KOMPAS.com - Sistem peredaran darah manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh.
Sistem peredaran darah atau yang juga disebut sebagai sistem kardiovaskular memiliki tugas untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.
Maka dari itu, sistem peredaran yang terganggu akibat permasalahan pada pembuluh darah dapat menyebabkan penyakit, salah satunya adalah iskemia.
Baca juga: 7 Penyebab Plak Bisa Terbentuk di Pembuluh Darah
Iskemia merupakan kondisi yang menyebabkan kurangnya aliran darah pada jaringan atau organ tubuh tertentu akibat permasalahan pada pembuluh darah.
Iskemia menyebabkan jaringan atau organ tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi karena kurangnya pasokan darah sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Iskemia dapat terjadi pada bagian mana pun dari tubuh, seperti jantung, otak, usus, dan tungkai kaki.
Kondisi ini dapat memunculkan penyakit kardiovaskular yang membahayakan nyawa, seperti serangan jantung dan stroke.
Maka dari itu, iskemia harus segera ditangani untuk mencegah kematian sel karena kurangnya oksigen dan nutrisi pada jaringan atau organ tubuh yang terkena.
Dirangkum dari Healthgrades dan eMedicineHealth, iskemia dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala atau disebut silent ischemia.
Namun, gejala yang muncul dapat bervariasi karena bergantung pada lokasi yang terkena, seperti:
Baca juga: 8 Gejala Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai
Baca juga: Gangguan Pembuluh Darah Juga Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi
Dikutip dari WebMD, iskemia paling sering disebabkan oleh aterosklerosis, di mana plak, yaitu zat keras dan lengket yang sebagian besar terbentuk dari lemak menumpuk pada arteri.
Seiring waktu, penumpukan plak akan menghambat aliran darah dan menyebabkan arteri mengeras dan menyempit. Kondisi inilah yang disebut aterosklerosis.
Selain aterosklerosis, iskemia juga dapat terjadi karena bekuan darah yang terbentuk dari pecahan plak yang dapat menghentikan aliran darah secara tiba-tiba.
Merangkum Healthgrades dan eMedicineHealth, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya iskemia, yakni:
Baca juga: 12 Penyebab Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai
Merangkum Hopkins Medicine dan Healthgrades, pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis iskemia akan disesuaikan dengan lokasi terjadinya iskemia.
Apabila lokasi iskemia masih belum diketahui secara spesifik dokter akan melakukan pemeriksaan umum, seperti:
Namun, jika lokasi iskemia telah diketahui maka pemeriksaan yang dapat dilakukan, di antaranya:
Baca juga: Arteriosklerosis
Dirangkum dari Hopkins Medicine dan Healthgrades, penanganan iskemia bergantung pada penyebab iskemia.
Iskemia yang disebabkan karena adanya sumbatan pada aliran darah maka dokter akan menangani kondisi tersebut agar darah dapat mengalir kembali dengan lancar.
Dokter mungkin akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit akibat iskemia dan obat antikoagulan untuk mencegah terbentuknya atau membesarnya penggumpalan darah.
Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan atau mengangkat gumpalan plak yang menghambat aliran darah.
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan pembedahan untuk mengatasi pembuluh darah yang tersumbat sehingga organ tubuh kembali mendapatkan oksigen dan nutrisi.
Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena
Menurut Healthgrades, terdapat sejumlah komplikasi yang dapat terjadi akibat iskemia, seperti:
Dikutip dari WebMD, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena iskemia, yaitu:
Baca juga: 7 Gejala Pembekuan Darah di Otak yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.