KOMPAS.com - Sel-sel di dalam hati menghasilkan cairan yang disebut empedu yang berperan penting dalam sistem pencernaan dan sistem ekskresi manusia.
Empedu berfungsi untuk memecah lemak agar dapat diserap oleh tubuh dan membantu hati mengeluarkan zat-zat beracun dari dalam tubuh.
Sebelum menjalankan fungsinya, empedu akan disimpan terlebih dahulu dalam kantong empedu.
Baca juga: 3 Cara Mengobati Penyakit Kantung Empedu
Kantong empedu terhubung dengan percabangan saluran yang disebut pohon bilier.
Nantinya, cairan empedu yang disimpan di dalam kantong empedu akan mengalir melalui saluran ini menuju usus kecil untuk membantu mencerna dan menyerap makanan.
Namun, terdapat kondisi di mana saluran empedu tersumbat atau tertutup yang disebut atresia bilier.
Atresia bilier merupakan penyakit hati dan saluran empedu langka yang terjadi pada bayi baru lahir.
Atresia bilier merupakan kelainan kongenital atau cacat lahir yang menyebabkan saluran empedu tersumbat dan mengalami pembengkakan.
Akibatnya, cairan empedu akan menumpuk di hati dan memicu terbentuknya jaringan parut (sirosis), hingga akhirnya menyebabkan gagal hati.
Maka dari itu, atresia bilier merupakan kondisi serius dan berbahaya yang memerlukan penanganan medis segera.
Merangkum WebMD dan MedlinePlus, gejala utama dari bayi dengan atresia bilier adalah bagian putih mata (sklera) dan kulit tampak menguning (jaundice).
Penyakit kuning atau jaundice merupakan kondisi yang normal terjadi pada bayi yang baru lahir, tetapi kondisi ini akan hilang dalam dua hingga tiga minggu.
Namun, penyakit kuning yang dialami oleh bayi dengan atresia bilier dapat berlangsung lebih dari tiga minggu.
Baca juga: 5 Penyebab Kolesistitis (Radang Kantung Empedu) yang Perlu Diwaspadai
Berat badan bayi umumnya dapat bertambah secara normal selama satu bulan setelah dilahirkan.
Namun setelah itu, berat badan bayi akan turun dan sukar untuk naik. Penyakit kuning yang dialaminya pun semakin memburuk.
Gejala lain dari atresia bilier, meliputi:
Dirangkum dari situs Cincinnati Children's Hospital Medical Center dan Mount Sinai, penyebab atresia bilier masih belum diketahui secara pasti.
Kondisi ini terjadi ketika saluran empedu secara abnormal menyempit, tersumbat, atau tidak terbentuk.
Pada sebagian kasus, atresia bilier terjadi akibat saluran empedu tidak terbentuk dengan sempurna selama masa kehamilan.
Selain itu, atresia bilier juga dapat terjadi akibat kerusakan saluran empedu oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons untuk melawan infeksi virus saat bayi baru lahir.
Baca juga: 10 Gejala Kolesistitis (Radang Kantung Empedu) yang Perlu Diwaspadai
Merangkum MedlinePlus dan WebMD, beberapa kondisi berikut diduga dapat memicu atresia bilier:
Dirangkum dari situs Stanford Children's Health dan Mount Sinai, diagnosis atresia bilier diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dialami bayi.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba perut bayi guna mendeteksi pembesaran hati.
Selain itu, dokter mungkin memerlukan pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis atresia bilier:
Baca juga: 10 Jenis Penyakit Kantung Empedu yang Perlu Diwaspadai
Mengutip Columbia Surgery, tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan atresia bilier. Namun, kelainan ini dapat diatasi dengan metode operasi Kasai dan transplantasi hati.
Berikut penjelasannya:
Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat saluran empedu yang tersumbat dan menggantinya dengan bagian dari usus halus pasien.
Selanjutnya, cairan empedu akan mengalir langsung ke usus kecil.
Meskipun demikian, prosedur ini tidak dianggap sebagai tindakan yang sepenuhnya dapat menyembuhkan atresia bilier.
Hal ini dikarenakan prosedur ini dapat meningkatkan aliran empedu dalam beberapa bulan atau tahun setelah menjalani prosedur Kasai.
Ketika prosedur Kasai gagal maka penderita atresia bilier memerlukan transplantasi hati.
Pada prosedur ini dokter akan mengangkat seluruh hati yang rusak dan menggantinya dengan hati donor yang sehat.
Setelah menjalani transplantasi hati, hati yang baru dapat mulai bekerja sebagaimana mestinya dan kesehatan pasien akan membaik.
Baca juga: 7 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Empedu
Merangkum Cincinnati Children's Hospital Medical Center dan Stanford Children's Health, atresia bilier menyebabkan penderitanya kekurangan nutrisi.
Maka dari itu, penderita atresia bilier memerlukan lebih banyak makanan dan suplemen yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lemak dan vitamin.
Apabila penderita mengalami susah makan, dokter mungkin akan menyarankan pemasangan selang nasogastrik untuk menyuplai makanan dan minuman.
Selain itu, atresia bilier juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Menurut MedIndia, atresia bilier bukanlah penyakit yang dapat dicegah. Namun, diagnosis dini dan penanganan segera dapat membantu menyelamatkan nyawa pasien.
Selain itu, orang tua sebaiknya segera melakukan pemeriksaan apabila anak mengalami penyakit kuning hingga lebih dari tiga minggu setelah kelahiran.
Baca juga: Kenali Sakit Perut Sebelah Kanan Tanda Penyakit Kantong Empedu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.