sakit kepala dan sakit tenggorokan
  • Kesulitan bernapas atau mengi
  • Sakit telinga
  • Rasa kantuk yang tidak biasa
  • Kurang nafsu makan

Perawatan

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengobati batuk pilek:

  • Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
  • Beristirahat yang cukup
  • Gunakan obat yang tersedia di toko obat untuk mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan
  • Hirup uap, yang dapat membantu meredakan hidung tersumbat
  • Berkumur air asin untuk sakit tenggorokan

Baca juga: 8 Anjuran yang Benar bagi Orangtua Saat Anak Sakit Batuk Pilek

Pencegahan

Karena begitu banyak virus dapat menyebabkan pilek, vaksin untuk penyakit ini belum tersedia.

Namun, orang dapat mengambil tindakan pencegahan untuk membantu mencegah batuk pilek, antara lain:

  • Menghindari kontak dekat dengan siapa saja yang sedang batuk pilek atau flu
  • Mengikuti diet sehat dan bervariasi dengan banyak buah dan sayuran segar
  • Selalu bersin atau batuk ke tisu, lalu buang tisu dengan hati-hati dan cuci tangan setelahnya, jika tidak ada tisu, batuk atau bersin ke lengan baju bagian atas, menutupi hidung dan mulut sepenuhnya
  • Rajin mencuci tangan dengan air sabun minimal 20 detik
  • Menjaga permukaan di tempat kerja dan di rumah
  • Menghindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau