Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2022, 17:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sel-sel di dalam hati menghasilkan cairan yang disebut empedu yang berperan penting dalam sistem pencernaan dan sistem ekskresi manusia.

Empedu berfungsi untuk memecah lemak agar dapat diserap oleh tubuh dan membantu hati mengeluarkan zat-zat beracun dari dalam tubuh.

Sebelum menjalankan fungsinya, empedu akan disimpan terlebih dahulu dalam kantong empedu.

Baca juga: 3 Cara Mengobati Penyakit Kantung Empedu

Kantong empedu terhubung dengan percabangan saluran yang disebut pohon bilier.

Nantinya, cairan empedu yang disimpan di dalam kantong empedu akan mengalir melalui saluran ini menuju usus kecil untuk membantu mencerna dan menyerap makanan.

Namun, terdapat kondisi di mana saluran empedu tersumbat atau tertutup yang disebut atresia bilier.

Atresia bilier merupakan penyakit hati dan saluran empedu langka yang terjadi pada bayi baru lahir.

Atresia bilier merupakan kelainan kongenital atau cacat lahir yang menyebabkan saluran empedu tersumbat dan mengalami pembengkakan.

Akibatnya, cairan empedu akan menumpuk di hati dan memicu terbentuknya jaringan parut (sirosis), hingga akhirnya menyebabkan gagal hati.

Maka dari itu, atresia bilier merupakan kondisi serius dan berbahaya yang memerlukan penanganan medis segera.

Gejala

Merangkum WebMD dan MedlinePlus, gejala utama dari bayi dengan atresia bilier adalah bagian putih mata (sklera) dan kulit tampak menguning (jaundice).

Penyakit kuning atau jaundice merupakan kondisi yang normal terjadi pada bayi yang baru lahir, tetapi kondisi ini akan hilang dalam dua hingga tiga minggu.

Namun, penyakit kuning yang dialami oleh bayi dengan atresia bilier dapat berlangsung lebih dari tiga minggu.

Baca juga: 5 Penyebab Kolesistitis (Radang Kantung Empedu) yang Perlu Diwaspadai

Berat badan bayi umumnya dapat bertambah secara normal selama satu bulan setelah dilahirkan.

Namun setelah itu, berat badan bayi akan turun dan sukar untuk naik. Penyakit kuning yang dialaminya pun semakin memburuk.

Gejala lain dari atresia bilier, meliputi:

  • Urine berwarna gelap
  • Perut tampak membengkak
  • Feses (tinja) berwarna pucat dan berbau menyengat
  • Perkembangan bayi terlambat
  • Mimisan
  • Gatal-gatal.

Penyebab

Dirangkum dari situs Cincinnati Children's Hospital Medical Center dan Mount Sinai, penyebab atresia bilier masih belum diketahui secara pasti.

Kondisi ini terjadi ketika saluran empedu secara abnormal menyempit, tersumbat, atau tidak terbentuk.

Pada sebagian kasus, atresia bilier terjadi akibat saluran empedu tidak terbentuk dengan sempurna selama masa kehamilan.

Selain itu, atresia bilier juga dapat terjadi akibat kerusakan saluran empedu oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons untuk melawan infeksi virus saat bayi baru lahir.

Baca juga: 10 Gejala Kolesistitis (Radang Kantung Empedu) yang Perlu Diwaspadai

Faktor risiko

Merangkum MedlinePlus dan WebMD, beberapa kondisi berikut diduga dapat memicu atresia bilier:

  • Mutasi (perubahan) gen
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
  • Gangguan perkembangan hati atau saluran empedu saat janin masih berada di dalam kandungan
  • Paparan racun atau zat kimia berbahaya saat ibu sedang hamil
  • Infeksi virus atau bakteri setelah lahir
  • Cedera perinatal, yaitu cedera yang terjadi pada waktu lima bulan sebelum kelahiran atau satu bulan setelah kelahiran
  • Efek samping obat tertentu, seperti carbamazepine yang dikonsumsi selama kehamilan.

Diagnosis

Dirangkum dari situs Stanford Children's Health dan Mount Sinai, diagnosis atresia bilier diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dialami bayi.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba perut bayi guna mendeteksi pembesaran hati.

Selain itu, dokter mungkin memerlukan pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis atresia bilier:

  1. Rontgen perut, untuk mendeteksi adanya pembesaran pada organ hati dan limpa
  2. Ultrasonografi (USG) perut, untuk melihat gambaran organ dalam, seperti hati, kantong empedu, dan saluran empedu
  3. Tes darah, untuk mengukur kadar bilirubin dan mendeteksi adanya infeksi bakteri atau virus dalam aliran darah
  4. Hepatobiliary scintigraphy atau HIDA scan, untuk memeriksa apakah saluran empedu dan kantong empedu berfungsi dengan baik, serta mendeteksi lokasi sumbatan
  5. Biopsi hati, untuk melihat tingkat kerusakan pada hati termasuk sirosis, serta menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan penyakit kuning
  6. Bedah diagnostik dengan laparoskopi, untuk melihat kondisi hati dan saluran empedu menggunakan kamera yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada perut pasien.

Baca juga: 10 Jenis Penyakit Kantung Empedu yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Mengutip Columbia Surgery, tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan atresia bilier. Namun, kelainan ini dapat diatasi dengan metode operasi Kasai dan transplantasi hati.

Berikut penjelasannya:

  • Prosedur Kasai

Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat saluran empedu yang tersumbat dan menggantinya dengan bagian dari usus halus pasien.

Selanjutnya, cairan empedu akan mengalir langsung ke usus kecil.

Meskipun demikian, prosedur ini tidak dianggap sebagai tindakan yang sepenuhnya dapat menyembuhkan atresia bilier.

Hal ini dikarenakan prosedur ini dapat meningkatkan aliran empedu dalam beberapa bulan atau tahun setelah menjalani prosedur Kasai.

Ketika prosedur Kasai gagal maka penderita atresia bilier memerlukan transplantasi hati.

  • Transplantasi hati

Pada prosedur ini dokter akan mengangkat seluruh hati yang rusak dan menggantinya dengan hati donor yang sehat.

Setelah menjalani transplantasi hati, hati yang baru dapat mulai bekerja sebagaimana mestinya dan kesehatan pasien akan membaik.

Baca juga: 7 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Empedu

Komplikasi

Merangkum Cincinnati Children's Hospital Medical Center dan Stanford Children's Health, atresia bilier menyebabkan penderitanya kekurangan nutrisi.

Maka dari itu, penderita atresia bilier memerlukan lebih banyak makanan dan suplemen yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lemak dan vitamin.

Apabila penderita mengalami susah makan, dokter mungkin akan menyarankan pemasangan selang nasogastrik untuk menyuplai makanan dan minuman.

Selain itu, atresia bilier juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  1. Sirosis
    Terbentuknya jaringan parut pada organ hati akibat kerusakan jangka panjang
  2. Hipertensi portal
    Merupakan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah yang membawa darah dari saluran pencernaan, kantong empedu, pankreas, dan limpa ke hati
  3. Asites
    Suatu kondisi abnormal di mana rongga perut terisi oleh cairan yang berlebihan
  4. Hipersplenisme
    Kondisi di mana limpa bekerja secara overaktif atau berlebihan sehingga menghancurkan sel darah dengan cepat
  5. Gagal hati
    Kondisi ketika organ hati tidak dapat berfungsi kembali akibat mengalami kerusakan.

Pencegahan

Menurut MedIndia, atresia bilier bukanlah penyakit yang dapat dicegah. Namun, diagnosis dini dan penanganan segera dapat membantu menyelamatkan nyawa pasien.

Selain itu, orang tua sebaiknya segera melakukan pemeriksaan apabila anak mengalami penyakit kuning hingga lebih dari tiga minggu setelah kelahiran.

Baca juga: Kenali Sakit Perut Sebelah Kanan Tanda Penyakit Kantong Empedu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau