Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan penyimpanan lisosom (LSD; Lysosomal Storage Disorders) merupakan penyakit metabolisme bawaan yang ditandai dengan adanya penumpukan bahan beracun yang abnormal dalam sel tubuh akibat kekurangan enzim.

Terdapat hampir 50 jenis gangguan secara keseluruhan dan dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, seperti kerangka, otak, kulit, jantung, dan sistem saraf pusat.

Lisosom merupakan struktur dalam sel tubuh yang memecah zat seperti protein, karbohidrat, dan bagian sel tua supaya tubuh dapat mendaur ulangnya.

Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Enzim Pencernaan Alami

Penderita LSD tidak memiliki enzim yang dapat mempercepat reaksi dalam tubuh. Akibatnya, lisosom tidak dapat memecah zat-zat tersebut.

Berbagai zat tersebut kemudian menumpuk di dalam sel dan menjadi racun, merusak sel dan organ dalam tubuh.

Melansir NHS, masih ada gangguan penyimpanan lisosom baru yang terus teridentifikasi. Dari setiap 7.000 bayi yang lahir, terdapat 1 yang memiliki gangguan ini.

Jenis

Berikut beberapa jenis umum gangguan penyimpanan lisosom. Tiap gangguannya memengaruhi enzim yang berbeda dan gejalanya masing-masing.

Penyakit Fabry

Penyakit ini memengaruhi kemampuan tubuh memproduksi enzim alpha-galactosidase A. Enzim ini memecah zat lemak yang disebut globotriaosylceramid e.

Tanpa enzim ini, lemak akan menumpuk di dalam sel dan merusaknya.

Gejala yang dapat timbul adalah sebagai berikut.

Baca juga: 6 Penyebab Nyeri dan Pembengkakan Tiba-tiba di Sendi Jari

  • Nyeri, mati rasa, kesemutan, atau terbakar di tangan dan kaki
  • Pegal-pegal
  • Demam
  • Kelelahan
  • Luka kulit merah atau ungu
  • Kesulitan berkeringat
  • Pembengkakan di tungkai bawah, pergelangan kaki, dan kaki
  • Kekeruhan kornea (selaput bening di bagian depan mata)
  • Diare, sembelit, atau keduanya
  • Kesulitan bernapas
  • Telinga berdenging dan gangguan pendengaran
  • Pusing
  • Irama jantung yang tidak normal, serangan jantung, dan stroke

Penyakit Gaucher

Penyakit ini disebabkan oleh ketidakhadirannya enzim glucocerebrosidase (GBA). Enzim ini memecah lemak yang disebut glukoserebrosida.

Tanpa GBA, lemak dapat menumpuk di limpa, hati, dan sumsum tulang.

Terdapat tiga jenis penyakit Gaucher dengan gejala yang berbeda.

Secara umum, gejalanya meliputi hal berikut.

  • Anemia (jumlah sel darah merah rendah)
  • Pembesaran limpa dan hati
  • Mudah berdarah dan memar
  • Kelelahan
  • Sakit dan patah tulang
  • Nyeri sendi
  • Masalah mata
  • Kejang

Baca juga: Limpa Bengkak: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi

Penyakit Krabbe

Penyakit Krabbe memengaruhi sistem saraf yang disebabkan kurangnya enzim galactosylceramidase.

Enzim tersebut membantu membuat dan memelihara lapisan mielin (pelindung di sekitar sel saraf yang membantu interaksi saraf).

Gejala akan timbul beberapa bulan setelah kelahiran dan meliputi hal di bawah ini.

  • Kelemahan otot
  • Anggota badan kaku
  • Kesulitan berjalan
  • Gangguan pengelihatan dan pendengaran
  • Kejang otot
  • Kejang

Leukodistrofi metakromatik (MLD)

Seseorang dapat terkena MLD jika tidak memiliki enzim arisulfatase A. Enzim ini memecah sekelompok lemak yang disebut sulfatida.

Tanpa enzim ini, lemak akan menumpuk di materi putih (bagian otak yang mengandung serabut saraf).

Mereka akan menghancurkan lapisan mielin yang mengelilingi dan melindungi sel-sel saraf.

MLD datang dalam berbagai bentuk dan dapat menimbulkan gejala berikut.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyakit Langka?

  • Hilangnya rasa di tangan dan kaki
  • Kejang
  • Kesulitan berjalan dan berbicara
  • Gangguan penglihatan dan pendengaran

Mucoploysaccharidosis (MPS)

Sekelompok penyakit ini memengaruhi enzim yang memecah karbohidrat tertentu.

Akibatnya, karbohidrat tidak diuraikan dan dapat menumpuk di banyak organ yang berbeda.

Gejala MPS memengaruhi banyak bagian tubuh dan meliputi hal berikut.

  • Tubuh pendek
  • Sendi kaku
  • Kesulitan bicara dan mendengar
  • Hidung meler
  • Masalah belajar
  • Masalah jantung
  • Masalah sendi
  • Kesulitan bernapas
  • Depresi

Penyakit Niemann-Pick

Penyakit ini berbentuk kelompok. Bentuk paling umum adalah tipe A, B,dan C.

  • Pada tipe A dan B, tubuh kekurangan enzim yang disebut acid sphingomyelinase (ASM). Enzim ini memecah zat lemak yang terdapat dalam setiap sel, sphingomyelin.
  • Pada tipe C, tubuh tidak dapat memecah kolestrol dan lemak dalam sel.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Langka? Orang Tua Perlu Tahu

Akibatnya, kolestrol menumpuk di hati dan limpa. Sementara lemak lain dapat menumpuk di otak.

Gejalanya adalah sebagai berikut.

  • Pembesaran hati dan limpa
  • Kesulitan menggerakkan mata ke atas dan bawah
  • Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
  • Perkembangan lambat
  • Masalah pernapasan
  • Penyakit jantung

Penyakit Pompe

Penyakit ini diakibatkan oleh enzim alpha-glucosidase (GAA). Enzim ini memecah glikogen gula menjadi glukosa.

Tanpa GAA, glikogen menumpuk di sel otot dan sel lain. Gejala dapat meliputi hal di bawah ini.

  • Kelemahan otot yang parah
  • Tonus otot buruk
  • Kurangnya pertumbuhan dan penambahan berat badan pada bayi
  • Pembesaran jantung, hati, atau lidah

Penyakit Tay-Sachs

Penyakit ini dapat timbul akibat kurangnya enzim hexosaminidase A (Hex-A). Enzim ini memecah zat lemak yang disebut GM2 gangliosida dalam sel-sel otak.

Tanpa enzim tersebut, lemak menumpuk di sel saraf dan merusaknya.

Baca juga: 31 Penyakit Langka yang Telah Didiagnosis dan Ditangani di Indonesia

Bayi dengan Tay-Sachs dapat tumbuh normal selama beberapa bulan pertama kehidupannya, sebelum perkembangannya melambat.

Penderita Tay-Sachs akan kehilangan kendali atas otot mereka, sehingga sulit untuk duduk, merangkak, dan berjalan.

Gejala lain termasuk hal di bawah ini.

  • Bintik merah di belakang mata
  • Gangguan pengelihatan dan pendengaran
  • Kejang

Penyebab

Sebagian besar LSD bersifat genetik. Biasanya, seorang anak harus mewarisi gen yang salah dari kedua orang tuanya.

Jika anak tersebut hanya membawa gen salah hanya dari salah satu orang tuanya, mereka akan menjadi pembawa tanpa menunjukkan gejala (carrier).

Melansir webmd, gen yang rusak memengaruhi bagaimana tubuh membuat enzim yang dapat memecah bahan di dalam sel.

Diagnosis

Selama masa kehamilan, dokter dapat melakukan tes jika ada gangguan pada janin.

Jika ada gejala timbul pada anak, dokter akan melakukan tes darah untuk mencari enzim yang hilang.

Baca juga: Kondisi pada Anak yang Bisa Dicurigai sebagai Gejala Penyakit Langka

Tes lain yang mungkin dilakukan:

  • X-ray
  • MRI
  • Ekokardiogram (EKG)
  • Audiometri
  • Tes fungsi paru-paru
  • Hemogram untuk mengetahui fungsi hati dan ginjal

Perawatan

Tidak ada obat khusus untuk mengobati LSD. Namun, terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu.

  • Terapi penggantian enzim. Terapi ini dapat memberikan enzim yang hilang melalui pembuluh vena (IV).
  • Terapi reduksi substrat untuk mengurangi zat yang menumpuk dalam sel. Misalnya, obat miglustat dapat mengobati salah satu bentuk penyakit Gaucher.
  • Transplantasi sel induk yang dapat membantu tubuh memproduksi enzim yang hilang.

Selain itu juga terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu meredakan gejala yang timbul, seperti:

  • obat-obatan
  • operasi
  • terapi fisik
  • dialisis (menghilangkan zat beracun dalam tubuh)

Komplikasi

Terdapat dua kelompok komplikasi pada LSD: komplikasi yang terjadi pada jenis LSD tertentu dan komplikasi akibat penanganan.

Baca juga: Mengenal Rhabdomyosarcoma, Kanker Langka yang Sering Menyerang Otot

Sistem Saraf

  • Kejang
  • Hidrosefalus
  • Gangguan pergerakan
  • Cacat intelektual
  • Psikosis
  • Neuropati perifer
  • Sindrom terowongan karpal
  • Kompresi sumsum tulang belakang

Kardiovaskular

  • Kardiomiopati hipertrofik dan dilatasi
  • Aritmia
  • Gagal jantung kongestif
  • Hipertensi
  • Penyakit katup jantung
  • Vaskulopati

Pernapasan

  • Infiltrasi dan kerusakan paru-paru
  • Sleep apnea
  • Gagal napas
  • Kifoskoliosis

Baca juga: Mengenal Sindrom William, Penyakit Langka yang Belum Ada Obatnya

Gastrointestinal

  • Splenomegali dan hipersplenisme
  • Kesulitan menelan
  • Peningkatan kerentanan terhadap hepatitis C

Muskuloskeletal

  • Lesi tulang
  • Fraktur
  • Deformitas
  • Kontraktur sendi
  • Instabilitas antlantoaksial
  • Kifoskoliosis

Hematologi

  • Pansitopenia

Mata

  • Kornea keruh
  • Degenerasi retina yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan

THT

  • Pembesaran adenoid, tonsil, dan efek klinisnya
  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Disfungsi tuba esutachius
  • Gangguan pendengaran campuran

Komplikasi juga meliputi efek samping dari berbagai obat yang digunakan untuk pengobatan, seperti obat penenang, antiepilepsi, antipsikotik, dan interaksi obat lainnya.

Baca juga: Ahli Kesehatan Ungkap Berbagai Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal

Sementara itu, komplikasi sekunder akibat penanganan dapat meliputi beberapa hal berikut:

  • Reaksi alergi ringan, sedang, dan berat akibat infus atau obat.
  • Anafilaksis klasik (reaksi alergi berat) dan reaksi anafilaktoid
  • Terapi imunomodulator
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau