Dokter Spesialis Bedah Saraf Mayapada Hospital Bogor www.mayapadahospital.com
KOMPAS.com - Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sebagian besar neuron penghasil dopamin atau “dopaminergik” di area spesifik otak yang disebut substantia nigra.
Parkinson dapat mengganggu pergerakan tubuh.
Pada tahap awal penyakit Parkinson, wajah pasien mungkin menunjukkan lebih sedikit atau tanpa ekspresi.
Baca juga: 10 Gejala Awal Parkinson yang Perlu Diwaspadai
Gejala lainnya, lengan mungkin tidak berayun saat berjalan. Tutur bicara juga mungkin menjadi lembut atau tidak jelas.
Gejala penyakit Parkinson memburuk seiring dengan perkembangan kondisi pengidap dari waktu ke waktu.
Meskipun penyakit Parkinson tidak dapat disembuhkan, obat-obatan dapat secara signifikan memperbaiki gejala yang muncul.
Terkadang dokter menyarankan operasi untuk mengatur daerah tertentu di otak dan memperbaiki gejala.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf tertentu (neuron) di otak secara bertahap rusak atau mati.
Banyak gejala yang disebabkan oleh hilangnya neuron yang menghasilkan kimia pembawa pesan di otak Anda yang disebut dopamin.
Penyebab Parkinson tidak diketahui, tetapi beberapa faktor tampaknya berperan, seperti:
Para peneliti juga mencatat bahwa banyak perubahan pada otak orang-orang dengan Parkinson, meskipun tidak jelas mengapa perubahan ini terjadi.
Perubahan tersebut meliputi:
Baca juga: Mengenal gejala Parkinson dan Cara Mengelolanya
Tanda dan gejala Parkinson bisa berbeda untuk setiap orang. Tanda-tanda awal mungkin ringan dan tidak disadari.
Gejala sering dimulai di satu sisi tubuh dan cenderung akan memburuk di sisi itu, bahkan setelah gejala mempengaruhi kedua sisi.
Gejala utama penyakit Parkinson antara lain:
Movement Disorder Society-Unified Parkinson’s Rating Scale (MDS-UPDRS) merupakan alat utama penyedia layanan kesehatan untuk mengklasifikasikan penyakit ini.
MDS-UPDRS memeriksa empat area berbeda tentang bagaimana penyakit Parkinson dapat memengaruhi seseorang:
Baca juga: Mengenal Gejala Inkonsistensia Urine pada Pasien Parkinson
Diagnosis pada Parkinson cenderung akan melibatkan pemeriksaan fisik dan neurologis yang dilakukan dari waktu ke waktu untuk menilai perubahan refleks, koordinasi, kekuatan otot, dan fungsi mental.
Pasien mungkin perlu menjalani tes pencitraan otak untuk menyingkirkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala.
Tes dapat mencakup pemindaian MRI dan CT Scan serta beberapa jenis pemindaian lainnya.
Selain itu, tes darah juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain.
Faktor risiko untuk penyakit Parkinson meliputi:
Baca juga: Memahami Kaitan Covid-19 dengan Penyakit Parkinson
Perawatan yang mungkin akan dianjurkan kepada pasien dengan Parkinson antara lain:
Penyakit Parkinson sering disertai dengan masalah tambahan yang mungkin dapat diobati, seperti:
Seseorang juga dapat mengalami:
Karena penyebab Parkinson tidak diketahui, cara terbukti untuk mencegah penyakit ini juga masih menjadi misteri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga aerobik secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson.
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kafein lebih jarang terkena penyakit Parkinson daripada mereka yang tidak meminumnya.
Teh hijau juga terkait dengan penurunan risiko terkena Parkinson.
Namun saat ini, belum ada cukup bukti untuk menyarankan minum minuman berkafein untuk melindungi dari Parkinson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.