Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit Alzheimer merupakan bentuk progresif dari demensia.

Demensia merupakan istilah yang mencakup sekumpulan kondisi akibat cedera otak atau penyakit yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan tingkah laku.

Alzheimer dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 8 Gejala Alzheimer yang Kerap Diabaikan

Penyebab

Belum diketahui penyebab yang pasti dari penyakit Alzheimer. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang dalam mengalami penyakit ini:

  • orang usia lanjut
  • riwayat medis keluarga dengan Alzheimer
  • depresi yang tidak ditangani, meskipun depresi juga menjadi salah satu gejala dari Alzheimer
  • gaya hidup dan kondisi yang diasosiasikan dengan penyakit jantung

Melansir mayoclinic, kurang dari 1 persen kasus Alzheimer disebabkan oleh perubahan genetik spesifik yang menyebabkan seseorang mengalami kondisi ini.

Kasusnya lebih langka. Namun, perubahan genetik tersebut dapat mengakibatkan berkembangnya Alzheimer pada usia paruh baya.

Kerusakan paling sering dimulai di wilayah otak yang mengontrol memori, tetapi prosesnya dapat bermula bertahun-tahun sebelum gejala pertama timbul.

Hilangnya neuron menyebar dalam pola yang dapat diprediksi ke daerah lain di otak. Pada tahap akhir penyakit, otak telah menyusut secara signifikan.

Gejala

Kehilangan memori adalah gejala utama pada penyakit Alzheimer, seperti kesulitan mengingat peristiwa atau percakapan yang baru saja terjadi.

Seiring dengan berkembangnya penyakit, gangguan memori akan memburuk dan gejala lain bertambah.

Baca juga: Alzheimer: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasi

Gangguan pada otak yang timbul akibat Alzheimer dapat berkaitan dengan hal di bawah ini.

Memori

Penderita Alzheimer memiliki ingatan yang buruk. Hal ini dapat memengaruhi kualitas penderitanya di kehidupan sehari-hari.

Penderita Alzheimer mungkin:

  • memulai pertanyaan dan pernyataan secara berulang-ulang
  • melupakan percakapan atau janji temu
  • sering salah menaruh barang, menempatkannya di lokasi yang kurang logis
  • tersesat di tempat yang sudah dikenal
  • lupa nama anggota keluarga dan benda sehari-hari
  • mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk mengidentifikasi objek, mengungkapkan pikiran, atau berpartisipasi dalam percakapan

Pola pikir dan nalar

Penyakit Alzheimer menyebabkan penderitanya sulit berkonsentrasi dan berpikir, khususnya terhadap konsep abstrak seperti angka.

Penderita Alzheimer akan kesulitan melakukan:

  • mengerjakan beberapa hal sekaligus (multitasking)
  • mengelola keuangan
  • membayar tagihan tepat waktu

Penderita Alzheimer juga memiliki kemungkinan tidak dapat mengenali dan menangani angka.

Baca juga: Beda Gejala Demensia dan Alzheimer, Serupa tapi Tak Sama

Membuat penilaian dan keputusan

Alzheimer dapat menyebabkan penurunan kemampuan membuat keputusan dan penilaian yang masuk akal dalam situasi sehari-hari, seperti:

  • mengenakan pakaian yang kurang sesuai
  • sulit merespons masalah sehari-hari
  • mengambil keputusan dalam interaksi sosial

Merencanakan atau mengerjakan rutinitas

Rutinitas yang membutuhkan langkah-langkah seperti memasak atau memainkan permainan kesukaan akan menjadi sebuah kesulitan bagi penderita Alzheimer.

Orang yang menderita Alzheimer juga mungkin lupa melakukan tugas-tugas dasar seperti berpakaian dan mandi.

Beberapa gejala lain yang dapat timbul setelah kondisi semakin parah, yaitu:

  • kesulitan bepergian dan merawat diri tanpa bantuan
  • perubahan kepribdian, menjadi lebih agresif, menuntut, dan curiga terhadap orang lain
  • halusinasi dan delusi
  • suasana hati atau kecemasan yang rendah

Diagnosis

Satu-satunya cara untuk mendiagnosis Alzheimer adalah dengan memeriksa jaringan otak yang telah mati.

Namun, dokter juga dapat menggunakan pemeriksaan dan tes lain untuk mengevaluasi kemampuan mental, mendiagnosis demensia, dan mengesampingkan kondisi lain.

Baca juga: Anda Susah Tidur? Segera Atasi Agar Bebas Penyakit Alzheimer

Pertanyaan yang mungkin diajukan:

  • gejala
  • riwayat kesehatan keluarga
  • kondisi kesehatan saat ini atau masa lalu
  • obat saat ini atau masa lalu
  • diet, asupan alkohol, atau kebiasaan hidup lainnya

Lalu, tes yang mungkin akan dilakukan adalah:

  • Pemeriksaan fisik dan neurologis seperti refleks, kekuatan otot, keseimbagnan dan koordinasi, serta penglihatan dan pendengaran
  • MRI atau CT Scan untuk melihat visualisasi otak secara melintang. Digunakan untuk menghapus kemungkinan tumor, stroke, atau cedera kepala lainnya

Komplikasi

Penderita Alzheimer mungkin dapat mengalami kesulitan dalam:

  • mengekspresikan rasa sakit
  • menjelaskan gejala penyakit lain yang dirasakan
  • mengikuti rencana perawatan yang ditentukan
  • menjelaskan efek samping obat

Sementara itu, saat Alzheimer berkembang ke tahap terakir, perubahan otak dapat mulai memengaruhi fungsi fisik, seperti menelan, kordinasi, serta kontrol usus dan kandung kemih.

Masalah lain yang mungkin timbul, meliputi:

  • menghirup makanan atau cairan ke dalam paru-paru (aspirasi)
  • flu, pneumonia, dan infeksi lainnya
  • jatuh
  • fraktur
  • luka baring
  • malnutrisi atau dehidrasi
  • sembelit atau diare
  • masalah mulut seperti sariawan atau kerusakan gigi

Baca juga: 10 Tanda Awal Demensia yang Harus Diwaspadai

Perawatan

Belum ditemukan obat untuk mengobati penyakit Alzheimer.

Dokter akan memfokuskan perawatan untuk meredakan gejala dan memperlambat progres penyakit semaksimal mungkin.

Beberapa obat-obat yang mungkin diresepkan untuk meredakan gejala dapat berupa donepezil atau rivastigmine.

Obat tersebut dapat menjaga level tinggi asetilkolin pada otak, jenis neurotransmiter yang dapat memperbaiki kemampuan mengingat.

Dalam kasus Alzheimer yang tingkatannya menengah hingga parah, dokter mungkin akan memberikan donepezil atau memantine.

Memantine dapat menghambat efek jumlah glutamat yang terlalu banyak pada otak.

Glutamat merupakan zat kimia otak yang diproduksi lebih banyak pada penderita Alzheimer dan merusak sel-sel otak.

Beberapa perawatan lain yang dapat dilakukan untuk menjaga penderita Alzheimer, antara lain:

  • fokus pada tugas
  • batasi kebingungan
  • hindari konfrontasi
  • pastikan dapat istirahat cukup
  • tetap tenang

Baca juga: Sering Berpikir Negatif Tingkatkan Risiko Demensia, Kok Bisa?

Pencegahan

Sama seperti belum adanya obat untuk Alzheimer, belum diketahui secara pasti apa yang dapat menyebabkan penyakit ini.

Namun, peneliti menekankan agar menjalani gaya hidup sehat, seperti:

  • berhenti merokok
  • rajin berolahraga
  • makan banyak sayur
  • konsumsi antioksidan
  • jaga hubungan sosial yang aktif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau