Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2021, 18:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain menyebabkan demam berdarah, nyamuk Aedes aegypti juga dapat menyebabkan penyakit yang disebut demam kuning.

Demam kuning atau yellow fever merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Penyakit ini disebut dengan demam kuning karena menyebabkan kulit dan mata menjadi berwarna kuning (jaundice).

Baca juga: 7 Penyebab Penyakit Kuning yang Bisa Terjadi

Demam kuning biasanya ditemukan di wilayah Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia.

Penduduk yang tinggal di daerah tersebut dan turis yang mengunjungi daerah tersebut dapat terserang penyakit ini.

Virus penyebab demam kuning dapat menyebabkan masalah jantung, kerusakan hati dan ginjal.

Gejala

Dilansir dari Mayo Clinic, gejala demam kuning terbagi ke dalam tiga fase, yaitu:

  • Fase inkubasi

Fase inkubasi berlangsung selama tiga hingga enam hari pertama setelah terinfeksi. Pada tahap ini, penderita tidak merasakan gejala.

  • Fase akut

Pada fase ini, muncul beberapa gejala berikut:

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Nyeri otot, terutama di punggung dan lutut
  4. Silau terhadap cahaya
  5. Mual dan muntah
  6. Kehilangan nafsu makan
  7. Pusing
  8. Mata, wajah, atau lidah tampak merah

Baca juga: 18 Gejala Penyakit Kuning yang Perlu Dikenali

Dalam beberapa hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang.

  • Fase beracun

Meskipun tanda dan gejala dapat hilang setelah fase akut, tetapi beberapa penderita memasuki fase toksik dengan beberapa gejala berikut:

  1. Kulit dan bagian putih mata (sklera) menguning atau jaundice
  2. Sakit atau nyeri perut
  3. Muntah yang terkadang disertai darah
  4. Urine yang keluar lebih sedikit dari biasanya
  5. Perdarahan dari hidung, mulut, dan mata
  6. Detak jantung melambat
  7. Gagal hati dan ginjal
  8. Penurunan fungsi otak, seperti delirium, kejang, bahkan koma

Penyebab

Merangkum dari Mayo Clinic dan Healthline, demam kuning disebabkan oleh virus jenis Flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk Aedes aegypti membawa virus setelah menggigit manusia atau monyet yang terinfeksi virus jenis Flavivirus.

Virus kemudian memasuki aliran darah nyamuk dan menetap di kelenjar air liur nyamuk.

Ketika nyamuk kembali menggigit monyet atau manusia lain maka virus akan memasuki aliran darah dan menyebabkan penyakit di dalam tubuh manusia atau monyet tersebut.

Meskipun ditularkan melalui gigitan nyamuk, tetapi penyakit ini tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain.

Baca juga: Cara Usir Nyamuk Aedes aegypti Pembawa Virus Demam Berdarah

Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di lingkungan sekitar manusia, seperti lingkungan lembab, bahkan di air bersih.

Faktor risiko

Menurut Mayo Clinic, seseorang lebih berisiko mengalami penyakit ini jika bepergian ke daerah endemik virus penyebab demam kuning, yaitu sub-Sahara Afrika dan Amerika Selatan.

Meskipun tidak ada laporan terbaru mengenai manusia yang terinfeksi pada area tersebut, bukan berarti seseorang yang mengunjungi atau berada di tempat tersebut bebas dari risiko.

Hal ini mungkin terjadi ketika penduduk setempat telah melakukan vaksinasi agar terlindung dari penyakit ini.

Kondisi ini juga dapat terjadi karena kasus demam kuning yang mungkin belum terdeteksi dan dilaporkan secara resmi.

Seseorang yang berencana mengunjungi daerah tersebut disarankan untuk melakukan vaksinasi untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Siapa pun dapat terinfeksi virus penyebab demam kuning, tetapi orang dewasa memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit ini dengan kasus yang parah.

Diagnosis

Menurut Mayo Clinic, terkadang sulit untuk mendiagnosis demam kuning karena gejala yang menyerupai penyakit malaria, tifus, dan demam berdarah.

Dokter mungkin akan melakukan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan dan perjalanan yang dilakukan penderita.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mengetahui keberadaan virus di dalam darah atau mendeteksi antibodi sebagai respon tubuh terhadap virus.

Baca juga: Penyakit Kuning pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Perawatan

Dikutip dari Healthline, tidak ada obat untuk menyembuhkan demam kuning selain sistem imun tubuh penderita sendiri.

Namun, terdapat beberapa penanganan yang dilakukan untuk meredakan dan mengatasi gejala yang timbul, seperti:

  1. Menjaga tekanan darah tetap stabil dengan memberikan infus cairan
  2. Memberikan tambahan oksigen
  3. Melakukan prosedur transfusi darah jika mengalami anemia akibat perdarahan
  4. Melakukan prosedur cuci darah jika mengalami gagal ginjal
  5. Memberikan pengobatan lain, seperti antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri.

Komplikasi

Merangkum Mayo Clinic dan Medline Plus, penyakit ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:

  1. Gagal ginjal
  2. Gagal hati
  3. Delirium
  4. Infeksi bakteri sekunder, seperti pneumonia dan infeksi aliran darah
  5. Gangguan aliran darah, seperti koagulasi intravaskular diseminata atau DIC
  6. Parotitis, yaitu pembengkakan kelenjar air liur (parotis) akibat infeksi virus
  7. Koma
  8. Kematian.

Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Kuning Pada Bayi

Pencegahan

Dikutip dari WebMD, berikut beberapa tindakan untuk mencegah demam kuning.

Pertama, kita bisa lakukan vaksinasi untuk mencegah demam kuning.

Seseorang yang berencana melakukan perjalanan ke luar negeri atau menetap di negara-negara yang berisiko terkena demam kuning dapat melakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit ini.

Satu dosis vaksin demam kuning dapat memberikan perlindungan setidaknya selama 10 tahun.

Terdapat beberapa kategori individu yang perlu mendapat perhatian khusus sebelum melakukan vaksin demam kuning, meliputi:

  1. Memiliki sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS
  2. Mengidap kanker
  3. Memiliki riwayat melakukan kemoterapi atau penggunaan steroid jangka panjang
  4. Memiliki alergi berat terhadap protein telur
  5. Wanita hamil atau menyusui
  6. Berusia di atas 65 tahun
  7. Bayi berusia kurang dari 9 bulan.

Kedua, hindari gigitan nyamuk.

Selain melakukan vaksinasi, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gigitan nyamuk, yaitu:

  1. Gunakan losion antinyamuk atau obat nyamuk yang mengandung bahan, seperti DEET, picaridin, IR3535, atau minyak kayu putih
  2. Gunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang untuk melindungi diri dari gigitan
  3. Gunakan tirai atau kawat nyamuk pada jendela dan pintu, serta kelambu saat tertidur
  4. Hindari berada di luar ruangan pada pagi dan sore hari.

Baca juga: 6 Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com