Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2021, 11:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tenggorokan adalah organ penting dalam tubuh manusia. Organ ini membantu manusia untuk bernapas, berbicara, dan mencerna makanan.

Tenggorokan terletak berdekatan dengan rongga mulut, hidung, dan pintu masuk saluran cerna bagian atas.

Berada di dekat rongga mulut menyebabkan tenggorokan rentan terpapar mikroorganisme dari makanan atau minuman yang terinfeksi bakteri atau virus.

Baca juga: 4 Obat Radang Tenggorokan

Jika tenggorokan mengalami iritasi, peradangan, atau terinfeksi bakteri akan timbul rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas penderita.

Salah satu penyakit yang menyebabkan sakit tenggorokan adalah faringitis atau yang dikenal dengan radang tenggorokan.

Faringitis adalah peradangan pada selaput lendir yang melapisi bagian belakang tenggorokan (faring).

Peradangan ini menyebabkan rasa tidak nyaman karena tenggorokan terasa gatal, kering, dan sulit menelan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan/atau bakteri.

Virus dan bakteri dapat menyebar melalui udara, seperti percikan air ludah dari batuk penderita yang terhirup.

Penyebab

Mengutip dari Medical News Today, faringitis terjadi akibat penderita terinfeksi virus. Terdapat beberapa virus yang dapat menyebabkan faringitis, yakni:

  1. rhinovirus, menyebabkan flu
  2. adenovirus, menyebabkan konjungtivitis (mata merah muda) dan flu
  3. influenza
  4. Epstein-Barr (EBV), menyebabkan mononucleosis atau demam kelenjar

Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari saat Radang Tenggorokan

Mononucleosis adalah infeksi virus menular yang memunculkan gejala serupa dengan flu.

Mononucleosis disebabkan karena virus EBV yang menyebar melalui cairan tubuh, seperti percikan air liur (bersin) atau paparan batuk.

Terkadang, faringitis terjadi akibat penyebaran infeksi dari penyakit lain, seperti pilek, flu, campak, dan cacar.

Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan faringitis adalah bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini biasanya menyebabkan faringitis pada anak-anak.

Meski jarang, terdapat bakteri lain yang juga dapat menyebabkan faringitis, yakni:

  1. Neisseria gonorrhoeae, pada penyakit gonore
  2. Chlamydia trachomatis, pada penyakit klamidia
  3. Corynebacterium diphtheriae, pada penyakit difteri

Gejala

Gejala faringitis biasanya muncul sekitar 2 sampai 5 hari setelah penderita terinfeksi.

Gejala utama yang dirasakan penderita faringitis adalah tenggorokan sakit, nyeri, terasa gatal, sulit menelan, dan suara serak.

Beberapa gejala yang dirasakan penderita faringitis akibat virus diantaranya:

  • Batuk
  • Pilek
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Iritasi mata
  • Kelenjar getah bening mengalami pembengkakan
  • Pembengkakan pada amandel

Baca juga: 7 Makanan untuk Penderita Radang Tenggorokan

Penderita faringitis dengan mononucleosis dapat merasakan gejala tambahan, diantaranya:

  • Sakit perut di bagian sisi kiri atas
  • Kelelahan
  • Nafsu makan berkurang
  • Muncul ruam

Sedangkan, gejala penderita faringitis akibat bakteri meliputi:

  • Rasa sakit yang berlebihan saat menelan
  • Kelenjar getah bening pada leher terasa lembut saat disentuh dan mengalami pembengkakan
  • Muncul bercak putih atau nanah di bagian belakang tenggorokan
  • Amandel mengalami pembengkakan
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Mual muntah
  • Muncul ruam yang disebut sebagai demam berdarah

Diagnosis

Untuk memastikan pasien mengalami faringitis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa tenggorokan, hidung, dan telinga untuk melihat adanya infeksi.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti:

Baca juga: Cara Mudah Mengatasi dan Mencegah Radang Tenggorokan

  1. Swab tenggorokan dan kultur bakteri, untuk mengetahui keberadaan bakteri di tenggorokan
  2. Tes darah, untuk mengetahui adanya infeksi

Perawatan

Terdapat beberapa metode pengobatan faringitis. Namun, disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Faringitis yang disebabkan bakteri dapat diobati dengan antibiotik oral, seperti amoxicillin atau penisilin, untuk meredakan gejala dan mencegah demam rematik.

Sedangkan faringitis yang disebabkan virus dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).

Untuk meredakan rasa sakit dan demam penderita faringitis virus dapat mengonsumsi obat yang dijual bebas, seperti asetaminofen dan ibuprofen.

Beberapa cara di bawah ini dapat membantu mempercepat pemulihan, diantaranya:

  1. minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi
  2. makan makanan yang ringan dan nyaman untuk tenggorokan, seperti sup hangat
  3. minum minuman hangat, seperti air hangat dan teh
  4. berkumur dengan air garam hangat
  5. menggunakan pelembap udara (humidifier) untuk menambah kelembapan udara
  6. banyak beristirahat hingga kondisi membaik
  7. jika suara sedang serak sebaiknya jangan terlalu banyak bicara
  8. menghindari paparan asap rokok dan polusi
  9. menghisap permen pelega tenggorokan untuk melegakan tenggorokan

Baca juga: Penyebab dan Faktor Risiko Radang Tenggorokan

Jika sampai 1 minggu kondisi masih belum membaik, segera konsultasikan dengan dokter.

Komplikasi

Jika tidak segera mendapat penanganan, faringitis dapat menyebar dan menyebabkan beberapa komplikasi, yakni:

  1. infeksi telinga
  2. sinusitis
  3. demam reumatik yang dapat merusak katup jantung
  4. gangguan ginjal glomerulonefritis
  5. Adanya penumpukan nanah di tenggorokan

Pencegahan

Beberapa tindakan di bawah ini dapat membantu mengurangi risiko faringitis, seperti:

  1. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  2. Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
  3. Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi virus atau bakteri menular
  4. Tidak merokok dan hindari asap rokok
  5. Hindari berbagi makanan dan minuman
  6. Hindari paparan polusi
  7. Mencuci mainan anak yang menderita faringitis dengan bersih

Baca juga: Radang Tenggorokan dan Gejala Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com