KOMPAS.com - Gangguan penyimpanan lisosom (LSD; Lysosomal Storage Disorders) merupakan penyakit metabolisme bawaan yang ditandai dengan adanya penumpukan bahan beracun yang abnormal dalam sel tubuh akibat kekurangan enzim.
Terdapat hampir 50 jenis gangguan secara keseluruhan dan dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, seperti kerangka, otak, kulit, jantung, dan sistem saraf pusat.
Lisosom merupakan struktur dalam sel tubuh yang memecah zat seperti protein, karbohidrat, dan bagian sel tua supaya tubuh dapat mendaur ulangnya.
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Enzim Pencernaan Alami
Penderita LSD tidak memiliki enzim yang dapat mempercepat reaksi dalam tubuh. Akibatnya, lisosom tidak dapat memecah zat-zat tersebut.
Berbagai zat tersebut kemudian menumpuk di dalam sel dan menjadi racun, merusak sel dan organ dalam tubuh.
Melansir NHS, masih ada gangguan penyimpanan lisosom baru yang terus teridentifikasi. Dari setiap 7.000 bayi yang lahir, terdapat 1 yang memiliki gangguan ini.
Berikut beberapa jenis umum gangguan penyimpanan lisosom. Tiap gangguannya memengaruhi enzim yang berbeda dan gejalanya masing-masing.
Penyakit Fabry
Penyakit ini memengaruhi kemampuan tubuh memproduksi enzim alpha-galactosidase A. Enzim ini memecah zat lemak yang disebut globotriaosylceramid e.
Tanpa enzim ini, lemak akan menumpuk di dalam sel dan merusaknya.
Gejala yang dapat timbul adalah sebagai berikut.
Baca juga: 6 Penyebab Nyeri dan Pembengkakan Tiba-tiba di Sendi Jari
Penyakit Gaucher
Penyakit ini disebabkan oleh ketidakhadirannya enzim glucocerebrosidase (GBA). Enzim ini memecah lemak yang disebut glukoserebrosida.
Tanpa GBA, lemak dapat menumpuk di limpa, hati, dan sumsum tulang.
Terdapat tiga jenis penyakit Gaucher dengan gejala yang berbeda.
Secara umum, gejalanya meliputi hal berikut.
Baca juga: Limpa Bengkak: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Penyakit Krabbe
Penyakit Krabbe memengaruhi sistem saraf yang disebabkan kurangnya enzim galactosylceramidase.
Enzim tersebut membantu membuat dan memelihara lapisan mielin (pelindung di sekitar sel saraf yang membantu interaksi saraf).
Gejala akan timbul beberapa bulan setelah kelahiran dan meliputi hal di bawah ini.
Leukodistrofi metakromatik (MLD)
Seseorang dapat terkena MLD jika tidak memiliki enzim arisulfatase A. Enzim ini memecah sekelompok lemak yang disebut sulfatida.
Tanpa enzim ini, lemak akan menumpuk di materi putih (bagian otak yang mengandung serabut saraf).
Mereka akan menghancurkan lapisan mielin yang mengelilingi dan melindungi sel-sel saraf.
MLD datang dalam berbagai bentuk dan dapat menimbulkan gejala berikut.
Baca juga: Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyakit Langka?
Mucoploysaccharidosis (MPS)
Sekelompok penyakit ini memengaruhi enzim yang memecah karbohidrat tertentu.
Akibatnya, karbohidrat tidak diuraikan dan dapat menumpuk di banyak organ yang berbeda.
Gejala MPS memengaruhi banyak bagian tubuh dan meliputi hal berikut.
Penyakit Niemann-Pick
Penyakit ini berbentuk kelompok. Bentuk paling umum adalah tipe A, B,dan C.
Baca juga: Apa Itu Penyakit Langka? Orang Tua Perlu Tahu
Akibatnya, kolestrol menumpuk di hati dan limpa. Sementara lemak lain dapat menumpuk di otak.
Gejalanya adalah sebagai berikut.
Penyakit Pompe
Penyakit ini diakibatkan oleh enzim alpha-glucosidase (GAA). Enzim ini memecah glikogen gula menjadi glukosa.
Tanpa GAA, glikogen menumpuk di sel otot dan sel lain. Gejala dapat meliputi hal di bawah ini.
Penyakit Tay-Sachs
Penyakit ini dapat timbul akibat kurangnya enzim hexosaminidase A (Hex-A). Enzim ini memecah zat lemak yang disebut GM2 gangliosida dalam sel-sel otak.
Tanpa enzim tersebut, lemak menumpuk di sel saraf dan merusaknya.
Baca juga: 31 Penyakit Langka yang Telah Didiagnosis dan Ditangani di Indonesia
Bayi dengan Tay-Sachs dapat tumbuh normal selama beberapa bulan pertama kehidupannya, sebelum perkembangannya melambat.
Penderita Tay-Sachs akan kehilangan kendali atas otot mereka, sehingga sulit untuk duduk, merangkak, dan berjalan.
Gejala lain termasuk hal di bawah ini.
Sebagian besar LSD bersifat genetik. Biasanya, seorang anak harus mewarisi gen yang salah dari kedua orang tuanya.
Jika anak tersebut hanya membawa gen salah hanya dari salah satu orang tuanya, mereka akan menjadi pembawa tanpa menunjukkan gejala (carrier).
Melansir webmd, gen yang rusak memengaruhi bagaimana tubuh membuat enzim yang dapat memecah bahan di dalam sel.
Selama masa kehamilan, dokter dapat melakukan tes jika ada gangguan pada janin.
Jika ada gejala timbul pada anak, dokter akan melakukan tes darah untuk mencari enzim yang hilang.
Baca juga: Kondisi pada Anak yang Bisa Dicurigai sebagai Gejala Penyakit Langka
Tes lain yang mungkin dilakukan:
Tidak ada obat khusus untuk mengobati LSD. Namun, terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu.
Selain itu juga terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu meredakan gejala yang timbul, seperti:
Terdapat dua kelompok komplikasi pada LSD: komplikasi yang terjadi pada jenis LSD tertentu dan komplikasi akibat penanganan.
Baca juga: Mengenal Rhabdomyosarcoma, Kanker Langka yang Sering Menyerang Otot
Sistem Saraf
Kardiovaskular
Pernapasan
Baca juga: Mengenal Sindrom William, Penyakit Langka yang Belum Ada Obatnya
Gastrointestinal
Muskuloskeletal
Hematologi
Mata
THT
Komplikasi juga meliputi efek samping dari berbagai obat yang digunakan untuk pengobatan, seperti obat penenang, antiepilepsi, antipsikotik, dan interaksi obat lainnya.
Baca juga: Ahli Kesehatan Ungkap Berbagai Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal
Sementara itu, komplikasi sekunder akibat penanganan dapat meliputi beberapa hal berikut:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.